Inuyasha hanya milik Rumiko Takahashi.
Cerita ini milik saya. Saya hanya meminjam tokohnya saja.
Cerita ini mengisahkan tentang perasaan Sesshoumaru.
Sebelumnya maaf jika ada kesalahan dalam penulisan atau bahasa kurang bisa dimengerti.
Saya membuka saran dan kritik dari pembaca sekalian.
Happy reading.
Aku adalah siluman penguasa wilayah barat. Dulu aku tidak suka dengan manusia, karena mereka makhluk menjijikan. Manusia adalah makhluk terakus. Mereka tidak akan pernah puas dengan satu keinginan. Satu keinginan terpenuhi maka akan mencari yang lain.
Toga Taisho, dia adalah ayahku. Ayahku sang penguasa wilayah barat jatuh cinta pada manusia sampai memiliki anak. Anak setengah siluman itu bernama Inuyasha, dia adalah adik tiri-ku. Awalnya aku tidak mnyukainya bahkan sampai ingin membunuhnya.
Semua itu urung ku lakukan karena miko dari masa depan mencegahku. Gadis itu dengan berani melawanku, sampai menembakan panah berlapis reiki berwarna merah muda.
'Menarik.' benakku.
Tapi sayangnya, panah berlapis reiki itu dapat ku hindari. Gadis itu tampak marah karena tak berhasil menyerang ku. Gadis yang pemberani, pikirku. Untuk pertama kalinya ada manusia yang berani terhadap daiyoukai sepertiku.
Karena bertarung dengan Inuyasha membuatku kehilangan satu lengan. Peristiwa tersebut tidak akan pernah ku lupakan. Aku juga sadar kenapa ayah mewariskan Tessaiga kepadanya, dan aku tau kenapa ia menyukai manusia. Sepertinya aku tertular ayah, tertarik dengan manusia. Gadis bernama Kagome, seorang miko dari masa depan. Mata bening kebiruan, semangat apinya yang membara, pantang menyerah membuatku tertarik.
Sejak bertemu dengan gadis bernama Kagome, miko dari masa depan, aku belajar banyak hal. Sampai aku membiarkan anak kecil mengikuti ku.
Ia mengikuti ku karena aku yang telah menyelamatkannya dari maut. Awalnya aku tidak sengaja. Tensaiga milik ayahku terus saya bergerak, kebetulan tubuh gadis itu tergeletak di tengah jalan dikelilingi makhluk menjijikan. Karena menggangu perjalanan, pedang Tensaiga ku keluarkan. Ku tebas makhluk astral tersebut. Setelah kejadian itu dia selalu mengikuti ku pergi.
Dengan adanya Rin, aku bisa melihat gadis itu lagi. Rin sebagai alasanku untuk mendekatinya. Waktu itu tak sengaja aku bertemu dengan Inuyasha, ku lihat perempuan itu menaiki sebuah benda yang sangat aneh, namun fokus ku malah ke kakinya. Kaki yang jenjang, putih nan mulus.
Apakah ia tidak kedinginan? Kaki indahnya di perlihatkan begitu saja kepada semua orang. Pakaiannya juga aneh, sangat berbeda dengan perempuan pada umumnya.
Rin gadis yang mengikuti ku mendekatinya. Kagome turun dari benda aneh itu lalu berjongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan Rin. Kedua gadis itu saling bercanda, mereka pun bermain bersama ditemani dengan Shippo. Kulihat Kagome seperti ibu mereka dengan dua anak. Si ibu yang sedang menemani kedua anaknya bermain dan ayah mereka adalah aku.
Lupakan. Ada apa denganku? Kenapa aku memikirkan hal yang aneh seperti itu, seperti bukan diriku saja. Tapi semenjak mengenal Kagome dan beberapa kali bertemu dengannya aku banyak berubah.
Aku yang suka dengan keheningan dan sendiri tak merasa terganggu dengan suara sumbang dari Inuyasha dan teriakan Kagome yang memarahinya.
******
Pertemuan kami tak sampai di situ. Di saat gadis itu terluka atau dalam bahaya aku akan datang menyelamatkannya. Misalnya saja, saat gadis itu hampir terbunuh oleh sekelompok shichinintai. Salah satu anggotanya ingin menikahi dan membunuh Kagome. Aku marah, langsung mengeluarkan dakkaso seketika makhluk itu tewas.
Kulihat gadis pujaan ku sekarat, aku ingin merengkuhnya namun Inuyasha mendahuluiku. Inuyasha memarahiku, dikiranya aku yang melakukannya. Beruntung sahabatnya mengatakan jika aku yang telah menyelamatkan mereka.
Malam-malam ku selalu sepi, hanya bulan yang menemani. Terbayang wajah manis miko penjelajah waktu di sana. Bisakah kami bersama? Kenapa bisa daiyoukai sepertiku tergila-gila padanya? Aku sampai memanfaatkan Rin yang mengikuti ku untuk dekat dengannya. Aku mempertahankan Rin karena ia jembatan untuk ku bisa bertemu dengannya. Biarpun hanya melihatnya dari jauh, hatiku sudah bahagia.
Aku tau, jika gadis itu menyukai Inuyasha. Mungkin karena Inuyasha lebih perhatian daripada diriku. Aku hanya gengsi untuk menunjukannya. Karena kebodohan ku hubungan mereka semakin dekat.
Aku tau, Inuyasha masih mencintai Kikyo. Kekasihnya yang telah lama meninggal namun di bangkitkan kembali. Sampai detik ini perasaan Inuyasha hanya untuk Kikyo.
'Kagome, tolong dengarkan rintih hatiku yang selalu melihatmu... '
Aku tidak bisa mengungkapkan perasaan karena aku tau, hatimu hanya untuk pria setengah siluman itu. Aku malu untuk kau tolak.
*******
Pertempuran telah usai, Naraku telah tewas bersamaan menghilangnya batu empat arwah. Begitu juga dengannya.
Aku terus ke desa Kaide. Biarpun alasanku untuk menjenguk Rin, tapi tujuanku yang sebenarnya bukanlah itu. Aku hanya ingin mencari tau keberadaan Kagome. Menurut cerita, jika Kagome kembali ke zamannya. Inuyasha setiap hari selalu datang ke sumur tua untuk menunggunya. Tak taukah kau Kagome jika bukan hanya Inuyasha saja yang menunggumu. Aku juga menunggumu. Tapi aku bukan Inuyasha yang terang-terangan menunjukan perasaan.
Aku melihat kau kembali dan Inuyasha lah yang menyambut-mu. Wajah ayu-mu tampak berseri-seri, terlihat kalian saling mencintai. Biarpun hatiku sakit melihat kalian menatap penuh puja. Aku ucapkan selamat untuk kalian. Semoga bahagia.
Tak ku sangka bulir-bulir air mata mengalir dari pelupuk mataku. Aku memutuskan untuk pergi. Tak kuat ku melihat mereka yang tengah memadu kasih.
Kagome, sang rembulan ku. Biarlah aku pendam rasa ini seorang diri, jika selama ini aku menyembunyikan perasaan terlarang padamu. Kau mengajarkanku banyak hal. Karena dirimu-lah aku menjadi lebih manusiawi.
Biarpun di masa ini kita tak bersama, aku berjanji akan selamanya memujamu. Aku telah jatuh terlalu dalam padamu.
Biarlah aku menjadi bayangan. Aku akan selalu menjaga dan melindungi mu karena kau adalah rembulan ku.
'Aishiteru Kagome.'
End.
Jangan timpuk saja, karena membuat cerita ini. Maaf jika ada typo dan kesalahan kata ataupun kalimat. Saya menerima saran dan kritik yang membangun.
Sekali lagi terimakasih banyak kepada kak kanonaiko yang telah membantu saya dalam memberikan informasi. ^^
See you.... Bye... Pyong. ^^