Joshua; Heartbreak Anniversary

42 2 0
                                    

Ruangan ini terasa sepi, dan hanya tersisa sesak sesak udara yang menyakitkan. Balon-balon kempes berserakan dimana mana. Mereka terlihat tak bernyawa, sama seperti aku yang tengah sekarat. Merindukanmu.

Barang barangmu masih tertinggal disini, terpaksa belum aku buang karena aku tidak ingin melupakanmu. Mereka tinggal bersamaku disini layaknya suvenir, membuatku selalu teringat apa apa saja tentang kamu.

Kenangan ini membunuhku.


Sama seperti hari aku bertemu dengamu, kupikir selamanya akan seperti ini,






"Aku mencintaimu y/n, sangat sangat mencintaimu" celetuk Joshua tiba-tiba

"Eiii, apa ini. Kau membuat aku mual Josh haha.." olokku pura-pura membuat gerakan seperti sedang memuntahkan sesuatu

"Kau mengejekku? Cepat jawab atau kau akan merasakan.." dekap Joshua erat sambil menggelitiki perutku.

"Hahaha..ba-baiklah.. aku juga mencintaimu haha.. lepaskan.." kalian tertawa bersama.






Tapi ternyata tidak akan bertahan lama,









"Josh! Joshua.. kenapa kamu mengatakan itu! Kembali, kumohon kembali.." aku berlari mengejar Joshua yang berjalan menjauh dariku. Aku meraih tangannya dan menahannya untuk tidak pergi.

"Katakan, kenapa kau memutuskan aku. A-aku salah apa? Apa yang perlu aku perbaiki? Katakan.. kumohon jangan diam seperti ini" aku mulai terisak dihadapan Joshua, Joshua yang sedari tadi diam kini perlahan mencoba melepaskan tangannya yang berada digenggamanku.

"Aku pergi, kumohon jangan cari aku lagi. Kita berpisah. Dan aku tidak ingin kembali padamu. Kumohon lupakan aku setelah ini"

Lalu setelah itu Joshua pergi dengan koper besarnya, meninggalkanku yang terduduk terisak di lantai bandara.


Aku beranjak dari sisi kasur dan duduk didepan jendela besar apartemenku ini. Melihat hujan turun membasahi objek yang ia jatuhi. Diluar terasa dingin, sama saat kamu meninggalkan aku.






Kenapa kau meninggalkan aku?

Pertanyaan itu selalu berputar dikepala ku, setiap hari dan setiap saat aku memikirkanmu. Kau menyakitiku dengan bisumu waktu itu.





Namun aku akan memilih bertahan.

Mempertahankan harapan bahwa kamu akan kembali, untuk menjelaskan apa alasanmu meninggalkan aku dulu.

Aku akan menunggumu dengan sabar.

Akan aku tunggu beberapa tahun lagi, sebelum aku benar benar melepaskanmu.

Joshua.




































Sometimes, the only reason why you won't let go of what's making you sad is because it was the only thing that made you happy.

She'll be Alright; SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang