100 Besar

77 10 6
                                    








"Soo-ya, oper sini!".

Kyungsoo mengerlingkan matanya setelah salah satu rekan tim sepak bola dadakan ini berteriak, menyuruhnya menendang bola kearahnya. Lantas, Kyungsoo menendang bola itu pada bagian atas dalam telapak kaki dengan setengah kekuatan.

Saat bola melambung keatas, sang rekan memblok menggunakan dada depannya lantas bola itu tepat jatuh didepannya. Kyungsoo pergi kekiri, menghadang lawan agar tidak sampai mendekati rekannya yang kini sudah memandu bola.

Hanya permainan biasa tanpa aturan, lantas Kyungsoo mencibir kearah lawannya, tentu saja itu adalah suho. Hal penting disini adalah mereka semua --- yang bermain sepak bola-- adalah teman sepermainan Kyungsoo--- tentu mereka sangatlah dekat. Jadi, setelah Kyungsoo sedikit mencibir menggunakan lidahnya lantas Kyungsoo mendorong sedikit suho sampai laki-laki itu jatuh terjerembab dilapangan. Setelahnya Kyungsoo berlalu senang mengabaikan Suho yang kini mengumpati dirinya.

Kembali ke rekan yang kini memandu bola --- yang saat ini tengah berada ditengah lapangan menuju kedepan gawang lawan. Sang kipper dadakan --- Sungjae bersiaga satu untuk menghalangi bola menembus pertahanan kekuasaannya.

Sang pemandu bola memacu kecepatannya supaya lebih mendekati area Sungjae, dan menciptakan tambahan poin untuk timnnya dengan telak. Ya walau tandingan ini hanya bermain-main saja bagi mereka semua. Tapi, kalau di tanggapi seris akan sangat menguntungkan bagi pihak pemenang. Sebab, sstt yang kalah menjadi babu sementara---- terkadang--- atau tidak mentraktir makanan sampai puas. Itulah sebabnya Kyungsoo ingin sekali memenangkan tandingan ini, selagi Suho adalah orang kaya.

Kyungsoo menyusul, sekarang gadis itu berlari kencang dan berada disayap kanan. Cukup kuat dan cepat untuk berpindah tempat. Kyungsoo berhenti berlari kecil ke kanan lebih depan hanya untuk mendahului rekannya yang sedang ditengah-- depan gawang--- dan diributkan oleh tim Suho.

Kyungsoo melompat dan melambaikan tangan, "Mino-ya! Tendang sini!". Teriaknya.

Lantas Mino menendang kearah Kyungsoo, sebab Mino juga terdesak yang lain. Kyungsoo berhasil mendapatkan bola dan mulai memandu perlahan kedepan, melewati musuk dengan gesit juga perlahan mendekati gawang. Lantai ketika tali ukur untuk mencetak sebuah poin Kyungsoo menendang bola hingga melewati pertahan Sungjae.

Lantas, Tim Kyungsoo selebrasi.


Tanpa diketahui gadis itu adalah pria idamannya turut memperhatikan bagaimana tanding sepak bola itu berjalan --- dari awal.

Pandangan sedingin es dan datar dari dalam kelas, tepat di bangku kelas miliknya, Baekhyun memandangi Kyungsoo diluar sana. Tidak ada tanggapan berarti atau hanya sekedar pujian yang melesak keluar dari bilah bibir tipis itu. Hanya diam tanpa suara.

Tidak ada yang tahu apa yang ada dipikirannya setelah melihat semuanya --- yang dilakukan Kyungsoo dan teman-teman gadis itu. Sebab, Baekhyun pun tidak merubah air wajahnya -- apalagi saat Kyungsoo tertawa riang dan memecahkan kaca jendela kelas dua.

Detik itu juga, Baekhyun memutuskan pandangannya. Baekhyun sudah tahu hal ini akan terjadi lagi.

Seperti tinta dengan sidik jari di buku catatannya. Itu ulah Kyungsoo. Sebab?
Apalagi kalau bukan menyalin catatan miliknya, menyontek--- sembarangan-- tanpa izin.

Baekhyun sangat membencinya. Sungguh!

-

-

-

Setelah insiden kelas dua rusak karena Kyungsoo, gadis itu belum terlihat sama sekali sampai jam kedua istirahat. Anak kelas tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengannya atau mereka semua juga tidak terlalu memusingkan kenakalan gadis itu.

GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang