Chapter 4

211 37 3
                                        

"Maaf, aku tak tertarik jadi aku akan pergi," kata Gray setelah pria tua itu selesai bercerita mengenai tujuan Aegis. "Aku tak bersinggungan dengan alien dan sejenisnya, aku hanya pengusir iblis, aku menolak ajakanmu,"

Gray berbalik pergi sambil melambaikan punggung tangannya, namun dia berhenti melangkah dan menoleh kepada Ethan.

"Aku pinjam halaman rumahmu, aku akan berlatih di sana, Ethan," Lalu dia pun menghilang dari pandangan.

"Sialan, dia mempermainkan diriku, dasar anak iblis brengsek," umpat Ethan kesal.

"Bagaimana denganmu Ethan Reeve, apakah kau menerima tawaranku?" tanya orang tua itu dengan nada lembut namun memaksa.

"Ya karena sudah telanjur aku akan menerimanya, tapi dengan catatan kalau ini tidak sesuai ekspetasiku aku akan pergi,"

"Setuju,"

Abimanyu juga sepakat, maka mereka segera meninggalkan tempat itu dan pergi bersama menuju markas rahasia Aegis.

Ketika berada di kendaraan yang sama Abimanyu melontarkan pertanyaan kepada Noah yang duduk di depannya.

"Tuan Noah, apa markas Aegis berada di udara... Mmm maksudku kapal melayang?"

Noah tertawa mendengar pertanyaan dari Abimanyu.

"Tidak seperti itu, aku tahu kau mengambil referensi dari Helicarrier, bukan?"

Abimanyu mengangguk malu.

"Kapal terbang sebesar itu membutuhkan energi besar, dan teknologi saat ini belum bisa menirunya itu hanya ada dalam cerita fiksi semata, lagipula jika kita berhasil membangunnya akan dibutuhkan persetujuan dari berbagai pihak pemerintah di dunia karena kapal terbang sebesar itu pasti akan melewati wilayah udara negara lainnya, itu menyebalkan menurutku," ujar Noah.

"Tak ada tempat yang nyaman selain rumah menurutku," komentar Ethan.

"Ya, itu tak bisa dibantah," sahut Noah nyengir. "Sebentar lagi kita tiba di pelabuhan,"

Ethan melirik Case yang memperhatikan pemandangan dari kaca jendela mobil.

"Bolehkah aku bertanya beberapa hal padamu?"

"Tanya apa?" seru Case tanpa memandang Ethan.

"Darimana kau dapatkan kekuatan kuno itu?" Ethan masih penasaran.

"Kau penasaran banget, ya?" tanya Case balik.

"Semacam itu," tukas Ethan singkat.

Case menoleh menghadap Ethan. "Kalahkan aku dulu baru kuberitahu, itu pun kalau kau bisa," katanya penuh nada meremehkan.

Ethan pelotot sembari nyengir lebar. Dia merasa direndahkan.

"Begitu ya, kau akan kuberi pelajaran," seru Ethan.

"Sudah-sudah, kita sudah sampai," kata Noah menengahi.

Kapal yang menjadi markas Aegis bersandar di dermaga, dan kapal ini benar-benar besar mungkin mampu memuat 50 puluh pesawat jumbo jet, bentuknya futuristik, dan menurut Noah kapal ini bisa menyelam layaknya kapal selam. Di desain oleh direktur utama Morgan Tech sendiri.

Mereka semua masuk ke dalam, dan melihat kecanggihan.

"Ini benar-benar luar biasa," ungkap Abimanyu mengutarakan rasa kagumnya.

"Yah lumayan keren sih," komentar Ethan menyentuh peralatan di sana dengan ujung jarinya.

Noah tersenyum puas, dia berdiri di ujung meja, menepuk keras tangannya. "Oke semua, silakan duduk, dan kita mulai rencana pertahanan makhluk asing ini," ujarnya.

Aegis: AnunnakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang