PILIH! BODOH ATAU PINTAR?

4 2 1
                                    

KARMA
____________________________

Pilih bodoh atau pintar?

'pertanyaan macam apa ini?!'

'jelas pilih pintar lah! Mana ada orang ingin menjadi bodoh!'

Mungkin itu adalah hal yang muncul dipikiran kalian saat membaca judul bagian ini.

Nah, sebenarnya yang aku maksud pintar dan bodoh di sini bukanlah semata-mata dalam hal pelajaran sekolah. Yang kumaksud di sini adalah pintar dan bodoh dalam kehidupan dunia.

'masih pilih pintar dong! memangnya ada orang yang ingin bodoh akan kehidupan?'

Kalau itu yang kalian pikirkan, maka kalian harus membuka pikiran sedikit lebih lebar lagi. Hanya sedikit.

Dalam kehidupan ini kita memang secara tidak langsung diharuskan untuk 'pintar' dan tahu akan banyak hal. Kita harus tahu tentang pelajaran sekolah, tahu tentang cara memperbaiki peralatan elektronik, tahu tentang cara memasak makanan di dapur, tahu cara menjalin hubungan dengan teman, dan sebagainya.

Jujur aku sekarang ini ingin sekali bisa memutar waktu, agar aku dapat menjadi bodoh seperti dulu lagi.

'sombong banget sih, emang pinternya semana sih sampe kangen jadi bodoh, hah?!'

Sabar dulu, yang aku maksud di sini adalah bukan bodoh seperti yang kalian pikirkan.

Aku sebenarnya adalah orang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi. Aku suka mencari informasi-informasi mulai dari yang penting sampai ke informasi tidak jelas. Aku juga sangat ingin mengetahui apa yang orang lain rasakan. Oleh karena itu, aku suka membaca cerita hidup atau curahan hati seseorang di sebuah blog ataupun di media sosial.

Oleh karena aku memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka secara otomatis aku pun sudah mempunyai 'pengetahuan' yang lumayan luas. Aku tahu lumayan kebusukan maupun keindahan dunia. Dari sifat-sifat keji manusia, perilaku malaikat orang-orang baik, cara kerja pemerintah, dll.

Aku pernah membaca sebuah tulisan yang mengatakan bahwa saat kamu memimpin sebuah wilayah maka kamu tidak akan bisa 100% bekerja baik, dan bersih.

Tulisan itu bilang di saat kalian memerintah sebuah wilayah atau sesuatu, pilihan yang tersedia tidaklah seperti:

A. (baik)
B. (buruk)
C. (buruk)

Namun, lebih seperti:

A. (beresiko buruk)
B. (beresiko buruk)
C. (beresiko buruk)

Saat memimpin sesuatu kita harus pintar-pintar mengatur strategi agar ke depannya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Terkadang kita harus memilih sesuatu yang terkesan 'buruk', tetapi bisa jadi memang itulah pilihan terbaiknya.

Setelah membaca tulisan itu akupun menjadi sedikit lebih 'pintar'. Aku jadi paham kenapa kebijakan pemerintah terkadang kinda seems bad for us, mungkin siapa tahu memang itulah pilihan terbaiknya.

Atau saat aku mendengar dan menyaksikan kisah berakhirnya sebuah hubungan cinta. Aku juga sudah membaca begitu banyak cerita tentang kehidupan percintaan orang-orang, aku mengetahui jelas bagaimana rintangan yang akan dihadapi, aku tahu jelas apa halangan yang akan dilalui jika kita menjalin sebuah hubungan. Aku tahu jelas apa yang harus kita dipertaruhkan jika kita menjalin sebuah kasih asmara.

Nah, karena aku sudah tahu begitu banyak hal-hal baik dan "buruk" tentang semua itu, aku sering menjadi agak takut untuk mencoba hal tersebut.

Aku jadi begitu menghindari posisi ketua, baik itu sekedar ketua kelompok pun aku pasti menolaknya. Aku khawatir aku tidak bisa memutuskan sesuatu dengan baik, aku khawatir kalau anggota yang aku bawahi tidak suka dengan keputusanku. Aku juga jadi lumayan 'takut' dengan hubungan asmara. Aku takut akan segala hal yang harus dikorbankan jika aku berpacaran, aku takut akan segala halangan yang akan datang jika aku memutuskan berpacaran, aku juga takut akan rasa sakit kehilangan jika aku memutuskan untuk berpacaran.

Dua hal itu adalah contoh kenapa aku ingin kembali menjadi 'bodoh'.

Aku ingin kembali ke masa saat aku masih kecil, saat aku masih polos-polosnya tentang dunia. Di saat aku tidak terlalu memikirkan akibat dari suatu tindakan. Aku sangat merindukan saat-saat itu.

Tapi bukan berarti menjadi 'pintar' itu adalah hal yang buruk. Tentunya menjadi 'pintar' itu memberi banyak sekali keuntungan bagi diri kita dan orang-orang disekitar kita.

Namun, jika dapat memilih aku akan memilih menjadi orang 'bodoh' saja.

____________________________

KARMA

KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang