#9: Waktunya Drama!

312 54 62
                                    

Terinspirasi dari cerita timun mas dan Ada beberapa perubahan.

______________________________________

"Udah siap?" Tanya Kakashi pada peserta field trip.

"Udah!" Ujar mereka.

"Baiklah, pertama dari Shounen jump academy dengan judul drama Timun Mas!" Seru Shiro

Semuanya langsung bertepuk tangan. Drama is begin!

______________________________________

Dahulu kala ada dua pasutri yang sedang bekerja di ladang. Mereka berdua belum dikaruniai anak. Sang istri yang bernama Hinata bertanya pada suaminya yaitu Asta.

"Suamiku, kenapa kita belum punya anak?" Tanya Hinata.

"Sabarlah istriku. (Disini udah pada cekikikan karena melihat mereka berdua) mungkin Tuhan sedang menguji kita," jawab Asta.

Lalu tiba-tiba, lewatlah seorang Buto ijo yang menyeramkan--eh salah, buto ijo yang imut bernama Midoriya.

"Moshi-moshi, ada apa ini?"

"Kami berdua belum di karuniai anak. Kami sangat sedih," keluh Hinata.

"Ouh. Itu masalahnya. Kalau begitu, tanamlah biji timun ini. Jika sudah membesar, panenlah dan penggal anaknya," (boruto: gile gw di penggal)

Yaoyorozu langsung mengoreksi dialog Midoriya.

"Heh Mid! Salah naskah!"

"Oh iya, maap maap,"

"Maksudnya, panen dan potong timun itu secara horizontal. Ngerti? Jangan vertikal. Dan jika ia sudah berumur 12 tahun, bawalah anak itu padaku. Oh ya, Kalau mau yang motong timun, jangan istrinya, nanti anaknya ke penggal gara-gara motongnya vertikal," jelas Midoriya.

"Heh! Mentang-mentang gw ini baka ya!" Omel Hinata. Midoriya udah ngacir meninggalkan mereka karena takut di amuk masa sama jeruk.

"Brokoli kok takut jeruk. Hadeuh..." Desah Asta.

Kembali ke topik.

"Kita harus menanamnya dimana, Asta?" Tanya Hinata.

"Lebih baik kita tanam di halaman belakang rumah," saran Asta. Hinata mengangguk.

Mereka berdua menanam biji timun tersebut. Tak lupa setiap hari mereka siram agar tumbuh semakin besar dan bisa segera panen.

Tak beberapa lama kemudian, Timun yang mereka tanam tumbuh sangat besar. Akhirnya mereka siap memanennya.

"Bagaimana kita memanennya?" Tanya Hinata bingung.

Asta pergi ke ruang belakang. Lalu ia kembali dengan membawa gergaji mesin.

"Asta?! Itu untuk apa?!" Pekik Hinata.

"Sepertinya timun ini sangat keras. Tidak bisa di potong dengan pisau biasa," timpal Asta.

Asta menyalakan gergaji mesin.

Ngeng ngeng

Di dalam timun alias kardus...

"Buset, suara apaan tuh?" Gumam Boruto.

Kembali ke luar timun.

"Kau siap untuk menemui anak kita, Hinata?" -Asta

"Aku sangat-sangat siap," balas Hinata bersemangat.

Asta mulai memotong timun itu seperti yang dikatakan Buto ijo kawaii.

Setelah di potong, terlihat sosok anak kecil yang udah besar sebesar anak kelas 4 SD.

The Crossover AcademiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang