8 - Simulakra Bermula

212 24 35
                                    

Si.mu.la.kra

n Lt Fil dunia yang ditandai dengan pengambilalihan kebenaran oleh konstruksi kebenaran yang bersifat fiktif, retoris, dan palsu; realitas semu

n Lt Fil dunia yang dibentuk oleh permainan citra, retorika, serta trik pengelabuan informasi

n Lt Fil dunia yang di dalamnya hukum dipermainkan dan penuh dengan sifat kepura-puraan



Sungai Dong tak pernah kering. Sekalipun sesekali surut, namun, Sungai Dong tetaplah menjadi sumber penghidupan warga sekitar. Sungai-sungai di Provinsi Gangwon menjadi tempat hidupnya sancheoneo atau ikan trout, jenis ikan salmon yang hanya bisa bertahan di dalam air yang bersuhu tidak lebih dari 20 derajat celcius dengan air yang bersih. Di musim dingin, para wisatawan tak akan melewatkan PyeongChang Trout Festival dan Hwacheon Sancheoneo Ice Festival untuk menikmati berbagai olahan ikan trout atau bahkan ikut memancing. Sebagai salah satu sungai di Gangwon, Sungai Dong juga menjadi tempat hidupnya ikan-ikan trout.

Musim dingin belum tiba. Tak banyak ikan trout yang dilihat Hae Ri dari tepi sungai. Gadis dengan surai legam itu tampak berdiri termenung, menatap jernihnya aliran sungai di hadapannya. Sorot matanya kosong, ada gurat sendu dalam tatapan kosong itu. satu helaan napas berat kembali membuat gadis itu tersadar akan realitasnya.

"Eonnie!'

Gadis bersurai legam itu menoleh ke sumber suara. Seorang gadis berlari ke arahnya dan langsung merangsek ke pelukannya, mendekapnya erat-erat.

"Seon A-ya? Bagaimana kau tahu aku ada di sini?" ucap gadis bersurai legam yang tak lain adalah Hae Ri.

Seon A melepaskan pelukannya, menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca. Kedua alis Hae RI bertaut, ia menangkup wajah sang adik, memicu bulir bening di mata Seon A berebutan keluar.

"Yaa, kenapa kau menangis?"

"Eonnie, jangan dengarkan kata Eomma. Ini bukan salahmu. Aku memang menginginkannya sendiri. Aku tahu beban yang kau tanggung begitu berat, dan aku tak mau menambahnya, jadi aku memutuskan ke Seoul untuk berkuliah. Aku akan mencari pekerjaan untuk membantumu, Eonnie."

"Seon A-ya... jangan begitu. Kau harus lebih baik dari aku. Kau harus segera bersiap ke Seoul. Jangan khawatirkan aku, aku akan menjaga Eomma dan Appa dengan baik. Lagi pula, kau tetap bisa pulang sesekali kan?"

"Bukan Eomma dan Appa yang harus dijaga, tapi kau!" ucap Seon A dengan terisak. "Selama ini aku selalu menjadi tempatmu berkeluh kesah setiap kali Eomma bersikap buruk padamu. Bagaimana kalau aku pergi? Kau harus menghadapinya sendirian. Aku tak mau itu terjadi!"

Desiran haru menjalar di hati Hae Ri. Gadis itu kembali memeluk adiknya erat-erat dan mengecup puncak kepala Seon A. Sebisa mungkin, Hae Ri mencoba untuk tidak menangis.

"Kalau kau tak pergi, Eomma akan semakin membenciku. Jadi, bisakah kau berangkat, demi aku?"

Dalam pelukan Hae Ri, Seon A semakin tersedu. Pilihannya begitu menyulitkan. Ia benar-benar tak mengerti denga keluarganya sendiri. Berulang kali ia mendengar ibunya memaki sang kakak tanpa rasa bersalah sedikitpun, bahkan untuk kesalahan yang sama sekali tak diperbuat olehnya. Seon A tak mengerti mengapa ibunya bersikap seperti itu, padahal, ibunya selalu bersikap sangat manis kepada dirinya.

Hae Ri melepaskan pelukannya pada sang adik. Gadis itu tersenyum dan menghapus air mata dari wajah Seon A. Hae Ri merengkuh kedua bahu sang adik, membuat Seon A mendongak, menatap kedua manik mata sang kakak.

"Tak ada yang perlu kau khawatirkan, Seon A-ya. Bukan sekali dua kali Eomma bersikap begitu kepadaku, kau tahu sendiri kan? Aku sudah kebal. Aku hanya perlu ke sini saat sudah mulai muak lalu berdiam beberapa saat. Setelah lebih tenang, aku bisa kembali ke rumah lagi. Aku bisa mengatasinya," ucap Hae Ri yang kemudian mengusap kepala Seon A. "Ayo kita pulang. Besok kuantar kau ke Seoul. Kita bisa menumpang pada mobil Dae Min-ahjussi untuk sampai ke terminal."

SIMULAKRA (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang