Setelah sekian lama gak up:v heheh😂Jangan lupa vote and comment guys! Aishteru, sayonaraa and happy reading all✨
Hari minggu adalah hari yang paling ditunggu tunggu oleh Dion dan kawan kawannya. Dimana mereka akan jalan jalan, makan, dan tentunya menyegarkan otak mereka. Pagi ini Dion awali dengan jogging mengelilingi kawasan rumahnya.
Dion mengangguk ramah ketika ada tetangga yang memanggilnya. Tidak dengan senyuman. Ingat TIDAK! Dion hanya mengangguk saja namun tetap terlihat ramah.
Dion berhenti ketika merasakan ponselnya bergetar. Ia pun menepi dan duduk di kursi taman yang dekat dengannya. Dion membaca nama penelfon itu dan ternyata bundanya. Dion pun mengangkatnya dengan cepat.
"Assalamu alaikum Dion" suara bunda dari sebrang sana.
"Waalaikum salam bunda" jawab Dion.
"Bunda minta tolong boleh? Kalau kamu ketemu tukang sayur bunda beliin bakso, ayam, sama sayur sop ya Dion? Bunda mau masak tapi bahan dirumah habis, bunda lupa beli. Kamu mau kan beliin bunda sayur?" Titah sang bunda.
"Oke bunda, Dion balik sebentar lagi" balas Dion. Dion tak apa. Lagipun beli sayur didepan komplek rumahnya sudah biasa bagi Dion. Jadi gak gengsi dong.
Kalau kata Radit sih "Ganteng doang gak mau beli sayur depan rumah"
Dion pun berlari lagi sampai ia bertemu dengan tukang sayur langganan sang bunda.
"SAYUR SAYUR! IBU IBU SAYURRRR" teriak penjual sayur.
"Pak" panggil Dion. Sang tukang sayur pun berhenti.
"Eh mas Dion, mau beli apa mas?" Tanya sang penjual. Dion langsung menyebutkan apa yang bunda nya titip. Beberapa ibu ibu komplek pun keluar berbelanja di tukang sayur yang sama. Diantara mereka pun ada yang terang terangan menjodohkan anaknya dengan Dion. Reaksi Dion diam saja. Menjadi bahan ghibahan ibu ibu sudah biasa. Lagipun mau bagaimana lagi? Dion tak bisa menghilangkan wajah tampannya itu.
"Mas Dion beli sayur buat siapa ni?" Tanya salah satu ibu ibu disana. Dion yang awalnya fokus memilih mana sayur yang bagus pun akhirnya mendongak.
"Bunda" singkat padat dan jelas. Semua ibu ibu disana cengo.
"Bunda mau masak apa mas?" Tanya ibu ibu yang lain.
"Sup" balas Dion.
"Mas Dion udah nikah? Kalau belum sama kakak aja yuk?" Ajak salah satu ibu janda disana. Ibu itu bertanya sambil mengedipkan matanya. Dion sekarang merasa perutnya mual.
"Ini pak uangnya, makasih" ujar Dion mengakhiri pembicaraan ibu itu.
"Mana mau Dion sama kamu, Dion tuh maunya sama anak saya si Siska" ujar ibu yang pertama tanya kepada Dion. Ibu ibu disana pun mulai beradu argumen tentang siapa yang cocok menjadi istri Dion.
Dion merinding. Sambil menunggu kembalian Dion berkata "Saya belum menikah, dan saya masih suka perawan" ujar Dion. Lalu ia mengambil kembaliannya dan bergegas pulang.
"Satu hal lagi, saya juga tidak kenal Siska dan saya sudah punya pacar, permisi" ujar Dion sebelum benar benar pergi.
Semua ibu ibu disana langsung diam. Si penjual sayur tertawa terbahak bahak dimana ucapan Dion sidah menelan nyali ibu ibu tersebut.
"Assalamu alaikum" salam Dion. Ia memasuki rumah besar milik orang tuanya.
"Waalaikum salam sayang, tolong bawa sini" ujar sang bunda dari dapur. Dion pun bergegas kesana dan membantu sang bundanya, dan mengheningkan cipta dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't judge me! [Terbit]
Teen Fiction(FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA^^🦄) . . . . Bagi Hanin hidup dengan perundungan dan pembulian sudah biasa ia dapat. Mau bagaimanapun ia pasti akan tetap dibuli dan dibuli. Yang Hanin harap ia bisa lulus dari sekolah nya dengan selamat. Namun harap...