1. Debaran yang Datang Kembali
"Yuk berangkat bareng"
Seseorang berucap sedikit berteriak dari motornya di depan rumah sederhana sambil menghentikan motornya. Orang yang disapa pun sudah bersiap-siap dengan motornya. Sebelumnya ia berpamitan dahulu kepada orang tuanya meminta doa restu supaya ia selamat sampai tujuan. Setelah itu mereka berdua berangkat bersama menuju ke sekolah.
"Lu udah ngerjain tugas biologi belum?" teriak sang pemuda yang mengendarai motor sport bermerek Kawasaki Ninja berwarna merah tersebut sambil membuka kaca helmnya. Lawan bicaranya pun ikut membuka kaca helmnya menengok sedikit kepada temannya.
"Udah dong" jawabnya dengan nada santai. Ia bahkan tadi malam sudah menyiapkan semua keperluan sekolahnya mulai dari tugas sekolah sampai dengan dasi yang dipakainya sekarang. Ibunya memberi nasihat kepadanya agar menyiapkan sesuatu sebelum melakukan pekerjaan agar tidak gugup. Jadi ia sudah terbiasa sejak kecil untuk mandiri.
"Nyontek ya? Hehehe" ucap pemuda Ninja tersebut diakhiri dengan cengirannya yang khas. Ia bukannya tidak bisa mengerjakan tugas tersebut, tetapi ia merasa malas saja karena semalam ia sibuk mengobrol dengan pacar yang baru dikencani olehnya 2 hari yang lalu.
"Hmm, baiklah" jawab temannya tersebut sambil menganggukkan kepalanya. Mereka berdua berhenti di perempatan karena lampu merah sedang menyala. Mereka melihat perempatan tersebut sangat ramai sekali pada pagi hari itu, dari para pelajar yang berangkat sekolah sampai para ibu-ibu yang hendak pergi ke pasar.
"Jep, lu tau Sinta kan? Anak kelas sebelah itu?" tanya pemuda Ninja kepada temannya. Jefri pun menoleh kepada sang penanya. Dahinya berkerut sedang memikirkan sesuatu. Ia pun mengangguk tanda mengetahuinya.
"Emang kenapa Yuk?" jawab Jefri kepada Yuka, sang pemuda Ninja tersebut. Saat akan menjawab, ternyata lampu hijau pun menyala. Lantas mereka pun langsung melajukan motor menuju ke sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh tersebut.
"Nanti aja deh di kelas" jawab Yuka lalu menaikkan kecepatan sepeda motornya menyalip Jefri. Melihatnya, Jefri hanya menggelengkan kepala. Ia pun menyenandungkan sebuah lagu sambil menikmati indahnya pagi hari tersebut.
~~~
Jefri Supriyadi adalah seorang siswa yang sangat encer sekali otaknya. Ia bahkan selalu mendapatkan nilai tertinggi saat ulangan harian. Entah apa yang dimakan ibunya saat ngidam dahulu, sehingga anaknya menjadi orang terpandai di sekolahnya. Namun kakaknya memiliki sifat yang sangat berbeda sekali dengan Jefri. Jefri setiap hari selalu membaca buku di mana pun ia berada. Hal tersebut membuat dirinya harus menggunakan alat bantu penglihatan berupa kacamata agar dapat melihat dengan jelas.
Sedangkan temannya tadi bernama Yuka Herianto Syawaluddin. Ia merupakan anak kedua dari keluarga Syawaluddin, seorang juragan beras di pasar. Sifatnya yang buruk membuatnya bertolak belakang sekali dengan Jefri. Namun entah mengapa mereka berdua bisa menjadi sahabat yang sangat dekat sekali sejak SMP. Yuka memiliki kakak yang kelakuan dan sifatnya sebelas dua belas dengan dirinya.
Mereka berdua sekarang menduduki bangku kelas 11 SMA. Tahun kedua SMA merupakan waktunya untuk menikmati masa-masa muda tanpa harus memikirkan segalanya. Namun berbeda untuk Jefri. Ia bahkan sudah mulai mempelajari tes-tes untuk masuk ke perguruan tinggi. Yuka melihat soalnya saja sudah pusing, apalagi mengerjakannya.
~~~
"Jep, gue mau cerita nih. Kemarin kan gue baru pacaran sama Retno. Tapi ternyata dia orangnya egois, nyuruh gue ini itu" curhat Yuka kepada Jefri. Sudah biasa Jefri menerima curhatan Yuka seperti ini. Hari ini membahas si A, besoknya pasti sudah berganti topik menjadi si B. Jefri hanya bisa mendengarkan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
RomanceSetiap orang pernah mengalami sebuah penyesalan. Mengapa penyesalan selalu datang di akhir? Apakah memang segalanya sudah ditakdirkan, atau kita sendiri yang memilih takdir? ~~~~~~~~ Cerita tentang cinta anak remaja yang sangat awam dengan dunia asm...