Inuyasha & Yashahime © Rumiko Takahashi.
Sedangkan cerita ini adalah milik saya. Saya hanya meminjam nama tokohnya saja.
Warning: cerita ini mengandung konten dewasa. Bijaklah dalam memilih bacaan sesuai usia.
Happy reading.
Kagome memandangi batu nisan di depannya sendu. Mata safir yang selalu memancarkan sinar mulai meredup. Peristiwa yang ia alami sungguh menusuk kalbu.
Cinta yang membara pada Inuyasha di balas hanyou itu dengan pahit. Ia tak menduga, setelah Naraku dan shikon no tama musnah, ditambah Kikyo telah menghilang. Janji yang Inuyasha katakan pada wanita itu ia tepati. Inuyasha lebih memilih mati di tangan Kirinmaru daripada bersamanya.
Di saat ajal mulai menjemput nama Kikyo terucap dari bibirnya. Inuyasha mengatakan bahwa ia masih mencintai wanita itu dan akan menebus semua kesalahan dimasa lalu dan juga meminta maaf pada Kagome jika ia tak bisa menemaninya.
Pelupuk mata Kagome berair, bulir-bulir air mata bercucuran, isak tangis miko penjelajah waktu terdengar pilu. Sesshoumaru yang sejak tadi berdiri di belakang sang gadis diam membisu. Pemilik pedang Tensaiga sudah sejak dulu memang irit bicara. Namun jika di perhatikan sorot matanya memancarkan kesedihan. Entah apa yang Daiyoukai itu pikirkan hanya ia yang tau.
Kagome lalu berbalik menghadap sulung Taisho. Ia memohon kepada Sesshoumaru untuk menghidupkan kembali Inuyasha. Tetapi ia malah berbalik pergi, sebelum pergi Sesshomaru berkata, "Inuyasha-lah yang ingin mati. Tensaiga hanya bisa menyelamatkan makhluk yang ingin hidup."
Tangis Kagome semakin kencang, ia memeluk jasad sang hanyou erat. Teman-temannya bahkan tak bisa berbuat apa-apa. Dalam hati mereka menyayangkan perbuatan Inuyasha yang lebih memilih mati menyusul Kikyo daripada bersama Kagome yang selalu bersama sang hanyou.
Pertempuran besar yang menewaskan Inuyasha membawa kesedihan mendalam bagi Kagome. Setiap hari ia akan datang ke makam Inuyasha. Kemarin ia membawa sekuntum bunga mawar dan kini membawa sekuntum bunga lily. Tangannya mengelus lembut batu nisan bertuliskan nama sang hanyou yang ia cintai. Di samping batu nisan sang hanyou terdapat satu batu nisan dengan nama Kikyo, miko yang menjadi cinta pertama Inuyasha.
Jujur saja, setiap kali ia datang ke makam mereka hati Kagome teriris-iris. Sampai kapan pun ia tidak akan pernah bisa menyaingi Kikyo. Ia tidak membencinya. Salahkan hati manusia yang lemah biarpun ia adalah miko tapi ia masih manusia.
Manusia adalah sarang dosa. Manusia memiliki ego, ambisi, rasa iri dan dengki. Biarpun dirinya berusaha menjadi manusia yang baik terkadang sifat dasar manusianya akan muncul.
"Maafkan aku Inuyasha, Kikyo.. hik!" Isak Kagome, "Biarpun aku berusaha merelakan-mu dengannya, namun sampai detik ini hatiku masih sakit... huhuhu... hik!" Kagome menangis tergugu. Siapa pun yang mendengar akan merasakan kesedihan yang sama.
Kesedihannya tak terperi. Ia rela tinggal di zaman feodal dimana tidak ada listrik, kendaraan bermotor, bahkan ponsel ketimbang kembali ke zamannya. Di mana di sana segala kebutuhan dan fasilitas tercukupi.
Sango ingin sekali mendekat namun di cegah oleh Miroku, suaminya. Gadis pemberani yang bekerja sebagai pembasmi siluman itu kini menikah dengan biksu berkuncir tersebut.
"Biarkan saja nona Kagome meluapkan kesedihannya. Kita berjaga di sini, menjaganya," tutur pria yang kini telah menjadi sosok ayah.
Ya, Sango dan Miroku telah memiliki sepasang anak kembar perempuan yang sangat cantik dan manis. Mereka tak menyangka, dikiranya setelah Kikyo lenyap, Inuyasha akan memilih Kagome lalu mereka hidup bahagia. Tapi semua keliru, Inuyasha tetap teguh memegang janji. Ia lebih memilih mati menyusul Kikyo daripada hidup bersama Kagome, gadis yang sangat mencintai sang hanyou.