Di sebuah rumah besar dan mewah. Seorang gadis ternyata habis bertengkar dengan neneknya, karena sebuah insiden membuatnya terpaksa menuruti perkataan neneknya.
" Dasar nenek tua, udah tua juga masih aja pengen muda. " Dumel Stella seraya menutup pintu.
Kini gadis itu mengenakan pakaian santai dan sendal jepitnya. Ia menutup pintu rumahnya dengan kasar karena kesal akan tingkah neneknya yang berubah-ubah, apalagi neneknya sangat cerewet. Maklum kan orang tua, banyak maunya.
Sebelum itu, Stella dimintai neneknya untuk pergi ke supermarket, membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Awalnya Stella tidak mau karena di luar matahari terik ditambah tidak ada yang mengantar. Kebetulan supirnya yang bernama Mas Eko tengah cuti, jadi kendaraan di rumah sedang nganggur.
Karena neneknya selalu mengungkit-ngungkit perihal uang seratus lima puluh ribu itu membuat Stella kesal dan akhirnya mau berbelanja ke supermarket.
Jarak supermarket dari rumahnya tak terlalu jauh, hanya melewati beberapa rumah dan toko.
" Nyesel Stella nggak minta sama Mas Eko buat ngajarin Stella bawa motor. Ujung-ujungnya juga Stella harus terus jalan kaki. " Gerutu Stella kesal.
Tak membutuhkan waktu lama, Stella masuk ke supermarket dan mengambil keranjang belanjaan. Untung saja neneknya memberi catatan belanjaan, jadi ia rasa ini akan berjalan dengan cepat.
" Dasar nenek rempong banyak maunya. Kalo aja dia bukan nenek Stella ogah banget jalan sambil panas-panasan. " Gerutunya. Jangan heran kalau Stella sedikit tak sopan dengan neneknya, tapi memang seperti itu kebiasaannya.
Gadis itu memang tak pernah berkata sopan pada neneknya, bahkan ia terang-terangan mengatai neneknya tua Bangka. Bukan durhaka, tapi setiap ia berhadapan dengan neneknya pasti ia ingat dengan masa lalu.
Tapi walau seperti itu, Stella tetap menyayangi neneknya.
Ia mengambil bahan-bahan sesuai yang tercatat di kertas itu dan memasukannya kedalam keranjang yang ia bawa. Setelah merasa semua sudah lengkap, Stella mengambil keranjang yang sengaja ia letakan di lantai dan membawanya ke meja kasir.
Namun naas, tenaganya tak cukup untuk membawa banyak belanjaan itu. Stella beberapa kali mencoba mengangkat bawaannya, tapi lagi-lagi tak bisa.
" Sumpah lama-lama gue Gedeg juga sama lo. " Omelnya pada keranjang belanjaannya.
Ia meneliti sekitarnya. Sepi, tak ada satu pengunjung pun yang lewat di sana. Katakan saja hari ini adalah hari tersial bagi Stella.
" Butuh bantuan?. "
Suara serak nan indah menginterupsi Stella. Gadis itu sedikit terlonjak dan menatap orang yang tiba-tiba mengagetkannya.
" Kenzo? Ng-ngapain kamu di sini?. " Tanya Stella seraya menyengir.
Ya laki-laki bersuara serak itu adalah Kenzo. Stella sedikit mengerjap-ngerjapkan matanya, ini bukan mimpi kan batin Stella.
" Aku lagi cari sesuatu tapi tiba-tiba aku ngelihat kamu disini. Kayaknya lagi kesusahan ya. " Kata Kenzo menyunggingkan senyumnya. Stella sedikit menggaruk tengkuknya dan mengangguk setuju.
Akhirnya Stella di bantu malaikat baik Kenzo yang membawa belanjaannya. Lalu sampailah mereka berdua di kasir, stelah kasir memeriksa semua barang belanjaan Stella, gadis itu pun membayarnya.
Saat hendak mengambil belanjaannya, ekor matanya tak sengaja melihat barang yang diletakan Kenzo. Stella sedikit tercengang saat melihat gambar dari barang tersebut.
Tak ingin ber-perasangka buruk, cepat-cepat gadis itu mengambil belanjaannya dan keluar dari supermarket.
Ia berhenti sejenak dan meletakan belanjaannya yang berjumlah dua kantong kresek besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCREAM 【HIATUS 】
Teen Fiction( HIATUS UNTUK SEMENTARA WAKTU. ) Stella Lorelei adalah seorang gadis yang hidupnya penuh dengan semangat dan ambisi. Ia dibesarkan oleh neneknya yang sangat cerewet, tidak hanya itu Stella juga memiliki seorang kakak laki-laki yang sedang bekerja d...