part 11

26 14 18
                                    

Tanpa banyak basa basi yang berujung patah hati mari kita langsung baca part baru ini😚

Keesokkan hari nya sesuai janji yang telah disepakati oleh kedua pihak, Dion dan Hanin akan berjumpa setelah sepulang sekolah. Kini Hanin sedang berada di ruang les sains bersama Gio guna melengkapi jadwal les kemarin yang terlewat.

"Ini jawaban saya bu, mohon dikoreksi kembali," ucap Hanin sambil menyerahkan lembar jawaban nya pada bu Sintia.

"Buru buru banget lo Han, mau kemana?" Tanya Gio disela sela mengerjakan soalnya.

"Ada keperluan kak" jawab Hanin.

"Perlu gue bantu?" Tawar Gio.

"Gak usah kak, makasih. Hanin bisa sendiri kok," jawab Hanin. Lagipun ini membahas masalah kemarin. Jika Gio ikut, maka bertambahlah masalah Hanin.

"Serius?" Tanya Gio lagi.

"Iy-"

"Gio! Kerjakan soalmu dulu baru boleh ngomong!" ucapan Hanin terpotong ketika suara menggelegar bu Sintia terdengar.

"Ampun nyai" balas Gio sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.

"Hanin, kamu boleh keluar sekarang," ucap bu Sintia. Hanin mengangguk dan keluar.

"Kayaknya aku telfon bunda And-"

Pyakk!!

Ponsel Hanin terjatuh. Ini sudah kedua kalinya bagi Hanin yang ucapannya selalu terpotong.

"Aduh ponselku, mati gak ya?" Ucap Hanin melas pada ponsel miliknya.

"Makanya jalan pake mata bego!" Ucap seseorang dengan nada kurang mengenakan.

"Ya maaf, tapi kan situ yang nabrak" kata Hanin tanpa melihat  orang itu.

"Oh, lo nyalahin gue?" Tanya orang itu lagi dengan nada meremehkan.

"Yaaa engga sih," balas Hanin. Lalu saat Hanin mengangkat kepalanya ia melihat..

"Serius yang salah gue?" Ucap Sasa dengan seringainya.

"Eh- anu kak Sasa toh," balas Hanin kikuk. Dahlah gawat nih - batin Hanin.

"Guys seret dia," ucap Sasa. Dan salah satu antek nya menarik paksa Hanin.

"Ehh lepasin kak, aku ada keperluan. Aku harus pergi," ucap Hanin panik.

"Keperluan apa lo? Ohh gue tau, pasti lo perlu duit jadi ngejual diri lo?" Ucap Sasa dengan santainya.

"APA!! KAK SASA GAK BOLEH NGOMONG GITU, SEKURANG KURANG NYA AKU GAK PERNAH JUAL DIRI!!" bentak Hanin didalam seretan antek antek Sasa.

"LO NGEBENTAK GUE!?" Pekik Sasa.

Dan... Plak!

Satu tamparan dikoridor sekolah yang sudah sepi terdengar menggema. Wajah Hanin langsung menunduk lemah.

"AYO BENTAK LAGI!"

PLAK!!

Tamparan kedua semakin sakit. Kini rambut Hanin juga ikutan terjambak.

"Lo itu cuma dekel sok tengil yang burik yang kerjaannya caper sana sini sama kakel yang ganteng dan berduit" ucap Sasa lirih ditelinga Hanin.

Hanin menunduk saja. Lagipun jika ia melawan ia akan merasakan lagi dan lagi kesakitan ini.

"Asal lo tau, gue tuh jijik banget liat muka lo, kalopun bisa gue pengin lo keluar dari sekolah ini"

"Karena sekolah ini gak cocok buat lo!" Ucap Sasa kembali.

Don't judge me! [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang