Nano Nano

11 2 0
                                    




Bruuk

Baekhyun meletakan tumpukan buku dimeja belajar tepat didepan wajah Kyungsoo. Lantas, reaksi Kyungsoo hanya melebarkan matanya, gadis itu terkejut dengan banyaknya buku yang dibawa oleh Baekhyun dari perpustakaan sekolah. Bahkan, novel romansa yang sedari tadi ditangannya pun mendadak terasingkan.

Hari ini Kyungsoo memulai les belajarnya dengan Baekhyun, benar-benar les privat bersama.

Kyungsoo gelapan, ia bolak-balik menatapi tumpukan buku sekaligus wajah Baekhyun disampingnya, yang seperti biasa berwajah datar.  Kyungsoo hendak menggerutu namun ketika ia mendapati tatapan Baekhyun yang seperti memakannya, ia rapatkan kembali bibirnya kedalam. Nyalinya menciut seketika.

Baekhyun menghela napas, "Kalau kau membantahku, ku tinggalkan kau disini". Ucapnya dengan datar.

Kyungsoo menelan ludah. Ini baru hari pertama tapi Baekhyun sangat tidak bersahabat. Lantas, Kyungsoo menundukkan kepalanya, tangannya meletakan buku novel romasa di meja sebelahnya. Ia menatap Baekhyun, "Jadi, hari ini mau belajar apa, ya?". Tanyanya bingung.

Baekhyun berdecih, "Sudah ku duga kau tidak pernah berniat belajar seperti ini. Aku sudah membuatkan jadwalmu selama 6 bulan, kau tidak membacanya? dimana jadwalmu?". Sarkas Baekhyun yang sudah berada di ubun-ubun kepala. Baru hari pertamapun Kyungsoo sudah membuatnya kesal setengah mati, bagaimana dengan nanti. "Tidakkah kau bisa memperhatikannya?". Sambung Baekhyun dingin.

Kyungsoo mengerjapkan matanya, diam-diam merutuki bahwa ia memang benar mengabaikan semua ini. Ini melelahkan, Kyungsoo tidak terbiasa dengan rutinitas yang teroganisir seperti yang dilakukan oleh Baekhyun, baginya hal seperti ini sangat menjengkelkan. Kyungsoo lebih suka hal-hal yang dilakukan acak atau tiba-tiba.
"Heheh aku lupa, Baekhyun. Maaf ya". Pintanya dengan tulus, ketahuilah bahwa Kyungsoo memberikan wajah yang memelas, ia berharap Baekhyun melupakan ini dan memaafkannya.

Namun, Baekhyun hanya menatapnya sekilas. Lalu, mengambil satu buku paket tentang Sosiologi, membukanya dengan cepat lalu memberikannya kepada Kyungsoo agar gadis itu dapat melihat apa yang ingin ia ajarkan.

Baekhyun tidak sembarangan tentang apa yang ingin ia ajarkan untuk Kyungsoo. Baekhyun meminta bantuan kepada guru Haechul untuk memberitahu pelajaran apa saja yang penilainnya sangat kurang. Gadis bodoh ini kurang mengerti pembelajaran sosiologi.

Menurutnya sosiologi tidak terlalu berat, maka hari pertama ia akan memberikan pengajaran sosiologi pada Kyungsoo. Tapi, sepertinya otak lemot Kyungsoo tidak benar-benar menangkap materi Bekhyun seperti yang diharapkan.

Baekhyun menahan jengkel. Berbicara dengan orang bodoh seperti Kyungsoo sangat menyebalkan. "Ini sosiologi Kyungsoo, bukan matematika atau kimia". Sentak Baekhyun sembari sedikit memicingkan matanya kesal.

Kyungsoo menurunkan bahunya. Ia menundukan kepalanya. "Aku tidak fokus. Disini banyak orang, ramai". Gumam Kyungsoo dengan suara yang pelan. Baekhyun menatapnya heran. "Bagaimana kalau tempat sepi saja?". Sambung gadis itu tidak sadar kalau Baekhyun mengerukan dahinya sesaat lalu menatapnya kembali datar. Otak bodohnya ini.

"Apa kau sedang bermain-main denganku, Kyungsoo?". Desis Baekhyun dengan nada yang sangat dingin, suaranya memberat. Ia mengatakan itu tanpa menatap gadis disampingnya.

Kyungsoo dengan gerakan cepat mendongak lalu menggeleng. Tidak, ia tidak sedang mempermainkan Baekhyun. Ia benar-benar sangat gugup, apalagi perpustakaan ini memang ramai walaupun suasananya sepi, tapi Kyungsoo risih.

Kyungsoo memang tidak memperdulikan lelucon apalagi yang ia dapat perihal gosip ia menyukai Baekhyun dari semua murid sekolah. Tapi, ketika Kyungsoo berhadapan atau duduk bersama dengan Baekhyun, semua mata malah menatapnya penuh permusuhan.

Baiklah, mungkin Kyungsoo bisa membanggakan diri dan membuat mereka insecure karena dapat bersanding dengan Baekhyun. Dalam hati Kyungsoopun mencibir, merasa menang saat-saat ini.

Lantas, Kyungsoo mengeluarkan telunjuk lentiknya, mengarahkan pada semua murid yang menatapnya sinis, ia melakukan itu sembari menunduk dalam, "Mereka, Baekhyun". Kyungsoo mengadu. Tidak berbohong kalau ia ingin sekali mengajak Baekhyun pergi dari sini.

Baekhyun melirik sekilas, ia mulai paham sekarang. Sedetik ia menghela napas, iapun risih dan merasa kesal lagi. Meski ia sangat tahu bahwa tatapan permusuhan dari semua murid bukanlah untuknya, namun tetap saja pemeran utama dari semua ini bersamanya.

Baiklah, untuk kedepannya Baekhyun tidak akan mengajak Kyungsoo belajar diarea sekolah. Mungkin ditempat yang lain.

Taman kota, perpustakaan negara, atau rumah misalnya?

Namun, hari itu Baekhyun mengacuhkan pinta Kyungsoo untuk pergi --- perduli setan ---- Baekhyun memaksa gadis itu untuk berada di perpustakaan, memulai belajarnya sampai jam belajar selesai ---- hanya tujuh jam saja diselingi dua pelajaran sehari.

Tidak sulit, kan?






GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang