Chapter 6 : Permintaan Maaf

421 89 16
                                    

Happy reading, Guys.



"Dyra." panggil Yeri.

"Kenapa, Yer?"

Dyra hanya menanggapinya singkat karena masih berkutat dengan bahan laporan anggaran di form excel. Awal bulan seperti ini, divisi nya selalu kebagian porsi tugas yang cukup banyak.

Misalnya saja saat ini, ia membuat dan menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran perusahaan di awal bulan. Belum lagi tiap akhir bulan ia harus menyortir pemasukan dan pengeluaran apakah sudah balance atau belum.

"Pinjem hp lo dong." pinta Yeri.

"Mau ngapain emang?"

Kini Dyra melihat ke arah Yeri yang mengulurkan tangan kepadanya.

"Mau install aplikasi dating."

Dyra tidak salah dengar, 'kan?

"Buat apaan emang?"

Alis Dyra sedikit tertukik, ia bingung.

"Buat lo, ntar gue aja yang main. Gue cariin deh yang ganteng, pinter, baik, dan mapan. Lo tinggal duduk manis aja." jelasnya.

Sumpah Dyra heran dengan jalan pikiran teman-temannya ini. Sebegitu tidak lakunya kah dirinya sampai mereka menjodohkan dirinya lewat aplikasi itu. Oke, kalau kemarin ia dikenalkan dengan Mark dengan dalih cocok dan jadi pasangan, ia masih memaklumi. Namun, justru mereka berdua malah menjadi partner.

Nah, kalau sampai ikut blind date dengan aplikasi, yang mana misalkan ia match dengan cowok, apakah data cowok yang terdapat di aplikasi itu benar adanya? Bisa saja dipalsukan atau dilebih-lebih kan ya.

"Emang gue se-desperate itu ya?" tanya balik Dyra.

"Hm, maybe, nggak juga sih. Tapi gue dan temen-temen lain kasian ajaa sih, kita semua dah ada cowo dan tinggal lo doang."

Alasan itu lagi, itu lagi. Dyra ingin sekali menolak, tetapi susah sekali menolak tawaran orang lain. Apalagi itu temannya sendiri.


Krystal tiba-tiba lewat dan akan masuk ke ruangan rapat.

"Mbak Krystal juga belum tuh." sahut Dyra.

Merasa disebut, Krystal menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Dyra dan Yeri.

"Ada apa kok nama gue disebut-sebut?"

Yeri mendadak kaku, "Eh enggak, Mbak."

"Itu si Yeri tanyain mbak Krystal udah ada pacar belum. Gitu kan, Yer?" sahut Dyra.

Yeri langsung menatap tajam kepadanya.

"Mm ... nggak apa. Mbak Krystal lanjut aja, hehehe."

Kemudian, Krystal berlalu masuk kedalam ruangan rapat.


*******


Di sinilah Dyra berada sekarang. Berdiri di depan restoran yang terletak di dalam salah satu Mall Jakarta. Sebelum tiba, ia diajak—tidak, lebih tepatnya dipaksa—Yeri untuk berdandan di salon langganannya. Katanya kalau pertama kali kencan harus dandan paling cantik, agar terkesan dengan kita.

Benar, ia akhirnya bersedia ikut acara dating gila ini. Lagi, dengan alasan gak bisa menolak. Dasar memang Dyra, selalu gak enakan sama orang.

DINAMIKA RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang