Jangan lupa vote, commentnya. Ramein!
Happy reading!
Athena dan papanya sudah tiba di rumah. Ia langsung di ajak ke kamar untuk menemui sang mama. Di sana, Kyana tengah terbaring membelakangi mereka. Athena berjalan perlahan ke dekat mamanya. "Ma ...."
Kyana pelan-pelan berbalik dan tersenyum senang saat melihat putrinya pulang. "Athena, anak Mama ...." Kyana mengulurkan tangannya.
Athena meraih uluran tangan mamanya, lalu duduk di tepi ranjang tempat Kyana berbaring, disentuhnya dahi sang mama, panas. "Sejak kapan Mama sakit?"
"Mama cuma kangen kamu," ujar Kyana tanpa menjawab pertanyaan putrinya.
Athena beralih menatap papanya. "Sejak kapan, Pa?"
"Tiga hari yang lalu, Nak," jawab Kai.
"Udah ke dokter?" tanya Athena lagi dan Kai menggeleng. Athena mendengkus kasar. "Panas tinggi gini kenapa gak dibawa ke dokter?"
Kyana memegang erat tangan Athena. "Mama yang gak mau, Nak ... Mama cuma mau ketemu kamu."
Athena berdiri dan melepas pegangan tangan Kyana. "Ke rumah sakit sekarang!"
Athena menggeleng. "Mama gak apa-apa, Nak."
"Kerumah sakit atau aku gak mau temuin Mama lagi!" ancam Athena.
Kyana akhirnya mengalah dan mau dibawa ke rumah sakit.
•••••
Setelah diperiksa, ternyata Kyana hanya demam biasa karena kelelahan dan banyak pikiran, tidak sampai menginap di rumah sakit juga. Setelah menebus beberapa obat mereka langsung pulang. Di kamar, Athena menemani sang mama yang masih terbaring di tempat tidur.
Kyana memegang tangan putri semata wayangnya itu. "Mulai sekarang, Mama gak akan maksa kamu lagi, kalau kamu gak mau tinggal di pondok, kamu boleh keluar dan sekolah di sekolah umum."
Athena terkejut mendengar penuturan mamanya barusan. Tunggu, bukankah ia harusnya senang? Artinya ia bisa bebas nongkrong dan balapan lagi, kan? Tapi, ia juga tidak ingin berpisah dengan si pujaan hati, abang Johnny terlope-lope.
"Maafin mama yang gak pernah lembut sama kamu. Mama pikir, mendidik dengan cara tegas akan membuat kamu nurut, ternyata nggak ... Mama nyerah, Nak ... mama gak akan ikut campur lagi sama urusan hidupmu," lanjut Kyana.
"Hahah ... lucu, aku ngerasa bener-bener dibuang sekarang," ujar Athena miris. "Mama tahu gak, kenapa aku begini? Itu karena Mama gak punya waktu buat aku, dari aku kecil, Mama dan papa workaholic. Tiap hari aku habisin waktu di rumah sama baby sitter. Saat aku masuk sekolah dasar, kalian tetap sama, bahkan sampai sekolah menengah pun tetap gak ada bedanya. Mama dan papa selalu sibuk kalau aku minta ngumpul. Padahal aku juga mau cerita gimana hari-hariku di sekolah, gimana senangnya aku pas dapat juara kelas, tapi apa? Kalian gak pernah punya waktu sampai aku muak dan gak betah di rumah," ujarnya panjang lebar.
Kyana menangis, merasa bersalah karena terlalu sibuk dan lebih mementingkan pekerjaan dibanding menghabiskan waktu bersama putri satu-satunya itu. "Maafin Mama ...."
"Gak perlu minta maaf, semuanya udah lewat. Gak ada yang mesti disesali, percuma ...," Athena menghela napas panjang. "dan aku juga gak akan keluar dari pesantren."
Kyana menatap tak percaya pada putrinya. "Kamu serius?"
Athena mengangguk yakin. "Iya, aku udah janji sama diri sendiri, aku mau berubah jadi orang yang lebih baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo Darussalam
ФанфикAthena Kiara Nachilla, dalam circle-nya, ia biasa dipanggil Ten. Seorang gadis yang hidup bebas dan jago balap motor. Suatu hari, orang tuanya memaksa Athena masuk ke Pesantren agar berubah menjadi lebih baik. Siapa sangka geng motornya akan menyusu...