Bab 3: Menjadi Sanggaan Untuk Orang Lain

353 38 0
                                    

"bruh!! Gitar ni main laaah." Arsya yang baru saja tiba dengan menggendong gitar di punggungnya langsung memberikan gitarnya kepada Sangga saat ini yang sedang menggolekkan kepalanya di atas meja. "masih pagi Sya."

"yah Allah bre, masa lo mengecewakan gue sih mainkan satu lagu aja."

"Ogah."

"Ayolaaaaah kok kamu jahat sih sama aku! Huft!"

"geli banget Sya." Keyla pacar laki-laki itu berkomentar membuat gelak tawa tidak dapat dihindarkan.

"Lo mainin satu lagu gausah nyanyi biar gue aja, sempurna judul lagunya."

"Ez." Sangga mengambil gitar milik Arsya yang tergeletak sebelumnya di atas mejanya, petikan gitar itu terdengar dan dilanjutkan dengan suara lembut dan serak milik Arsya yang berpadu menyatu bagaikan kabut di pegunungan, membawa kesan sejuk dan embun pagi yang menyegarkan paru-paru.

Satu persatu temannya masuk ke kelas dengan perasaan riang karena merasa tersambut dengan cara bermain gitar Sangga yang melodinya benar-benar pas tidak terdengar sumbang, begitu menusuk hati dan membuat hati terenyuh. Terlebih lagi dengan pria berpahat wajah dingin bagaikan es yang tahan dengan sinar matahari di Antartika, laki-laki itu menarik senyumannya ketika melihat rumahnya sedang bermain gitar sepenuh hati dengan mata yang terpejam dan kedua tangan yang bermesraan dengan senar-senar gitar milik Arsya. Adinata mendekat kemudian duduk di samping laki-laki itu yang memang adalah kursinya. Nadia, dan Tia yang baru saja tiba dan hendak menagih hutang uang kas kepada cecunguk yang sedang bermain gitar itu tertunda karena tiba-tiba gadis itu tersenyum melihat bagaimana Adinata, laki-laki kesukaannya tersenyum di sebelah Sangga dengan menikmati musik itu terdengar di telinganya. Pagi itu kelas Sangga seperti sedang ada konser dadakan, banyak anak kelas lain yang melihat dari kaca jendela, dan ada juga yang duduk di depan kelasnya sambil mengikuti Arsya bernyanyi lirik lagu tersebut yang akhir-akhir ini memang sedang trend di aplikasi tiktok.

Setelah lagu itu habis dengan petikan gitar dari Sangga terhenti, mereka semua satu persatu meninggalkan kelas ini dengan hati yang bahagia karena bersyukur memiliki seorang teman angkatan yang ahli sekali dalam hal musik, tidak jarang juga Sangga dan Arsya sering di tunjuk untuk pentas di depan lapangan ketika classmeeting tiba. "Mantep kali bre!!!" Arsya memberikan jabat tangan khusus yang memang sering mereka lakukan setiap kali menyanyikan sebuah lagu.

"AAAAAAAAH AYANG!!!!" Keyla histeris sendiri seperti orang kesetanan karena melihat bagaimana Arsya menarik rambutnya ke atas, merapihkan helaian rambut depannya yang hampir menutupi mata, sudah berurusan dengan BK tetapi anak itu seperti memiliki keajaiban dimana guru BK enggan sekali untuk memotong rambutnya. Sederhana, dengan rsmbut seperti itu Arsya semakin tampan dilihat-lihat lagi.

"love u."

"astaga dua bucin ini, btw Sangga!" Tia menyindir dua pasangan sejoli yang sedang beradu mekanik alias beradu mesra secaa terang-terangan kepada seluruh umat manusia di kelas ini yang rata-rata jomblo abadi.

"naon?"

"lo belom bayar uang kas monyet! Nunggak dua minggu!!!"

"Ntar habis istirahat."

"Tuh kan coba Nadia lo aja yang bilang."

"Hah kok gue, hubungannya sama gue apa? Bendahara kelas siapa? Lo kan, masa gue, nggak ah ngadi-ngadi nih anak."

"Sangga bebel otaknya belom aja di cium tuh bibirnya pake sutil Bu Jamilah." Spatula penggorengan keramat milik ibu kantin yang menjual gorengan di kantin sekolah ini. Keramat karena sangat kuat jika untuk memukul kepala orang dan paling efektif untuk menghukum anak-anak terlebih lagi dengan berbagai macam tepung yang menyangkut disana, tetapi entah mengapa anak-anak menyukai makanan Bu Jamilah, katanya enak beda dari yang lain.

"SANGGA!!!"

"ih apasih Tia, ini Nata nggak gua cium kok cuma ngajak ngobrol doang."

"bukan itu monyet!"

"terus apaan? Gue serba salah mulu di matamu kasihku."

"JIJIK! LO BAYAR UANG KAS INI."

"kan udah gue bilang istirahat kasihku."

"SEKARANG MONYET!!"

"nggak ada recehan."

"Ya emang kenapa gue ada banyak!"

"Males jalan gue kesana." Saking kesalnya Tia dan amarah yang sudah tidak bisa gadis itu tahan lagi, pulpen milik Nadia senjata paling ampuh sejagat raya, berhasil mendarat di jidat Sangga dengan tepat sasaran tanpa meleset pun sama sekali.

"BAYAR!!" Demi menenangkan Tia yang sudah berapi-api seperti ibu-ibu menagih uang kost-an, Sangga bangkit dengan memegang pulpen dan mukanya yang memelas karena jujur saja pulpen ini benar-benar membuat jidatnya sakit bukan main.

"nah gitu kek dari tadi, jadinya nggak ada kekerasan dalam ruang kelas. Nah beres kan ini kembaliannya terus balikin pulpen Nadia." Nadia menduduk ketika ada Sangga di hadapannya, gadis ini selalu seperti ini ketika selalu dekat dengan seorang Sangga, laki-laki menyebalkan, sukanya menganggu orang yang hidup dengan tentram dan damai sentosa sejahtera bersama.

[✓] Sangga (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang