Michaeng Oneshot

Neighbors (Part II)

Author's POV

Pagi hari datang lebih cepat dari biasanya. Chaeyoung yang terbiasa bangun pukul tujuh pagi, hari ini sudah bersiap lebih awal. Tentu ada alasan mengapa ia sampai rela bangun pagi-pagi sekali. Iyap, hari ini dia harus berangkat ke pertandingan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.

Walaupun sudah beres mandi dan ganti pakaian, Chaeyoung masih terlihat setengah sadar. Gausah ditanya kenapa, ya pasti lah Chaeyoung masih ngantuk. Sepagi ini matahari pun belum keluar dari kandangnya.

Tapi ada satu hal yang berhasil membuat semangatnya kembali full. Siapa lagi kalo bukan Mina, mana semalem dia abis di semangatin pula. Selesai telponan sama Mina, Chaeyoung memang langsung siap-siap tidur. Mungkin badannya udah istirahat di atas kasur, tapi pikirannya masih melayang-layang tuh keinget Mina.
Sepanjang malam, bahkan sampai masuk kedalam mimpi.

Sembari sibuk membereskan barang-barang yang akan dibawa, Chaeyoung tidak bisa menghentikan senyum diwajahnya.

"Mandi udah, barang-barang udah semua, bekal sama minum juga udah.. udah semua kan ya."

Setelah yakin semua sudah siap, Chaeyoung duduk di pinggir ranjang sambil mengecek ponselnya. Ada banyak notif yang masuk, ya sebagian besar dari grup basket sih. Chaeyoung membalas pesan coach di grup yang mengingatkan mereka untuk sarapan sebelum berangkat. Setelah mengecek semua chat dari teman-teman yang menyemangatinya, dahi Chaeyoung berkerut. Kok gak ada Mina

Baru aja diomongin, notif favorit yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Mina mengirim sebuah selca, menunjukkan dirinya sudah berpakaian rapih dan siap untuk menonton pertandingan temannya itu. Chaeyoung tersenyum melihat pose temannya itu.
Ya Tuhan imut banget..

Chaeyoung mengambil foto bersama tasnya yang sudah disiapkan, lengkap dengan lesung pipi dan senyum yang lebar. Lalu mengirimkan nya ke Mina. Buat info aja nih ya, Mina yang lagi makan sambil nunggu balesan Chaeyoung, sampe keselek pas liat potonya. Cerah banget :")

"CHAENGIE" Suara yang familiar memanggil namanya dari arah bawah.
"IYA MAH" Chaeyoung bergegas turun sambil membawa tas nya ke lantai bawah.

Wanita yang ia panggil Mamah itu sudah duduk di meja makan dengan semua makanan yang sudah tertata. Menatap putri sulungnya sambil tersenyum.
"Chaeng sarapan dulu ya sama Mamah." Mereka makan dengan tenang, sesekali Chaeyoung mengecek ponselnya untuk membalas pesan dari sang teman. Dan tentu saja nyonya Son beberapa kali menegurnya karena sibuk dengan ponsel saat makan.

"Chat sama Mina ya?" Chaeyoung mengangkat pandangannya dengan sangat cepat, beralih dari layar ponsel ke wajah ibunya.
"HA- " Inilah kenapa kita gaboleh makan sambil ngobrol. Belum sempat ia menjawab, Chaeyoung sudah tersedak duluan.
"Eh, ya ampun Chaengie, ini minum." Sang ibu membantu memberikan anaknya itu minum, sambil mengomel tentunya..

"Makanya makan yang bener, keselek kan. Hape terus geh."
Lah kok jadi salah hape..

Sebuah notif WhatsApp menarik perhatiannya. Setelah membaca pesan tersebut, Chaeyoung buru-buru mengenakan tasnya sambil memanggil sang Mamah.

"Mah, aku berangkat ya." Chaeyoung memeluk ibunya.
"Loh? Makannya udah selesai?" Sang ibu menoleh ke arah meja makan, mengecek piring anaknya yang ternyata sudah kosong.
"Udah mah, doain ya Chaengie menang." Wanita yang tadinya sedang mencuci piring itu, mengeringkan tangannya dengan kain lap. Lalu mengusap kepala anak perempuan satu-satunya itu, senyuman merekah di wajahnya.
"Iya, Mamah doain, Chaengie pasti menang."

_________________

"Chaeng sini!" Suara seseorang yang memanggil namanya, mengalihkan perhatian Chaeyoung yang tadinya masih sibuk mengedarkan pandangan. Dia berlari kecil mendekati anggota-anggota tim nya.
"Udah sarapan?" Pertanyaan tersebut di jawab oleh satu anggukan.
"Taro dulu tas lo, abis tu kita mulai pemanasan ya." Instruksi dari sang kapten langsung ia turuti.
"Oke kak Je."