"Lo siapa hah?"
"Lo yang siapa?"
Dua orang asing berbeda jenis kelamin itu saling menatap nyalang. Keduanya sama-sama menarik selimut erat menutupi tubuh mereka yang tentunya mereka sadari sedang tidak mengenakan apapun didalam sana. Keduanya diam sejenak untuk mengumpulkan nyawa, kemudian memulai peraduan lagi.
"Sekarang lo jelasin kenapa kita bisa ada disini? Lo merkosa gue?" tanya sang wanita, Kiara.
Tentu saja tuduhan itu berhak ia layangkan pada pria berkulit tan didepannya. Oh Tuhan Kiara yang polos kita sudah ternoda.
Dituduh seperti itu tentunya sang pria tak terima, "Enak aja lo, gue juga ga tau ya kenapa kita bisa disini. Mending lo inget-inget sendiri."
Pria itu sama nyolotnya dengan Kiara. Mereka berdua sama-sama berpikir apa yang terjadi semalam? Kenapa bisa pagi ini mereka terbangun di kamar hotel yang entah ini siapa yang bayar?
"Ya lo juga inget-inget dong, ini kenapa kita bisa ... ah udahlah lupain aja. Anggap aja ini ga pernah terjadi."
Lupain? Ga pernah terjadi? Pria itu mendengus, Kendra menatap wanita tidak waras didepannya kini. Bagaimana mungkin hal sebesar ini dilupakan begitu saja?
"Kok lo enteng banget ngomongnya?"
"Ya terus? Lo mau gue laporin polisi atas tuduhan pemerkosaan?"
"ENAK AJA LO!"
"Yaudah kan? Gue pusing."
Tapi kalau dipikir ada benarnya juga wanita ini, dengan dilupakannya kejadian ini Kendra tidak perlu repot-repot merasa bersalah pada Rena.
"Oke, anggep aja kita ga pernah ketemu. Awas lo sok kenal kalo ketemu gue."
"Dih najis!"
Kiara hendak turun dari ranjangnya namun daerah kewanitannya terasa amat sakit. Apakah dia benar-benar telah kehilangan keperawanannya semalam? Astaga Tuhan! Bagaimana dia bisa melakukan hal itu dengan pria asing? Bahkan Saldi saja tidak pernah menyentuhnya lebih dari ciuman.
"Awhhh."
"Kenapa lo?"
"Ishh bukan urusan lo."
Kendra memandangi wanita asing didepannya. Cantik sih tapi galak. Wanita yang tidak Kendra tau namanya itu kini sedang berusaha berdiri dengan memegang erat selimutnya. Terlihat kesusahan.
"Mau gue bantu?"
Bagaimana pun Kendra adalah seorang gentleman. Sudah sepatutnya dia menolong wanita yang sedang kesusahan.
"Gak perlu."
"Yaudah, hati-hati mlorot selimut lo."
"Cabul banget pala lo."
"Gue ngingetin doang."
Kiara berdiri dengan susah payah ditambah rasa kesal karena pria asing yang bahkan tidak ia tau namanya itu. Daerah diantara dua kakinya nyeri sekali, badannya juga pegal.
"Awhhh."
Mendengar rintihan wanita didepannya, Kendra akhirnya berinisiatif menolong biarpun nantinya wanita itu memberontak. Tidak tahan dia melihat wanita itu terseok-seok hanya untuk berjalan ke kamar mandi. Dipakainya boxer yang berserakan di bawah ranjang kemudian menghampiri wanita itu. Kendra langsung saja menggendong Kiara bridal style membuat ia terkejut.
Kiara melebarkan matanya namun dunianya seperti berhenti sebentar. Ganteng juga, pikirnya melihat wajah Kendra. Dari tadi ia tidak sempat memperhatikan wajah pria itu dengan seksama tapi memang wajahnya terlihat manly meskipun tidak setampan Saldi. Sedetik kemudian Kiara menggelengkan kepalanya kemudian menabok pundak Kendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twisted Love [END]
RomanceSaldi dan Rena sudah memiliki kekasih masing-masing namun apa jadinya jika mereka harus terikat dengan perjodohan? Sama-sama sakit hati karena sang kekasih akan dijodohkan dengan orang lain, Kendra dan Kiara yang tidak sengaja bertemu di sebuah club...