"Hey!"Taehyung hampir terlonjak ketika Yerin tiba-tiba memeluk lehernya dari belakang. Entah ia yang terlalu fokus dengan pertandingan bola, atau memang Yerin yang mahir mengendap-endap.
"Gimana kalau jantung gue copot?" cecar Taehyung sembari menarik tangan Yerin untuk duduk bersamanya.
Yerin terkekeh. Melihat ekspresi terkejut Taehyung sangat menghiburnya.
"Kenapa pulang telat?" tanya Taehyung, kembali fokus pada televisi.
Yerin yang tak menjawab menarik atensi pria itu untuk menatapnya. Ia menaikkan sebelah alis. Semakin penasaran karena Yerin tampak mulai gugup.
"Sebenernya gini, Tae. Temen gue ngajak pulang bareng. Udah mau berangkat--eh dia malah bilang mau ke rumah temennya dulu. Udah gitu disana dia ke toilet lamaaaaaa banget. Dan yang bikin gue kesel, dia bohong kalo mau kerumah temennya. Itu rumah dia," jelas Yerin panjang lebar.
Taehyung mengelus surai Yerin lembut. "Kenapa gak ngabarin, hm? Lo gatau gue hampir susulin ke kampus? Gue khawatir, Yerin,"
Yerin menggigit bibir dalamnya. "Maaf,"
Taehyung terkekeh kecil. Ia menarik laci di sebelah sofa. Mengeluarkan paperbag coklat berisi beberapa botol pil obat.
"Ini obat yang lo pesen. Gue udah beli semua lengkap gak ada yang kurang," jelas Taehyung.
Yerin menerimanya dengan lesu. "Simpen aja situ. Gue belum butuh lagi setelah kejadian waktu itu," jawabnya tak minat. Ia menyandarkan kepala ke dada Taehyung. Memejamkan mata karena tidak tertarik pada dunia persepakbolaan.
"Lo harus minum obatnya."
Yerin menyerngit kecil. Ucapan Taehyung barusan berbeda dari biasanya. Terkesan memerintah dengan aura dingin(?)
"Jangan sampai lupa ya," lanjutnya dengan nada lebih hangat.
"I-iya,"
• • •
"Kakak harus ngobrol lebih banyak sama temen kamu itu,"
Wonwoo yang sebelumnya fokus pada ponsel akhirnya mendongak. Menatap penasaran kakak perempuannya yang sibuk membereskan berkas-berkas.
"Gimana hasilnya?" tanya pria itu.
Yoona duduk di hadapan Wonwoo. "Belum pasti, cuma memang dari gerak geriknya sama beberapa cerita yang dia omongin keliatan banget ada yang salah. Makannya kakak mau kamu bawa lagi dia ketemu kakak,"
"Dia..agak susah diajak pergi. Kemaren aja Wonu harus bohong dulu,"
"Kamu harus bisa ambil kepercayaannya dulu, Nu."
"Iya mau nya sih gitu. Tapi dia terlalu setia sama Taehyung Taehyung itu,"
Yoona tertawa mendengar penuturan adik semata wayangnya. "Kok kamu malah keliatan kaya yang cemburu? Kamu suka sama dia?"
Mata Wonwoo membulat. Ia menyilangkan tegas tangannya di depan dada. "Nggak! Ngga kok. Cuma ya....penasaran aja!"
"Masa?"
"Kakk..."
Lagi, Yoona tertawa. Bagus, sekarang ia memiliki bahan untuk menggoda adiknya. "Oke oke. Maaf. Cuma kamu itu yah dari kecil ngga pernah tuh bawa cewe kerumah. Cuma Yerin yang bisa. Mana mungkin gak ada rasa?"
