© potatoluvv
.
—xXx—
Pagi hari pun tiba. Asrama yang biasanya sangat ramai kini sepi bagai tidak ada kehidupan. Mungkin hanya menyisakan beberapa murid saja yang masih menunggu kedua orangtuanya datang untuk menjemputnya.
Kini, Mahesa dan Lily sedang memasukkan barang-barang yang sudah disiapkan oleh teman-teman nya ke dalam mobil travel milik orang tua Rendy. Tidak ada yang berbicara satu sama lain. Lily dan Mahesa hanya sibuk menata barang-barang agar muat dan tertata rapih. Saat sibuk menata barang, tiba-tiba saja ada pria dan wanita paruh baya menghampiri Lily dan Mahesa.
"Permisi, mohon maaf. Apa saya boleh bertanya?" Tanya seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba muncul.
Lily membalikan badannya untuk melihat ke arah sumber suara. "Ah iya boleh kok.." Ujar Lily sambil membawa tas yang mungkin isi nya adalah baju sehari-hari.
"Apa kalian kenal Veira?" Tanya perempuan paruh baya itu lagi.
"Saya kenal, dia kalo gak salah masih ada di asramanya. Bapak sama ibu udah tau asramanya?" Tanya Lily memastikan.
"Kebetulan saya baru kali ini jemput Veira, jadi saya tidak tahu asrama yang ditempati Veira." Ucap wanita itu.
Lily mengulum bibirnya dan mengangguk pelan, "oke saya antar bapak sama ibu ke asrama Veira. Tapi saya izin dulu sama teman saya sebentar."
Lily pun segera menghampiri Mahesa dan meminta izin untuk mengantar yang mungkin adalah kerabat Veira. Meskipun Mahesa ngedumel panjang lebar terlebih dulu tetapi tetap sajaujung-ujungnya di izinkan. Setelah selesai izin, Lily pun mendampingi pasangan paruh baya ini ke asrama yang Veira tempati.
"Bapak sama ibu ini orang tuanya Veira ya?" Tanya Lily.
Pasangan itu menggeleng, "bukan, kita paman sama bibinya."
Lily mengulum bibirnya kembali. Lily heran, dari pertama Lily masuk ke sekolah ini, sepertinya Lily tidak pernah melihat kedua orang tua Veira. Lily berusaha untuk positif thinking bahwa mungkin saja kedua orang tuanya sibuk pekerjaan. Tapi bukankah harusnya sesibuk apapun pekerjaan bisa meluangkan waktu sebentar untuk menengok anaknya? Ini tidak sama sekali. Bahkan Hana yang sekamar dengan Veira belum pernah mendengar suara kedua orang tua Veira dari telepon ataupun bertemu dengan orang tua Veira.
Itu yang membuat Lily bertanya-tanya sebenarnya latar belakang Veira itu apa. Kadang Lily ingin menanyakannya langsung, tapi sepertinya itu benar-benar tidak sopan.
Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya mereka pun sampai di asrama. Lily meminta untuk paman dan bibinya Veira menunggu sebentar sementara Lily memanggil Veira yang masih didalam kamarnya bersama Hana.
"Veira?" Panggil Lucy dari luar kamarnya. "Di luar ada paman sama bibi kamu..."
Tak lama kemudian Veira langsung membuka pintu kamarnya sambil menenteng sebuah tas yang berukuran besar. Ia tersenyum ke arah Lily.
"Paman sama bibi? dimana?" Tanya nya.
"Di sana." Lily menunjuk ke arah dimana paman dan bibi Veira berada.
Lily pun berjalan terlebih dahulu lalu disusul oleh Veira sambil membawa tas nya. Saat sudah bertemu paman dan bibinya, Veira meletakan tasnya di aspal lalu berlari memeluk paman dan juga bibinya yang sudah menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEP REVENGE
Mistero / Thriller❝everyone will surely get fed up with all the made up drama.❞ ⚠ harshword , 100% fiksi. © 2021 by potatoluvv