Manusia Hina

775 93 160
                                    

Cerita ini mengandung adegan 18+


Terlihat dua orang yang tengah bergumul di tempat tidur. Oke, mereka telanjang. Oh tidak, sepertinya kita harus pergi karena tengah mengganggu "aktivitas" dari mereka berdua. Tapi sebentar, bolehkan kita mengintipnya sebentar saja?

Laki-laki berambut platinum yang tinggi tengah "menimpa" seorang wanita berambut pirang. Kelihatannya wanita itu sangat menikmati setiap sentuhan dari si laki-laki, bisa terdengar dari suara desahan yang sangat kencang hingga tubuh wanita itu tampak melengkung ke atas. Selain itu, terlihat bekas cakaran berwarna merah yang kontras dengan warna kulit punggung laki-laki.

Ah sial, sebelum semakin jauh, lebih baik kita tinggalkan saja mereka.



6 tahun kemudian

Seorang laki-laki jangkung dengan mantel hitam tebal dan fedora besar berwarna cream sedang berjalan sendirian di tepi jalan. Tatapan matanya tampak menerawang jauh, kemudian di tengah kegelapan itu, dia melihat sebuah tempat yang terang. Dia melihat sepasang laki-laki dan perempuan berjalan dengan mesranya menuju bar yang terang itu.

"Well, sekali sekali minum tidak apa kan. Lagipula aku juga akan mati sebentar lagi", gumam laki-laki itu.

Dia berjalan menuju bar itu.


Bar yang ramai dengan bau alkohol, asap rokok, suara teriakan kemenangan karena lotere, ataupun beberapa pasang lawan jenis yang sedang bercumbu entah di pojokan atau di kursi. Pemandangan yang biasa bagi laki-laki itu.

Dulunya....

Laki-laki itu berjalan menuju meja bartender dan duduk.

"Wiski 1", pesan laki-laki itu ke bartender.

Setelah wiski itu di depannya, dia melihat gelas kaca itu.

"Bersulang untuk hidupku", gumam laki-laki itu dan meneguk wiski itu hingga habis.

"Sendirian?"

Laki-laki itu menoleh ke arah suara yang sepertinya bertanya padanya. Dia mengangkat sebelah alisnya, melihat seorang wanita bertubuh kecil yang berada di sampingnya. Rambut coklat muda dengan mata besar berwarna senada itu melihat dirinya. Jangan lupakan pakaiannya yang sangat minim sehingga memperlihatkan belahan dadanya. Riasan wajahnya yang cukup tebal itu membuat wajahnya terlihat lebih dewasa.

"Ya begitulah", ucap laki-laki itu dengan cuek. Dia tahu apa mau wanita di sampingnya ini.

"Mau membantuku?", tanya wanita itu dengan senyuman lebar.

"Apa?"

"Ikutlah denganku"

Wanita itu menunjuk sebuah pintu kecil di ujung bar itu. Seperti sebuah perintah, laki-laki itu mengikuti wanita itu.



Laki-laki itu memasuki sebuah ruangan remang yang sangat diketahuinya itu.

"Oke, nona. Aku tidak berencana menidurimu"

"Ayolah, tuan. Aku sudah membuka bajuku, hanya perlu sebuah usaha, maka kau bisa memasuki surga dunia. Meskipun tubuhku kecil, aku bisa membuatmu merasakan itu", ucap wanita itu yang sedang duduk di tempat tidur. Dengan celana dalam merah yang membungkus daerah vitalnya, dia duduk di tempat tidur dengan posisi yang errr...sensual. Posisi yang diyakininya dapat membangkitkan nafsu setiap laki-laki.

kaset pitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang