4. Pertemuan dengan Seseorang
Panasnya mentari tak membuat seorang gadis ketakutan karenanya. Ia dengan santai membaca sebuah buku di taman sendirian. Memang siang itu, taman tidak terlalu ramai karena orang-orang sedang menghindari diri dari teriknya matahari yang membakar bumi.
Ditemani dengan angin yang sepoi-sepoi dan rindangnya pepohonan, gadis tersebut lama kelamaan merasa mengantuk. Beberapa kali terlihat dirinya sedang menutupi mulutnya untuk menguap. Namun harus tetap terjaga karena satu jam lagi ia ada kelas yang harus dihadirinya.
Sayang, apa kamu dengar jeritan hatiku?
Mengharap engkau kembali
Sayang, sampai memutih rambutku
Tak akan luntur cintaku
Gadis tersebut tersentak mendengar seseorang yang sedang memetik gitarnya sambil menyanyi. Ia lantas menoleh mencari asal dari suara tersebut. Dilihatnya seorang pria yang sedang tersenyum manis ke arahnya. Pria tersebut duduk sambil memangku gitar menatap ke arah sang gadis.
"Hai cantik" sapa sang pria kepada gadis tersebut. Sang gadis terlihat salah tingkah karena sapaan tersebut. Ia berusaha mengabaikan sapaan pria tadi dan melanjutkan bacaan bukunya yang tertunda.
Seakan tidak kehabisan akal, sang pria tadi pun berdiri dan berjalan menuju bangku sang gadis dan duduk di sampingnya. Ia menatap lekat gadis yang selama ini selalu ada dalam mimpinya.
"Sulliana, diem aja nih" ucap sang pria tersebut sambil tersenyum ke arahnya. Sang gadis menghentikan bacaannya dan menghela napasnya lelah.
"Iya ada apa Cahyo?" akhirnya sang gadis pun membuka suara. Jangan ditanyakan lagi bagaimana perasaan Cahyo karena sekarang ia merasa sangat bahagia sekali karena gadis tersebut mau berbicara dengannya.
"Jadi, aku punya tiket bioskop nih. Kita nonton yuk nanti malem" ajak Cahyo dengan memamerkan tiket yang dengan susah payah ia dapatkan tadi. Ia harus menabung selama seminggu agar bisa membeli tiket tersebut dan untuk mampir ke restoran setelah menonton. Ia juga harus berebut tiket dengan para gadis-gadis remaja tadi di bioskop. Gadis-gadis remaja yang kebanyakan siswi SMA tersebut menatapnya dengan tatapan memuja membuat Cahyo menjadi risih.
"Mau ya, please" ucap Cahyo memohon. Ia menyatukan kedua telapak tangannya memohon kepada Sulliana dengan tatapan memelas. Sulliana yang melihatnya menjadi tidak tega. Ia pun akhirnya mengangguk setuju.
"Baiklah, aku setuju. Nanti jam 7 kamu ke kos-kosan aku ya" ucap Sulliana sambil tersenyum tipis. Ya, hitung-hitung lumayan dia mendapat traktiran menonton film gratis. Cahyo yang mendengarnya matanya langsung berbinar-binar.
"Oke siap cantik. Nanti aku jemput kamu ke kos-kosan kamu. Dandan yang cantik ya" ucap Cahyo sambil memegang tangan Sulliana dan tersenyum lebar. Ia merasa memenangkan sebuah lotre dan mendapatkan sebuah hadiah doorprize. Ia langsung berdiri bersiap untuk menghadiri kelasnya.
"Baiklah cantik, aku pergi dulu ya, ada kelas ini. Sampai jumpa nanti malam" ucap Cahyo melambaikan tangan ke arah Sulliana dan diakhiri dengan melayangkan kiss bye. Hal tersebut membuat Sulliana tersipu malu dan ia pun membalas lambaian tangan Cahyo.
"Hah, semoga saja nanti aku ngga ketemu sama Miko. Kalo ketemu kan bisa perang nanti mereka berdua" gumam Sulliana sambil menghela napasnya lelah. Ia pun memasukkan bukunya ke dalam tas dan pergi dari taman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
RomanceSetiap orang pernah mengalami sebuah penyesalan. Mengapa penyesalan selalu datang di akhir? Apakah memang segalanya sudah ditakdirkan, atau kita sendiri yang memilih takdir? ~~~~~~~~ Cerita tentang cinta anak remaja yang sangat awam dengan dunia asm...