Jonari mengusap wajahnya kasar. Tidak seharusnya ia membentak wanita, tapi ia tidak bisa menahan amarahnya ini. Kenapa ia harus marah? Itu juga yang jadi pertanyaan Jonari.
Jonari menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan. Ia harus bisa mengontrol emosinya.
Ia melihat Shafia wanita yang baru saja ia bentak, merapatkan selimutnya seolah ketakutan.
"Maaf.. aku hanya terlalu kaget."
Dilihatnya, Shafia mulai melonggarkan cengkraman selimutnya.
"Tidak apa, saya akan coba mengerti. Jadi.. em terimakasih atas kebaikan anda karena telah membawa saya kesini. Dan maaf bila saya sangat merepotkan anda."
Ucapan yang keluar dari mulut Shafia tidak membuat mood Jonari membaik. Ia menatap wanita itu tajam.Pikirannya sedang berperang, apakah ia harus menyampaikan pesan dokter itu atau tidak. Ia sangat penasaran ingin menanyakan apa yang terjadi pada wanita itu.
Tapi,. Ia sadar diri. Ia orang lain yang bahkan namanya saja tidak diketahui masing-masing.Tidak, Jonari mengetahui nama wanita itu. Hanya saja wanita itu yang tidak mengetahui namanya. Sudahlah itu tidak penting.
Setelah berperang dengan pikirannya, akhirnya Jonari memutuskan untuk tidak mencampuri urusan Shafia. Ya, dia bukan siapa-siapa jadi Jonari tidak perlu pusing memikirkannya.
"Baiklah, sebentar lagi akan ada dokter kemari dan memeriksamu. Aku pamit."
Nada bicara Jonari tidak sesuai dengan pikirannya, ia menunjukan seolah ia kecewa kepada Shafia.
Shafia menatapnya heran sambil tersenyum dan kembali mengucapkan terimakasihnya.
•••
Baru saja Jonari menutup ruang rawat inap Shafia, dan ia berpapasan dengan dokter yang akan memeriksa wanita itu.
"Kenapa wajahmu seperti itu boy.. kau terlihat sangat kecewa"
Ucapan bernada jahil dari dokter dihadapannya membuat Jonari kembali mengerucutkan bibirnya."Dokter.. sudah kubilang jangan memanggilku begitu." Ujarnya kesal.
Dokter dihadapannya itu malah terkekeh,
"Hei.. kau seperti putraku sendiri aku yang membantu membawa mu lahir kedunia ini."Jonari berdecak. Memalingkan pandangannya dari dokter Renata.
"Kau ditolak pacarmu?"
Lontaran dokter Renata membuat Jonari terkesiap."Dia bukan pacarku!"
Kilatan amarah di mata Jonari kembali membuat dokter Renata terkekeh renyah. Kemudian wajahnya kembali serius dan menatap mata Jonari tajam."Boy, aku sangat menyayangimu seperti anakku sendiri. Kau tau itukan? Tidak baik seperti ini. Kau itu laki-laki dewasa. Aku mengerti nafsu pemuda itu menggebu. Tapi kau harus mengendalikannya. Jangan sampai menyesal. Dan sekarang bukan waktunya untukmu seperti ini.. "
nasehat itu mengalir begitu saja, Jonari hanya bisa mendengarkan. Tidak baik menyela orangtua bukan?Dokter Renata menghampiri Jonari dan berbisik,"bertanggung jawablah boy.." kemudian ia berlalu memasuki kamar rawat inap di belakang punggung Jonari.
Jonari terdiam. Ia bergidig. Bertanggung jawab untuk apa? Apa yang ia lakukan sehingga harus bertanggung jawab. Ia tidak habis pikir. Mengapa dokter Renata bisa berfikir seperti itu. Bahkan ia bercengkrama dengan Shafia pun baru hari ini.
Jonari kembali melanjutkan langkahnya, ia tidak akan memikirkan apapun saat ini. Ia akan mencari kesibukan untuk kembali menetralkan pikirannya.
"Jonari..!!!"
Suara teriakan itu menggema disepanjang lorong. Jonari meremang, ia mengenali suara ini. Ia berbalik dan mendapati ayahnya sedang menatapnya tajam.Sorot kemarahan terpampang jelas di mata ayahnya, langkah besar berjalan mendekat menuju kearahnya. Jonari terdiam menunggu ayahnya mendekat.
"Ayah.."
Suara Jonari tidak dapat keluar mendapati ayahnya berada tepat dihadapannya dengan sorot mata tajam akan kemurkaan."Bertanggung jawablah. Lusa kita adakan pernikahannya jika pacarmu sudah lebih baik"
Jonari terdiam. Mencerna apa yang ayahnya katakan. Ia tidak berkutik jika dihadapkan dengan sosok ayahnya yang seperti ini. Akan menjadi bumerang jika ia membantah sekarang.
Tapi, ia harus mengetahui apa maksud ucapan ayahnya itu. "Maksud ayah apa?" Tanyanya hati-hati.
Ayah Jonari menatap anaknya tajam, tersenyum kecut sambil berucap, "jangan berlagak bodoh kamu. Ayah tidak pernah mengajarkanmu untuk berbuat hal yang tidak bermoral seperti ini."
•••
Terimakasih 😘
Jangan lupa vote and komen nyaa 😍😘
![](https://img.wattpad.com/cover/257416510-288-k74627.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik SENJA
Romance"Mengapa kau melakukannya?" Shafia menatap pria disampingnya, matanya bergerak mengisyaratkan ia tidak mengerti maksud pertanyaannya. "Mengapa kau lakukan itu? Hal yang membuat kita jadi seperti ini." Tanya Jonari tajam. Shafia tersenyum simpul, "ka...