Strawberry Milk

681 58 11
                                    

Author's POV

Seorang anak perempuan berumur sekitar 5 tahun berjalan keluar rumahnya, nampak bersemangat. Menyusuri jalanan komplek perumahan sambil bersenandung ria. Setelah beberapa blok di lewati, akhirnya dia sampai di tempat tujuannya. Minimarket terdekat dari rumahnya, tempat dimana Chaeyoung biasa jajan.

Chaeyoung mendorong pintu depan dengan kedua tangan mungilnya. Setelah berhasil masuk, dia langsung berlari menuju rak yang ia cari. Chaeyoung yakin betul itu rak yang benar, tapi berkali-kali ia periksa tetap saja susu stoberi kesukaannya tidak ada. Dia hampir saja putus asa dan memutuskan untuk pulang. Namun, ujung matanya berhasil menemukan deretan kotak susu stoberi favoritnya. Bibirnya membentuk huruf O sebelum akhirnya tersenyum lebar.
"Itu diaa." Chaeyoung berusaha menggapainya, tapi... ternyata terlalu tinggi. Tidak kehabisan akal, Chaeyoung memikirkan cara lain agar dia bisa mendapatkan susu yang ia cari. Terlintas sebuah ide di benaknya. Minta tolong tante kasir aja!

Namun nampaknya itu buka ide bagus, mengingat beberapa kali Chaeyoung di tatap sinis oleh sang kasir. Nggk jadi deh, tante nya serem.

Ada satu opsi terakhir yang bisa Chaeyoung pikirkan, panjat aja raknya!
Walaupun kecil, tapi Chaeyoung jago dalam hal memanjat. Biasanya dia manjat pohon mangga depan rumah sampai dimarahi bunda nya. Chaeyoung mengambil ancang-ancang untuk memanjat rak di depannya. Kedua tangannya memegang erat pinggiran rak, kakinya juga sudah siap memijak. Tapi satu suara tiba-tiba mengagetkannya.

"Kamu ngapain?" Merasa tertangkap melakukan hal buruk, Chaeyoung menjadi panik. Soalnya kata bunda manjat itu bahaya bisa jatoh.
"Eng.. Chaengie mau itu.. tapi Chaengie gak sampe." Chaeyoung mencoba menjelaskan sambil menunjuk ke arah susu stoberi yang berada di rak atas. Perempuan di depannya itu mengikuti arah telunjuk Chaeyoung. Namun perhatiannya teralihkan saat sebuah tangan mungil menyentuh lengannya.
"Kak.. jangan bilang bunda ya Chaengie mau manjat, pasti nanti bunda marah." Terlihat memohon lengkap dengan ekspresi memelas, siapa sih yang gak luluh?

"Iya nggak aku aduin kok, kamu jangan nangis ya." Perempuan yang lebih tua itu mengusap kepala Chaeyoung agar dia lebih tenang. Matanya kembali melihat ke arah rak yang Chaeyoung tunjuk tadi.
"Yang ini ya?" Anak perempuan tersebut bertanya sambil memegang sekotak susu stoberi di tangannya. Untung saja letaknya tidak terlalu tinggi, jadi dia masih bisa menggapainya.
"Iya yang itu, makasih kak!" Senyum imut Chaeyoung kembali menghiasi wajahnya lagi.
"Nama kamu Chaengie ya?" Gadis kecil tersebut mengangguk sambil memeluk kotak susu favoritnya, takut ilang mungkin.

"Kalo kakak namanya siapa?"
"Aku Mina."
"Ooo kak Mina kayak pahlawan ya." Mina mengernyitkan dahinya, tidak mengerti dengan apa yang Chaeyoung maksud.
"Kok gitu?" Chaeyoung tersenyum menampakkan deretan giginya.
"Soalnya kakak tiba-tiba dateng pas aku susah, kayak pahlawan di film. Keren banget!" Chaeyoung yang menjelaskan dengan begitu bersemangat dan menggemaskan membuat Mina tidak bisa menahan senyumnya.

"Kamu sendirian?" Mina menengok sekitarnya, berusaha mencari keberadaan orang dewasa yang kemungkinan datang dengan Chaeyoung.
"Chaengie pergi sendiri, tapi tadi udah bilang kok sama bunda." Mina mengangguk mengerti.
"Yaudah kakak mau cari roti dulu, kamu udah beli itu aja?" Chaeyoung berhenti sejenak untuk berfikir, ekspresinya sangat serius. Beberapa detik di tunggu masih juga tak ada jawaban.
"Eh.. yaudah kamu pikirin dulu aja ya, nanti kakak balik."

Tak butuh waktu lama bagi Mina untuk menemukan roti keju yang ia cari. Sekarang Mina sedang berkeliling untuk mencari Chaeyoung. Setelah mengecek beberapa tempat, akhirnya Mina menemukan Chaeyoung berdiri di depan rak penuh dengan permen jelly. Kedua tangannya memegang dua jenis jelly yang berbeda, Chaeyoung terus menatap keduanya bergantian.
"Chaengie ngapain?" Masih dengan wajah bingung, Chaeyoung berbalik menghadap Mina.
"Chaengie bingung... yang ini apa yang ini?" Chaeyoung bertanya sambil menunjukkan keduanya bergantian.
"Tapi kan itu sama aja rasanya, beda bentuk doang." Chaeyoung yang tidak setuju dengan pendapat Mina, mengeluarkan argumennya.
"Ihh beda tau, yang ini tuh lebih asem."

"Yaudah, memang kamu sukanya yang mana?" Kembali... Chaeyoung bingung.
"Chaengie suka dua-dua nya." Tanpa pikir panjang, Mina menjawab.
"Yaudah beli dua-duanya aja." Bukannya gak mau sih.. tapi kalo beli banyak-banyak nanti di marahin, kata bunda gak boleh jajan banyak-banyak nanti sakit. Chaeyoung jadi manyun karena masih ga nemuin solusi dari masalahnya.

"Yaudah deh yang ini aja." Mina menunjuk yupi berbentuk dinosaurus di tangan kiri Chaeyoung. Tanpa pikir panjang Chaeyoung langsung setuju dengan saran Mina, dia putuskan untuk membeli yang bentuk dinosaurus.
"Udah kan? Yuk nanti kamu dicariin bunda kalo lama-lama." Mina dan Chaeyoung berjalan ke arah kasir. Chaeyoung nampak sedikit bersembunyi di belakang Mina, sepertinya dia memang tidak bersahabat dengan kasir disana.

Belanjaan selesai dihitung, saatnya membayar. Chaeyoung merogoh saku celananya mencari selembar uang sepuluh ribu yang ia bawa. Tapi kok gak ada? Chaeyoung mengecek saku sebelahnya, masih juga gak ada.
"Kok uang Chaengie gak ada.."
Mina yang menyadari Chaeyoung tidak membawa uang akhirnya angkat bicara.
"Kak, aku ambil ini ya. Sekalian punya adek ini juga, dia gausah bayar." Sang mba kasir memasukkan belanjaan Chaeyoung ke dalam plastik. Entah perasaan Chaeyoung saja atau memang sang kasir memberikannya tatapan menghujat, entahlah yang pasti Chaeyoung gak mau di situ lama-lama.

"Kak Mina aku duluan ya." Tanpa menunggu jawaban, Chaeyoung langsung lari keluar. Begitu Chaeyoung pergi, Mina langsung mengomeli karyawan minimarket tersebut.
"Kak, jangan galak-galak sama pelanggan, kalo aku aduin papah pasti dia gak suka. Oh iya, nanti kalo Chaengie ke sini lagi, kasih aja ya yang dia ambil. Gausah bayar, dia temen aku." Si mba kasir hanya diam menunduk, takut kalau dilaporin.
"Iya non Mina."

Mina berjalan keluar, baru saja dia menutup pintu, Mina dikejutkan oleh Chaeyoung yang tiba-tiba muncul.
"Dorrr!" "Astaga kamu ngagetin aja, aku kira kamu udah pulang." Chaeyoung tersenyum bangga karena berhasil ngagetin Mina.
"Chaengie belum bilang makasih tadi. Makasih kak Mina." Mina mengangguk sambil menunjukkan senyumannya.

"Um.. kakak rumahnya dimana?" Mina menjelaskan alamat rumahnya dengan rinci, tapi perempuan yang lebih kecil darinya itu hanya diam. "Itu.. jauh ya?" Mina tertawa kecil melihat teman barunya kebingungan, gemes.
"Iya bukan daerah sini, memang kenapa?" "Yah.." Chaeyoung menunduk sambil cemberut. "Eh kenapa? Kok kamu sedih?" Kali ini ia mengangkat pandangannya walaupun masih manyun. "Kalo gitu kita ga bisa ketemu lagi, padahal Chaengie mau main sama kakak.." Chaeyoung menjelaskan dengan mata yang hampir berkaca-kaca, ya tentu Mina panik. Takut anak orang tiba-tiba nangis kan nanti dia yang disalahin.

"Eh Chaengie jangan nangis.." Mina mengusap rambut anak kecil di hadapannya. "Aku sering ke sini kok, jadi kita bisa ketemu. Jangan sedih ya." Mina menjelaskan sambil sedikit berjongkok agar sepantaran dengan lawan bicaranya. Entah tadi dia cuman pura-pura atau memang mood nya cepet berubah, Chaeyoung langsung senyum dalam seketika.
"Bener ya kak?" "Iyaa bener" Chaeyoung melirik plastik berisi jajanan yang ia beli tadi. "Kan tadi kakak bayarin jajan aku. Nanti besok aku ganti beliin kakak es krim ya?" Chaeyoung menawarkan dengan penuh semangat.

"Besok?" Chaeyoung mengangguk, "Hng besok ayo main di taman, kakak mau kan? Itu tamannya yang di deket situ." Jari kecilnya menunjuk ke arah di mana taman yang ia maksud berada. "Yaudah iya, besok sore tapi ya? Soalnya kakak harus belajar kalau pagi." Setelah mengangguk setuju akhirnya Chaeyoung berpamitan, karena takut nanti bunda khawatir kalau dia kelamaan.

Setelah melambaikan tangan sebagai salam perpisahan, Chaeyoung langsung bergegas menuju rumahnya. Namun belum jauh ia pergi tiba-tiba kakinya terhenti. Sebuah hal terlintas dipikirannya dan pasti tanpa pikir panjang Chaeyoung langsung berbalik kembali ke arah Mina. Mina yang masih berdiri di tempat hanya diam memperhatikan gerak-geriknya. Tiba-tiba satu kecupan mendarat di pipi Mina. "Makasih kak Mina, kakak cantik!" Tanpa basa-basi bocah tersebut langsung berlari meninggalkan Mina yang terpaku di tempat. Hari itu berakhir dengan Mina yang tak hentinya tersenyum mengingat kelakuan gemas teman barunya.

Kecupannya satu detik, kepikirannya seharian.
.
.
.
.
.

Halo semuanya, apa kabar? Maaf ya jarang banget update, soalnya akhir-akhir ini sibuk banget guys :") Makasih buat kalian yang sudah baca, like, dan komen. Semoga kalian suka ceritanya, walaupun pendek. Semoga kalian semua sehat dan bahagia. Sampai jumpa di cerita selanjutanya 🙌

-Arzi🐦

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Michaeng Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang