6. Penyesalan

5 0 0
                                    


6. Penyesalan


Yuka tiduran di atas tempat tidurnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia kembali teringat ketika bertemu dengan seorang gadis di acara reuni SD nya sebulan yang lalu. Gadis yang akhir-akhir ini berhasil menarik perhatiannya. Ia membuka ponselnya dan mencari nomor telepon gadis tersebut dan mengiriminya pesan.


Lagi ngapain nih?


Yuka pun tersenyum menatap benda persegi panjang yang sedang digenggam olehnya. Ia melihat bahwa gadis tersebut juga sedang dalam jaringan karena pesannya tersebut memperlihatkan bahwa sudah terkirim. Sambil menunggu balasan dari gadis tersebut, ia pun keluar dari aplikasi obrolan dan membuka aplikasi sosial media yang biasa digunakan untuk memposting foto.

Seperti biasa bahwa akunnya tersebut dipenuhi oleh komentar-komentar dari para penggemarnya. Ia hanya tersenyum melihat hal tersebut. Menurutnya dia hanya manusia biasa, bukan seorang idola. Tetapi orang-orang saja yang melebih-lebihkan.


Ting!


Bunyi dari ponselnya tersebut membuatnya langsung membuka bilah notifikasi di atas. Ternyata ia mendapat balasan dari pesan yang dikirimnya tadi kepada sang gadis. Langsung saja ia membuka isi pesan tersebut.


Lagi bete nih, dia ngga peka-peka sih ._.


"Dia? Apa Miawati udah punya pacar?" gumam Yuka pelan. Jika hal tersebut benar, maka pupus lah harapannya untuk memiliki gadis tersebut. Ia pun menghela napasnya dan mengetik sebuah pesan membalas pesan dari gadis tersebut.


Dia? Wah udah punya pacar nih, cie cie


Yuka langsung menutup layar ponselnya dan meletakkannya di samping kepalanya. Ia kembali menatap ke langit-langit kamar. Sepertinya ia harus mundur dalam mengejar cintanya tersebut. Padahal ia sudah merasa nyaman dengan kedekatannya bersama gadis tersebut.


Bukan pacar sih, masih jadi gebetan


"Weh, kok kaya sedih banget lu Yuk? Ikut abang nganterin sesuatu ke rumah temen ibu yuk" tiba-tiba Miko datang membuka pintu kamar Yuka dan mendapati adiknya sedang terlihat sedih. Yuka yang mendengarnya sedikit terkejut lalu bangun dari tempat tidurnya. Ia pun mengambil pakaian dan celana yang akan digunakan olehnya.

"Tunggu di luar bang" ucap Yuka lalu mengganti bajunya dengan yang diambilnya tersebut. Miko hanya berdeham lalu pergi menutup pintu kamar adiknya. Yuka menatap dirinya di depan cermin sambil menghela napasnya pelan.

"Masih jadi gebetan, belum jadi pacar atau suami. Ayo perjuangin cintamu Yuka!" ucap Yuka mengepalkan tangannya ke atas menyemangati dirinya sendiri. Ia pun langsung menuju ke luar karena sudah ditunggu oleh kakaknya.

"Bawa apaan bang?" tanya Yuka berbasa-basi kepada kakaknya. Ia melihat kakaknya sedang menaikkan sebuah kotak yang dilakban rapat ke atas motornya. Miko menepuk tangannya menghilangkan kotoran yang ada di tangannya lalu menatap ke arah adiknya.

"Ini temennya ibu kan kemarin pesen beras, tapi sama ibu malah dibawain macem-macem banyak banget. Mana bapak sama ibu lagi di pasar jaga toko" jelas Miko lalu memakai helmnya. Yuka hanya mengangguk lalu ikut memakai helmnya.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang