Sudah satu hari pria itu terbaring diatas tempat tidur . Dokter keluarga Wong pun kemarin sudah selesai memeriksa kondisinya. Dokter mengatakan bahwa dia hanya kelelahan dan memerlukan cairan infus yang akhirnya dihubungkan ketubuh pria itu.
" Apa yang kau lakukan ?" Suara itu . Suara Win yang baru saja datang dari lantai atas untuk turun kebawah. Sekedar mengambil minum di dapur. Dan yang dia dapatkan adalah War yang tengah memasak.
"Memasak bubur . Siapa tahu dia bangun" Jawab War . Sedang Win hanya mengangguk mengerti.
Disilah mereka berdua. Bergantian berjaga untuk mengamati kondisi Yin , siapa tahu pria itu akhirnya sadar atau mungkin jikalau infusnya sudah habis agar mereka bisa ganti dengan yang baru.
Untuk War sendiri , Prom belum ada menghubungi nya . Mungkin karena Prom masih berpikir War memang berada bersama dengan Yihwa . Dan juga sebenarnya War sengaja mematikan ponselnya agar dia tidak dapat dihubungi. Dia hanya tak tahu jika nanti harus mencari alasan apa lagi.
"Kau belum tidur ?. Kau bisa beristirahat , aku akan menjaganya setelah selesai dengan ini." Kata war masih mengaduk buburnya
"Ah terimakasih jika seperti itu. Aku hanya akan pergi untuk mandi sebentar. Setelah itu aku yang akan menjaganya kembali." Ya Win tahu jika War masih takut pada Yin . Maka dari itu dia tidak akan membiarkan War berlama-lama dengan Yin sendiri. Dia hanya akan pergi untuk membersihkan tubuhnya sebentar, karena tubuhnya benar-benar terasa lengket.
"Yah .. sama-sama"
Tak lama setelah selesai memasak dan mematikan kompornya . War kembali naik kelantai atas untuk mengawasi Yin.
Sesampainya dialantai atas . Tangan War mengulur membuka knop pintu . Dan saat pintu terbuka tubuh itu menjadi kaku . Matanya mebelalak lebar dengan keringat dingin mengalir dipelipis dan telapak tangannya. Detak jantungnya berpacu menjadi lebih cepat seakan berlomba dengan detik jam .
Tubuh yang seharusnya terlentang diatas tempat tidur sudah menghilang . Berganti dengan udara kosong disana . Dia sudah bangun....
Pria itu sudah sadar dan kini tengah berdiri memunggunginya.
Punggung tegap itu berdiri didepan balkon .
War terdiam selama beberapa saat berdebat dengan pikirannya . Ingin rasanya dia untuk kembali menutup perlahan pintu itu dan kabur untuk mencari Win atau siapapun . Namun pada akhirnya tetap saja tubuh itu bergerak tanpa disetujui oleh otaknya .
War berjalan perlahan seakan takut langkah kakinya akan membuat pria itu menyadari kehadirannya . War mendekatinya , Mendekati sang pria yang masih menatap keluar jendela. Selang infusnya sudah dia cabut paksa dari tangannya.
"Y-yiinnn..." Suara serak dan tercekat keluar dari bibir War . Sangat kecil hingga nyaris tak terdengar. Namun sepertinya itu masih cukup terdengar oleh sang pemilik nama.
Pria itu menolehkan pandangannya . Membalikkan badannya perlahan yang kini menghadap War . Matanya yang masih sayu namun tetap tajam menatap lurus pada War . Sedang Wajahnya masih saja dingin dan tak berekspresi .
Diam lama ditempat dengan dua mata yang saling menatap akhirnya War memberanikan diri untuk kembali maju mendekatkan kembali tubuhnya hinggi kini jarak hanya tersisa beberapa centi diantara mereka. Hening ... Suasana seketika menjadi sangat hening dengan hanya terdengar hembusan napas dua insan tersebut.
Graabb
War melonjak kaget , saat tubuhnya dengan cepat ditarik dan terbenam dipelukan Yin. Tangan Yin yang masih lemah memeluk erat tubuh yang lebih mungil darinya itu. Sedangkan kepalanya sudah masuk terbenam di ceruk leher War.
"Hiks.." tubuh pria yang memeluknya Bergetar . Air matanya jatuh dan menetes di pundak War yang bisa War rasakan . Pelukannya semakin dia eratkan berbarengan dengan semakin kerasnya dia menahan tangisannya.
Pria yang tadinya kuat itu ...
Hanya nampak seperti anak kecil saat ini ..
