Chapter 01

18 7 7
                                    

Purri, Mely, Veny


Suasana sore yang sejuk memang sangat cocok untuk bersantai, apalagi bersama dengan orang-orang terdekat kita.

Rania Purrintani (Purri), Mely Amalia (Mely) dan Veniya Tasya Rahman (Veny), tiga gadis cantik berusia 25 tahun yang kini sedang asik mengobrol di depan sebuah cafe, di atas meja didepan mereka sudah tersaji tiga cangkir coklat hangat favorit mereka.

Tiga orang gadis yang bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMA. Persahabatan mereka sangat erat, bahkan sepertinya tidak akan pernah bisa terpisahkan. Meski sekarang mereka sudah dewasa dan menjalani kehidupan beserta kesibukan yang berbeda, mereka tetap akan meluangkan waktu untuk bertemu dan mengobrol, seperti janji mereka dahulu, bahwa sesibuk apapun mereka akan tetap meluangkan waktu meski hanya sejenak.

"Pur, bagaimana butikmu sekarang, apa sudah ada koleksi terbaru?" Tanya Veny.

"Butik ku lumayan ramai akhir-akhir ini, lusa baru akan launching koleksi terbaruku" jawab gadis yang mengenakan gaun coklat nan anggun itu.

"Ah, lalu kamu?, Bagaimana dengan cafemu, sepertinya sudah lumayan maju sekarang". Tanya Veny pada Mely.

"Yah, Seperti yang kamu lihat, setelah rumor itu, kini cafe ku mulai sedikit ada kemajuan lagi, kalian tahu kan bagaimana keadaannya kemarin" jawab Mely seraya mengambil cangkir coklatnya.

"Kamu harus lebih berhati-hati lagi Mel, banyak saingan yang ingin menjatuhkan usaha kita, contohnya kemarin itu. Sainganmu sengaja menyuruh pekerjanya untuk menjadi pelayan di cafemu agar bisa menjatuhkanmu. Lebih seleksi lagi saat menerima karyawan." Nasehat purri pada Mely

"Heemm, iya kamu benar, terima kasih kalian selalu ada disaat aku butuh." Ungkap mely Tersenyum tulus

"Sama-sama cantik." Ucap Purri dan Veny berbarengan, lalu mereka tertawa bersama.

"Lalu kamu, bagaimana pekerjaanmu?, Sebagai dokter pasti tanggung jawabmu sangat berat bukan?" Tanya Purri pada Veny.

"Heemm....kalian tau lah bagaimana yang namanya rumah sakit, setiap hari selalu saja ada kasus baru, entah itu orang dengan penyakit baru atau orang yang kecelakaan, bahkan orang meninggal, apapun itu sudah menjadi resiko seorang dokter, jadi aku harus siap" Jawab gadis berambut sebahu itu.

****
Sore itu mereka habiskan dengan banyak bercerita dan tertawa bersama, rasanya semua beban yang mereka rasakan saat lelah bekerja hilang seketika.

Setelah puas menghabiskan waktu bersama akhirnya mereka memutuskan untuk pulang kembali kerumah masing-masing, namun tidak dengan Mely, dia harus berada di cafe sampai waktu untuk cafe tutup, sedangkan kedua sahabatnya berpamitan dan memulai perjalanan pulang dengan kendaraan mereka masing-masing.

"Aku lelah sekali.
Baru jam delapan?, Haahh....aku ingin pulang." Keluh Mely setelah melirik jam dinding di depannya.
"Aku akan ke pantrie saja untuk memeriksa" kemudian bangun dari duduknya dan berjalan menuju pantrie.

*****
Purri kini telah sampai di gedung apartemennya, sekarang ia sedang memarkirkan mobil miliknya, purri memang tinggal sendiri di apartemen karena orang tuanya sudah berpisah dan sudah memiliki kehidupan masing-masing. Dulu dia tinggal dengan neneknya, namun setelah neneknya meninggal dia memutuskan untuk tinggal di sendiri di apartemen.

Setelah mobilnya terparkir rapi, Purri menaiki lift menuju apartemennya yang berada di lantai 8. Setelah keluar dari lift dan sedikit berjalan dia pun sampai di depan pintu apartemennya, segera Purri membuka pintunya dan masuk, dia langsung membanting tubuhnya ke sofa dan menyalakan tv di depannya.

Complicated RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang