Konotasi (Stigma Series END)

371 37 2
                                    

⚠⚠TRIGGER WARNING ⚠⚠: Berisi adegan 18+, kekerasan seksual, dan hal disturbing lainnya. Dimohon mempersiapkan diri untuk membacanya.



Dunia bawah.

Tidak ada waktu yang berdentang di sana.

Tak berawan, tak berbintang, tak ada matahari bulan.

Semuanya hitam gelap.

Bagi para makhluk hidup, yang ada di sana hanyalah kekosongan, kesunyian, kegelapan tiada tara.

Tempat penghakiman terakhir bagi para pendosa.

Penghakiman yang tak berperasaan. Semuanya dihitung berdasarkan berat dosa yang dilakukan oleh makhluk yang pernah hidup itu.

Oleh Sang Penghakim, Raja Dunia Bawah.

Sesosok laki-laki berbadan tinggi dan tegap. Surai berwarna biru tua yang dihiasi dengan mahkota besi berwarna hitam. Mata beririskan biru tua dengan sudut mata yang tajam. Alis mata yang tajam, bibir yang selalu cemberut, membuatnya terlihat seperti selalu marah. Aura yang selalu membuat orang ketakutan, tertekan, dan tidak ada yang berani membantahnya.

Kecuali teruntuk 2 orang.

Ratu Kageyama Shoyo dan Putri Mahkota/Jenderal Besar Kageyama Tooru.

Istri dan anak perempuannya. 2 orang yang mengubah kehidupan Raja Kageyama.


Di dalam kamar besar bernuansa biru tua, seperti pantulan warna dari air laut di malam hari, terdapat 2 sosok yang sedang tertidur dengan nyamannya. Pasangan pemimpin dunia bawah sedang menikmati malam hari sambil berpelukan di tempat tidur besar bernuansa biru gelap pula. Sang Ratu dengan warna rambut oren dan kulit putih bersih yang sangat kontras dengan nuansa kamar itu, tampak seperti matahari kecil yang menyinari kamar itu.

Tidak hanya kamar itu.

Tapi matahari bagi sang Raja Dunia Bawah.

Alangkah tenangnya ketika melihat mereka berdua bergelung di dalam selimut hangat. Waktu yang sangat jarang bagi mereka karena Sang Raja selalu sibuk dengan pekerjaannya yang krusial.

Mengurusi kematian.

Sialnya, ketenangan di malam itu dihancurkan oleh sebuah ketukan pintu. Sang Raja yang memang selalu siap siaga pun membuka mata. Memperlihatkan default expressionnya yang garang dan menakutkan. Dia tahu siapa yang mengetuk pintu kamarnya, karena sang pelaku penghancur malam mereka sedang bertelepati dengannya.

"PAPA, OH PAPA TOBIO. YAHOO. TOORU ANAK GADIS KESAYANGANMU LAGI MAU BINCANG BINCANG CANTIK DUNG DENGAN PAPA. TEMENIN TOORU YUKS. KALO GAK, TOORU NANGIS. HIKS :"("

Astaga, laknat.

Itu pemikiran sang Raja saat itu. Wajahnya semakin derp karena telepati lebay dari anak perempuan satu-satunya. Terkadang dia heran melihat Tooru kecil yang tak berdaya, berbeda 450° dengan sekarang. Rasa-rasanya dia dan Shoyo tidak seperti itu. Bahkan Iwaizumi, tunangannya tidak seperti itu.

Belajar dari mana coba?

Tapi Tooru sepertinya ingin membicarakan hal yang penting. Tidak mungkin Tooru membangunkannya di tengah jam tidur. Tooru dan Tobio memiliki 1 kesamaan, mereka itu efisien dan taktikal dalam mengerjakan sesuatu. Maka dari itu, Tobio mengangkat Tooru menjadi jenderal besar di kerajaannya. Meskipun dia perempuan, Tobio percaya bahwa Tooru itu anak yang kuat dan pemberani. Buktinya sudah ada di depan mata. Tanpa Iwaizumi pun, gadis kecil bermata merah itu berhasil menjadi Jenderal Besar sekaligus Putri Mahkota Kerajaan Dunia Bawah.

kaset pitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang