Wonwoo; Kukira Kau Rumah

28 3 0
                                    

Sore ini aku datang ke kafe dekat rumahku, sekedar ingin merasakan manisnya hot chocolate yang tersedia disini. Suasana kafe ini cukup ramai, sepertinya aku salah memilih waktu untuk datang kesini. Untung saja aku masih kedapatan kursi dan meja.

Aku duduk tenang menikmati hot chocolate-ku, sampai seorang pria mengalihkan atensiku. Mengetuk mejaku pelan, "Bolehkah aku duduk disini?" Tanyanya sambil memegang nampan berisi makanan dan minumannya.

Aku mendongak dan menatapnya, "Tentu saja boleh." Aku tersenyum.

"Terima kasih"

Kami diam beberapa saat, dia sibuk dengan makananya sedang aku sibuk membalas beberapa notif pesan yang ada di hp ku.

"Apa kafenya memang sering ramai seperti ini?" Tanyanya tiba-tiba.

Aku menatapnya dan menggeleng, "Tidak juga, mungkin karena ini weekend jadi ramai" dia menganggukan kepalanya tanda dia mengerti.

"Oh iya, saya belum mengenalkan diri. Saya Jeon Wonwoo" dia mengulurkan tangan kepadaku,

Aku menatapnya bingung dan membalas salaman tangannya, "Ah aku Han Y/N, jangan terlalu formal padaku." Balasku kikuk.

"Apa kau sering kesini?"

"Cukup sering, mungkin hampir setiap hari aku kesini"

Obrolan kami berjalan begitu saja, ku pikir dia pria yang dingin, tapi ternyata aku salah. Dia banyak bertanya dan menyenangkan.

Sampai aku melihat jam di layar hp. Ternyata sudah cukup lama aku berada di kafe, aku memasukan barang barang ku yang ada di meja kedalam tasku.

"Apa kau akan pulang?" Sepertinya dia menyadari aku akan pulang,

Aku tersenyum " iya, sepertinya aku sudah cukup lama disini. Masih ada hal yang aku kerjakan di rumah."

Ketika aku pamit dan ingin beranjak berdiri, dia memegang tanganku

"Bolehkah aku meminta nomer teleponmu?"

Aku terkejut dan mematung sebentar, masih mencerna apa yang dia katakan.

" Ah maaf, apa aku terlalu lancang?" Tanyanya sambil menggaruk belakang kepalanya dan melepaskan tanganku.

Aku tersadar dan menggeleng " Tidak, aku akan memberikannya." Dia kelihatan senang dan menyerahkan ponselnya padaku.

"Aku akan menghubungimu nanti" katanya setelah aku mengembalikan ponselnya.

Aku tersenyum dan mengangguk. Aku pamit pulang kepadanya sekali lagi.

Dijalan aku tersenyum mengingat kenangan yang terjadi tadi, Dia manis seperti hot chocolate-ku.











Kami menjadi dekat dari waktu ke waktu. Sering bertukar pesan sampai telepon tengah malam sekedar untuk menanyakan bagaimana hari berlalu. Sering juga bertemu ketika kita sama-sama tidak sibuk.

Perlahan aku mulai terbiasa dengannya.





















Hari ini kami janjian untuk bertemu lagi, dia mengajakku ke taman dekat sungai Han. Sekedar berjalan-jalan untuk menikmati udara malam.

Aku merapatkan gandengan tanganku dengan dia sambil menaruh kepalaku kepundaknya. Menikmati debaran yang semakin menjadi ketika bersamanya.

Aku sadar, sepertinya aku jatuh pada sosok pria disampingku ini. Aku tak kuasa menolak pesonanya, dia manis bagaimana bisa aku tidak jatuh kepadanya.

Dia mengajakku untuk duduk di salah bangku yang tersedia di taman ini. Genggaman kita belum terlepas, dan semakin erat ketika dia mengusap kepalaku dengan perlahan.

She'll be Alright; SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang