"Hiks... Hikss" suara tangis lemah itu memecah pikiran ku . Itu adalah kali pertama seumur hidup aku selama bersama dengannya , aku melihatnya menangis . Yang aku ingat dia tidak pernah menangis , dia bahkan jarang tertawa , hanya memasang wajah dingin dan datar .
Cairan bening itu jatuh dari mata sayunya bercampur dengan air hujan yang jatuh . Yin kemudian menjatuhkan tubuhnya , memeluk tubuh ku , tak lama sebelum akhirnya dia jatuh dan tak sadarkan diri ketanah.
.
."Yin !!!!" Suara itu .... Suara teriakan kecemasan , namun bukan berasal dari bibir War . Melainkan sosok pria tinggi yang baru saja berlari turun dari mobilnya . Raut wajah kecemasan dan tegang nampak menghiasi raut wajah Pria itu. Bahkan seakan hujan yang masih turun tidak dia indahkan. Fokusnya hanya pada tubuh yang kini sudah jatuh merosot ketanah.
Win , pria tinggi itu berlari turun dengan tergesa-gesa dari mobil setelah memarkir asal mobil miliknya didepan rumah milik War . Sebelumnya beberapa orang yang ditugaskan oleh Win untuk berjaga dirumah Yin mengabarkan bahwa Yin telah kabur dan pergi meninggalkan rumah . Win telah mencari ke berbagai tempat, dan kini hanya tinggal rumah War yang ada dipikiran Win. Yin mungkin pergi kesana . Itulah pikirnya .
"Warr !! Apa yang terjadi?" Tanya Win mendongak matanya menatap War dengan penuh tanya dengan dua tangannya sibuk mengangkat tubuh Yin yang sudah jatuh ketanah basah .
"..." Bukannya menjawab sosok yang ditanya hanya berdiri diam menatap lurus dengan wajah menegang . Tubuh dan tangannya masih bergetar entah karena dinginnya cuaca atau pemandangan didepannya . Pemandangan Yin yang hadir kembali dihadapannya, memeluknya dan kemudian jatuh ambruk ketanah.
War hanya belum bisa mencerna apa yang tengah terjadi . Semua terlalu cepat untuknya . Tubuhnya pun masih terasa kaku bahkan untuk menangkap tubuh Yin agar tak jatuh ke tanah dia tak bisa . Pada akhirnya dia hanya dapat melihat tubuh lemah yang terjatuh dibawah kakinya.
"War , tolong bantu aku!" sekali lagi Win berkata , kali ini dengan nada sedikit tinggi . Mengingat orang yang dia tuju masih nampak terdiam.
.
.Dua manik mata tajam terlihat tengah menatap sosok yang kini tertidur diatas tempat tidur dari kejauhan. Matanya seolah takut untuk melepas pandangannya dari sosok itu. Takut jika tiba-tiba lengah tubuh itu akan bangkit dan kemudian menyakitinya.
Segala sesuatu tentang pria itu kini membuat War takut . Walaupun kini dia tengah tertidur tak berdaya itu masih membuat War ketakutan.
Win telah selesai mengganti baju basah ditubuh Yin dengan meminjam baju kering milik War . Sebelumnya mereka akhirnya memutuskan untuk membawa tubuh Yin masuk kedalam rumah War dan menidurkannya diatas tempat tidur dikamar War . Ya , bersyukurlah karena War masih dengan baik hati membiarkan Win membawa tubuh Yin kedalam rumahnya.
"Apa yang terjadi padanya ?" Tanya War , dengan tatapan mata memicing penuh waspada . War berdiri agak jauh dari tempat tidur seakan dia menjaga jarak . Takut jika seandainya pria itu terbangun , namun tidak dapat dipungkiri bahwa jauh dalam lubuk hatinya dia sangat cemas dengan keadaan pria yang tengah terbaring itu mengingat tubuh Yin yang terlihat kurus dan beberapa bekas luka gores yang terlihat di pergelangan tangannya. War menggigit kecil kuku-kuku jarinya secara tidak sadar seolah itu dapat membuang sedikit rasa ketakutannya.
"Apa kau ingat saat aku mengatakan dia membutuhkan bantuan mu ?" Tanya Win. Dua matanya sama sekali tak melihat War melainkan masih sibuk mengurusi Yin . Menarik selimut untuk menutupi tubuh pria yang masih terbaring itu menjaganya agar tetap hangat .
"Apa maksud mu ?" Tanya War lagi yang kini hanya dibalas dengan helaan napas berat dari Win .
" War.... Dia sakit . Dia sakitt jauhh bahkan sebelum kau bertemu dengannya" jawab Win yang membuat War menaikkan satu alisnya seolah tak mengerti .