"Apa urusanmu dengan kami?" tanya Ethan ketus.
Gray yang berdiri di belakang Ethan tampak memperhatikan satu per satu para tentara yang berjajar di belakang pria itu.
"Kami ingin mengajak kalian bertiga bergabung ke dalam organisasi kami untuk melawan sesuatu yang akan datang ke planet in," jelas Noah tampak santai meski dia tak mengendurkan kewaspadaannya.
"Aku menolak," sahut Gray.
"Kami akan membayar kalian dengan harga tinggi," kata Noah mencoba negosiasi.
"Aku tak peduli, karena bukan urusanku melawan alien," kata Gray.
"Berapa yang sanggup kalian bayar?" tanya Ethan.
"Minimal 10 milyar, dan ditambah fasilitas lainnya, kalian juga mendapat berbagai kemudahan lainnya," kata Noah mencoba bernegosiasi.
Ethan bersedekap dia terlihat berpikir.
Gray menoleh ke arah Abimanyu. "Kenapa kau diam saja? Dia juga menawarimu, ambil saja," serunya.
Abimanyu kebingungan, dia kesulitan untuk mengutarakan pikirannya.
"Kau benar-benar menolak itu, Gray?" tanya Ethan.
"Aku tak suka terikat, aku bergerak karena aku ingin," jawab Gray bersikukuh.
"Jika kau menolak, aku juga tak mau ah," kata Ethan. Dia melihat ada yang berbeda dengan sikap para tentara. "Apa kami tak boleh menolak?"
"Menurut aturan yang ada, kalian memang diwajibkan untuk ikut serta apabila terjadi hal-hal tak diinginkan pada planet ini!" seru salah satu tentara.
"Sersan!" tegur Noah.
"Maaf Sir, tapi ini demi keselamatan umat manusia," kata sersan tersebut.
"Aku mulai tak menyukainya," gerutu Ethan.
"Sama," timpal Gray.
Seluruh tentara kecuali Noah langsung mengarahkan senjata mereka kepada kedua pria tersebut.
"Turunkan senjata kalian!" perintah Noah suaranya bergetar.
"Dengan segala hormat mereka harus diberitahu dengan siapa berbicara, Sir!"
"Kalian yang harusnya paham dengan siapa berbicara," ucap Ethan lirih.
Para tentara tak mengindahkan perintah Noah, mereka melepaskan tembakan beruntun ditujukan kepada Gray dan Ethan.
"HENTIKAN BODOH! ITU BISA MENGENAI BOCAH DI SANA!" teriak Noah mengatasi suara rentetan senjata.
"Aa-apaan mereka ini?!" semua pasukan berdiri tak menyangka, mereka semua dikejutkan karena Gray dan Ethan masih berdiri tanpa terluka.
"Aarrghhhh!" Abimanyu menjerit, rupanya ada peluru yang menyerempet mengenai lengannya.
Ethan buru-buru memeriksa keadaan Abimanyu, beruntung tidak terlalu parah, dia membubuhkan bubuk obat dari botol kecil di pinggang dan membebat lukanya dengan kain.
"Ini tak bisa dibiarkan lagi,"
"Aku sepakat denganmu, Ethan,"
Gray langsung menarik pedangnya dari udara kosong, begitu juga Ethan memanggil Gungnir, tombaknya. Keduanya benar-benar terlihat marah.
"Ini gawat," pikir Noah gelisah.
"Kenapa kalian lama sekali?" seorang perempuan muda berkulit hitam berambut ikal muncul dari pintu aula, dia terlihat memegang botol minuman keras di tangan kirinya. Meski begitu dia terlihat sadar, tak ada tanda-tanda sedang berada di bawah pengaruh alkohol.
![](https://img.wattpad.com/cover/203950261-288-k557506.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aegis: Anunnaki
FantasyMau lihat Gray, Ethan, Gwen, Rhea, Veda, dan Julius dalam satu universe? Silakan baca cerita ini. Note: Very Slow Update