E P I S O D E - S A T U

130 28 25
                                    

“Alasanku tak mau jatuh cinta: terlalu sakit membuka hati, takut sakit hati. Jika bisa, aku hanya ingin membangun cinta."

Berusaha menerobos antrean para pembeli
di kantin sekolah, cewek berjilbab putih segi empat itu sudah malas berdesakan.

Di sekitar terdengar para murid meneriaki pesanan; ada yang mie ayam, bakso, boba dll. Inilah alasan mengapa cewek yang mengenakan seragam batik asal SMP-nya itu memilih bawa bekal.

Di posisi berdiri diamnya, tiba-tiba ada cewek berambut panjang menyenggol, menyingkirkan kerumunan secara kasar sampai cewek tadi terhuyung—perutnya mendorong meja.

"Shit! Jalan hati-hati kek, anak orang ditendang-tendang," ucap cewek berjilbab lirih.

Mati!! Sepertinya kakak kelas tadi mendengar, ia berbalik, meneliti wajah cewek berjilbab sampai menemukan name tag "Ell Khairunnisa Awwalia" .

Ell juga membaca name tag kakak kelas itu, " Vidya Secioria".

Seci menyoroti Ell dengan tatapan meremehkan. Lalu dengan lembut memegang pundak Ell. "Lo anak baru angkatan tahun ini, kan?" tanya Seci mengintimidasi.

Sekarang sorot mata penasaran terpusat pada mereka. Ell gugup? Takut? Oh tentu tidak, toh Seci yang salah.

"Hmm," jawab Ell menirukan tokoh-tokoh wattpad.

Semakin erat cengkraman itu, Ell tetap santai.

"Ditanya jawab! Bisu lo?" ketus Seci.

"Kenapa?" Ell mengalah menuruti.

"Lo kira gue budeg? Lo tadi ngehina gue, kan?!" Atmosfer di sekitar semakin panas atas ucapan Seci. Seci berbisik, "Lo tuh masih bocah..., anak kemarin sore." Lalu menjauh dari telinga Ell. "Jadi gak usah nyari masalah sama gue! Gue kakel lo! Hormat dong kayak yang lain! Asal sekolah mana sih? Lo nggak ada etika!"

Geram, tangan Ell mengepal kuat, ini urusan mereka mengapa bawa-bawa sekolah asal?. Ell merasa Seci sudah mengajak bergelut.

"Heloo! Sadar diri, Anda mendorong saya, udah tau ada orang di sini, masih dorong. Anda buta, hah?" tanya Ell santai, tapi begitu panas di telinga Seci. Semua orang takjub dengan keberanian Ell melawan si penguasa cantik.

"Apa lo bilang?! Nyari masalah sama gue, lo?"

"Nggak, waktu saya terlalu berharga untuk dibuang dan meladeni Anda. Permisi." Baru saja Ell mau melangkah, tangan kanannya sudah dicengkeram kuat.

"Ikut gue! Urusan kita belum selesai!"

Cewek emang ribet
—Ell

•___•

"Dia yang salah, kenapa saya yang disalahkan? The hell." Ucapan Ell mampu membuat Seci, dan cowok yang kini berhadapan dengannya di Ruang OSIS berdecak kesal.

"Lo bocah kemarin, hormati kita! Kita senior lo!" Si cowok membela.

Santai, Ell memasang pose hormat.

"Nggak gitu, nj**g!" Seci mengumpat.

Ell menoleh tajam pada Seci. "Bahkan mulut Anda juga murahan seperti perilaku Anda."

Keluar Zona Aman [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang