25. Jisung🐹

4.7K 304 3
                                    

----

Paginya jisung bangun dengan perut yg perih dia lupa makan malam kemarin karna lelah dia langsung tertidur. Lalu ia turun kedapur mencari apa ada makanan yg bisa ia makan, namun saat melihat isi kulkasnya tidak ada bahan makanan apapun jisung mengehelas. Diapun kembali kekamarnya untuk mandi dan pergi membeli bahan makanan.

Dengan bermodalkan nekat dan lapar jisungpun pergi keluar rumah niatnya akan ke supermarket dekat rumahnya, dengan memakai jaket,topi dan masker jisung harap ia tidak dikenali oleh siapapun. Karna menurut jisung tidak jauh diapun berjalan kaki menuju supermarket, saat dijalan rasa perihnya semakin menjadi diapun mempercepat langkahnya.

Setibannya disupermarket tanpa banyak fikir pajang jisung langsung mengambil beberapa macam ramen dan dibawanya kekasir, tak lama diapun langsung keluar dan berlalari menuju rumahnya ia tak mungkin pingsan di jalannan kan. Saat tiba dirumah jisung dia langsung membuka pintu dan terjatuh saat menutupnya.

Perutnya benar2 sakit sekarang bahkan rasanya untuk berdiripun dia tak bisa, tangannya trus dipakai untuk menekan pusat sakitnya berharap itu sedikit berkurang. Tiba2 handphone disakunya berbunyi saat dilihat itu ternyata jeno.

" halo jisung." Panggil jeno hyung.

" halo hyung, ada apa." Jawab jisung berusaha menjawab panggilan jeno.

" ada apa dengan suaramu, kau baik2 saja." Tanya jeno khawatir.

" aku baru bangun tidur hyung, aku tak apa2." Bohong jisung, iya tak mungkin menjawab yg sejujurnya.

" oh, apa orangtuamu pulang?." Tanya jeno.

" eumm mereka mungkin sedang dibawah sekarang." Maaf hyung aku berbohong padamu.

" yasudah hyung hanya ingin tau kabarmu, tetap jaga kesehatan hyung tutup." Kata jeno menutup panggilannya.

Setelah jeno menutup tlfonnya jisung kembali meringis, badannya sudah keringat dingin sekarang mukanyapun sangat pucat. Dengan sedikit usaha jisung akhirnya bangun dan berjalan pelan menuju dapur. Dia berusaha mengabaikan sakitnya, dan dengan cepat memasak mie. Untung gas di rumahnya masih ada jika tidak mungkin ia akan mati sekarang, fikir jisung.

Setelah selesai diapun mulai memakan mienya, jika hyungnya tau dia tlat makan dan hanya memakan mie mungkin dia akan dibunuh sekarang. Jisung lupa membawa obat maag nya akibatnya terlalu berat jika dia sampai melewatkan jam makannya.

Disaat seperti ini jisung hanya bisa menangis, boleh tidak dia marah pada keadaan, boleh tidak dia marah pada orangtua dan hyungnya, boleh tidak dia marah pada dirinya yg sangat lemah. Handphonenya bergetar terlihat dilayar eommanya memanggil.

" Halo eomma." Panggil jisung menghapus air matanya.

" halo nak kau sudah makan? Eomma menyuruh imomu untuk datang membawakan kau bahan makanan, karna eomma tau di kulkas tidak ada apa2. Apa imomu sudah datang." Tanya eomma. Jisung yg mendengar itu tersenyum kecut, dia tak ingin membuat eommanya khawatir jadi diapun berbohong lagi.

" nde eomma tadi imo kesini aku sudah menerimanya, gomawo." Kata jisung lirih.

" syukurlah, kau sabar dulu ya nak mungkin lusa atau tidak minggu depan eomma usahakan untuk pulang." Ucap eomma.

" nde eomma tak apa, yg penting kau sehat disan." Balas jisung dengan air mata dipipinya.

" yasudah appa dan eomma harus pergi kau hati2 dirumah, eomma menyayangimu." Katanya menutup tlfon.

Jisung tak dapat lagi membendung airmatanya, dia menangis sangat keras sekarang tidak peduli karna tidak akan ada seorangpun yg mendengarnya.

Dia sangat ingin berkumpul dengan orangtuanya sekarang, disini dimeja makan ini bersama. Apa itu terlalu sulit untuk dikabulkan tuhan, teriak jisung.

Siang itu tak banyak yg ia bisa lakukan, jisung hanya duduk dan berdiam di taman belakang rumahnya, tempat terakhir kali jisung,eomma,appa dan hyungnya berkumpul merayakan kedewasaannya. Itu blum lama tapi rasanya kenapa sangat lama dia tak bertemu dengan mereka.

Dia mengabaikan semua pesan masuk ke hpnnya, chat dari renjun,jaemin,jeno bahkan heechan dia abaikan tlfon dari merekapun tidak ada yg jisung angkat. Bukan maksud membuat hyungnya khawatir tapi dia takut saat mendengar suara hyungnya ia justru akan menangis dan membuat mereka curiga.

" hyung aku baik2 saja, kalian tak perlu menerorku seperti itu. Sampai saat ini aku mampu memjaga diriku, meski sedikit sakit aku tak ingin kau khawatir. Bersenang2lah dengan keluargamu setelah kembali nanti kau akan direpotkan lagi oleh seorang anak kecil yg cengeng ini." Monolog jisung.

Hari semakin siang jisung mulai merasa lapar dipun berjalan menuju dapur, membuka kulkas dan melihat ada ikan di frezzer karna tak ingin sakit lagi jisung memutuskan untuk menggoreng ikan itu. Meski tak bisa memasak dia setidaknya tidak bodoh cara menuangkan minyak kedalam wajan, setelah minyak panas dia memasukan ikan itu.

Ia tidak tau jika ikan dapat meletupkan minyak saat digoreng, dipanik dan mencari menutup wajan itu. Belum sempat ditutup minyak2 itu sudah mengenai tangannya  membuat jisung refleks berteriak dan buru2 mematikan kompornya.

Cipratan minyak itu cukup banyak mengenai tangan jisung membuatnya meringis karna perih, dia tak tau dengan apa luka ini diobati jadi dia hanya  mengipas2 tanyanya berharap panasnya segera hilang.

Nafsu makannya keburu hilang, dengan langkah gontai diapun berjalan menuju kamarnya. Jika tau akan seperti ini dia mungkin akan memasak ramen saja, panasnya sudah hilang tapi sakitnya masih berasa dia terus mengipasi tanyanya itu.

Saat sore tadi jisung ternyata ketiduran saat melihat jam ternyata sudah jam 8malam, saat hendak bangun perutnya kembali berulah, dia bahkan tak dapat bangun sekarang ini sangat sakit. Dia harus mengisi perutnya tapi rasanya untuk bangun saja dia tak kuat. Dia terus meramas perutnya yg semakin sakit itu. Handphonenya berbunyi menampilkan nama chenle.

"yak jisung kenapa kau tak menjawab tlfonku." Tanya chenle disana.

" aku sibuk, ada apa chenle ya." Balas jisung mencoba setenang mungkin.

" para hyung khawatir denganmu cepat2 kau beri kabar pada mereka." Ucap chenle.

" nde aku baik2 saja kau bilang pada hyungdeul aku harus pergi sampai jumpa chenle ya." Buru2 jisung menutup tlfonnya, dia ingin muntah sekatang, jisungpun berlari kekamar mandi dan memuntahkan semuanya.

Badannya lemas dan ambruk dikamar mandi sekarang, mukanya pucat dan tubuhnya sangat dingin karna keringan yg terus keluar. Jisung tak bisa merasakan apa2 lagi, perlahan matanya tertutup dan semua gelap.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.

Maknae Jwi🐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang