Hospital

637 50 16
                                    

Author's POV

6 Juli 2021

"Min, lo tinggal di mobil aja gpp kok. Gue cuman sebentar aja." Perempuan bernama Mina itu menggeleng, menolak untuk setuju.
"Nggk Mo, gua ikut aja." Ekspresi khawatir nampak jelas di wajah sahabatnya itu, tapi dia bisa apa? Mungkin Mina sudah mau berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya.
"Yaudah, yuk."

Dua perempuan keturunan Jepang itu turun dari mobil mereka, berjalan masuk ke dalam bangunan yang di dominasi warna putih tersebut. Tempat dimana Mina menghabiskan bertahun-tahun hidupnya merintis karir, sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti. Tempat yang begitu dikenal sekaligus asing bagi Mina. Tempat semua cerita dimulai dan berakhir karena takdir.

Setelah menyusuri lorong rumah sakit, akhirnya mereka berdua sampai di depan ruangan yang dituju. Pintu di ketuk, suara seorang pria menjawab dari dalam. Mempersilakan mereka yang menunggu di luar untuk masuk.
"Min, lo mau ikut?" Jeda beberapa detik sampai akhirnya Mina menjawab.
"Nggak deh, gua di luar aja." Momo mengangguk, membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan direktur Rumah Sakit, meninggalkan Mina sendiri.

Mina menarik nafas dalam, aroma rumah sakit yang khas tercium jelas. Kalau dipikir-pikir sepertinya Mina rindu pekerjaannya yang dulu. Namun masih ada ragu yang menghentikannya untuk kembali mencoba. Karena rasa bosan, Mina memutuskan untuk sedikit berkeliling. Dua tahun berlalu tidak banyak perubahan yang nampak, sebagian besar masih sama.

Dari lantai atas, Mina memandang taman Rumah Sakit dari jendela. Ada beberapa orang disana, keluar untuk menghirup udara bebas sejenak, berusaha menghilangkan stres akibat lama dirawat. Sebuah kilas balik terputar di kepalanya, ingatan manis akan satu gadis yang berhasil membuat Mina tersenyum.

"Chaeng, Hei jangan lari-lari. Kamu gak boleh kecapekan." Walaupun sudah diperingatkan oleh sang dokter, Son Chaeyoung sama sekali tidak menghiraukan.
"Iya aku tau, tapi sekali-sekali gpp dong." Chaeyoung masih sibuk mengejar seekor kupu-kupu yang menarik perhatiannya sejak tadi. Tak lama, hanya selang beberapa langkah, Chaeyoung terjatuh sambil memegang dada kirinya.

"CHAENG" Mina berlari ke arah gadis yang masih duduk di rerumputan itu, raut panik terlihat di wajahnya. "Chaeng, kamu gapapa? Coba liat aku, kenapa? Dada kamu sakit? Udah aku bilang kan jangan lari-lari. Kamu tuh ya-" Omelan Mina terpotong oleh suara tawa dari Chaeyoung.
"Iya iya Bu dokter bawel banget. Aku gapapa kok emang biasa gini kan." Ingin rasanya Mina lanjut marah-marah, tapi senyuman Chaeyoung menarik semua perhatiannya. Khawatirnya hilang bersamaan dengan senyum yang mengembang.

Mina melanjutkan perjalanannya setelah lama berdiri diam memandangi taman. Langkahnya berhenti tepat di depan ruang 023, ruangan Chaeyoung dulu. Masih tersusun rapi sama seperti dulu, kebetulan tidak ada orang yang menempatinya. Hanya ada satu perbedaan, tidak ada sketchbook di atas mejanya. Barang yang selalu Chaeyoung bawa kemana-mana.

Suara pintu terbuka tidak mengganggu konsentrasi Chaeyoung sedikit pun, masih sibuk menggambar di atas sketchbook nya. Mina berjalan masuk lalu menutup pintu, mendekat ke arah Chaeyoung yang tengah duduk di atas ranjangnya.
"Chaeng." Chaeyoung hanya bergumam sebagai jawaban.
"Kamu gambar apa?" Kali ini Chaeyoung menjawab walaupun masih fokus dengan gambarnya.
"Aku... gambar orang cantik." Mina yang penasaran, sedikit mendekat untuk melihat apa yang Chaeyoung gambar.
"Kok mirip aku?" Kali ini Chaeyoung mengangkat pandangannya.
"Idih kamu geer banget."

Mina hanya tertawa kecil, ikut duduk di atas ranjang bersebelahan dengan Chaeyoung. Chaeyoung menutup sketchbook nya, menaruh semua perhatian penuhnya pada Mina.
"Gimana operasi nya?" Mina mendekat, menyandarkan kepalanya di pundak Chaeyoung.
"Sukses." Mina memejamkan matanya, berada di ruang operasi selama berjam-jam tentu saja melelahkan.
"Kamu hebat, seperti biasa. Gak salah aku percaya sama kamu."

Michaeng Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang