1. Taehyung

696 55 17
                                    

"Rin, mama kangen lo. Lo kapan balik Busan?"

Yerin membuang nafas besar saat suara seorang lelaki sedikit tua darinya mengucap kata Busan. Ia benci tempat itu. Benci ketika harus dihadapkan dengan memori buruk yang membuatnya enggan pergi kesana lagi.

"Udah hampir tiga tahun lho. Mana mungkin lo masih inget kejadian itu—"

"Lo gak ngerti apa yang gue alamin, kak." jawab Yerin akhirnya.

"Iya-iya. Gue ngerti. Tapi lo terlalu larut sama ketakutan lo itu sampe gak mikirin perasaan mama. Bahkan perasaan gue."

"Emang lo mikirin perasaan gue? Yang lo mau gue kesana, terus pura-pura 'baik-baik aja' di depan dia kan?"

"Dia itu mama lo. Jangan gak sopan gitu. Gue gak mau berantem. Kalo lo gak balik kesini dalam seminggu, gue yang susulin ke Seoul,"

"Gak usah cari masalah deh. Sampe kapanpun gue gaakan balik Busan. Apalagi gara-gara wanita itu."

"Lo jangan kurang ajar—"

Tut tut tut

Yerin memutuskan sambungan secara sepihak. Dilemparnya ponsel keluaran terbaru itu ke arah dinding hingga layarnya pecah. Tidak masalah –ini sudah ponsel ke empat yang ia hancurkan.

Satu-satunya keberuntungan ia lahir di keluarga berada. Hanya satu. Sisanya adalah kesialan.

Clekk

"Tae?"

Yerin berlari antusias keluar kamar. Seketika senyum mengembang saat menangkap sosok pria jangkung yang menenteng keresek berisi belanjaan di kedua tangannya.

"Lo gak ada niat bantu gue? Berat nih!" Taehyung menjatuhkan kereseknya ke samping kedua kaki. Ia memijat kecil punggungnya.

Yerin terkekeh lucu. Bukannya membantu Taehyung, gadis itu justru berhambur ke pelukan Taehyung. Untung saja Taehyung mampu menyeimbangi tubuhnya. Kalau tidak mungkin mereka bisa terjatuh keatas keset bertuliskan 'welcome'.

Taehyung memeluk Yerin balik. Gadis dengan crewneck kebesaran itu tampak imut dengan rambut yang dikuncir kuda.

"Peluknya nanti aja. Jaket gue basah gara gara salju," gumam Taehyung.

"Nanti aja tapi masih bales pelukan gue. Sehat lo?" Yerin melepas pelukannya. "Btw bawa apa—"
"Ini kan.. Ramyeon?!"

Taehyung mengangguk dengan senyuman. "Kali kali deh gue kasih lo makan ramyeon. Ini terakhir ya. Boleh makan lagi 5 tahun kemudian,"

Ucapan Taehyung tak membuat Yerin kesal. Ia mengangguk patuh. Tangannya menyambar ramyeon di salah satu kresek. Kemudian berlari memasuki dapur tanpa mengucap apapun.

"Eh-eh? Makasihnya mana?" teriak Taehyung.

Tak lama Yerin kembali dengan tawa gemas. Ia menjinjitkan kakinya. Mengecup bibir Taehyung singkat dan kembali berlalu memasuki dapur.

Taehyung beku di tempatnya. Setelah kembali ke dunia nyata, ia menggeleng kecil. Yerin-ku memang selalu imut.

• • •

"Pendaftaran lo ke kuliah gimana?" tanya Taehyung serius. Setelah makan ramyeon bersama, mereka duduk diatas sofa dengan Yerin yang bersandar pada dada Taehyung.

Tv menyala, namun mereka sama sekali tak menghiraukan itu. Yerin sibuk dengan pikirannya tentang telepon dari kakaknya tadi pagi.

"Gak gimana-gimana. Lusa gue udah mulai kuliah," jawab Yerin seadanya.

shadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang