Chapter Six

28 3 0
                                    

Minghao tidak ingin mengacaukan paginya.

Rencana Mingyu terlalu mainstream dan tertebak. Tapi ia tidak punya pilihan selain melakukannya, untuk membuat Junhui membuangnya.

"Hei.. haohao, kau terlambat hari ini."

"Oh! Apa pr-mu sudah kau kerjakan?" Junhui langsung memberikan buku pelajaran yang di maksud.

Apa sebelumnya Minghao tidak memberitahunya. Bahwa di pelajaran ini gurunya tidak menerima pekerjaan rumah yang sama persis, itu pasti akan mempersulit Junhui. Ia yakin.

Tapi apa kalian tahu saat Minghao ingin memberitahu Saem bahwa yang mencontek pastilah Junhui, karena semua siswa tahu Minghao pintar di mata pelajaran ini.

Tapi dengan percaya dirinya Junhui ia mengangkat tangan dan mengajukan bunuh diri mandiri dengan mengaku bahwa ia mencontek. Itu membuat Minghao syok.

Dan Minghao masih harus menerima kekesalan tak berujung saat Junhui menjalani hukuman dengan wajah cerah. Apa ia sudah gila.

"Aku tidak akan memaafkanmu, tapi sebagai gantinya minggu depan kau harus kosongkan jadwalmu. Tidak ada bantahan." Ucap Junhui sebelum pergi dengan riang saat hukuman menantinya.

.

"Nyenyenye.." Junhui dengan sengaja menabrak bahu Minghao saat melewatinya.

"Tidak perlu cemberut begitu, aku tahu di dalam hatimu kau senang bukan orang setampan aku mengajakmu kencan."

"Dengar ya tiang jemuran, aku tidak senang dan kau tidak tampan lalu sudah pasti ini bukan kencan." Junhui puk puk kepala Minghao gemas. Gemas ingin menjitaknya.

"Aigoo.. lucunya tunanganku. Ayo, aku tunjukan sesuatu."

.
.

"Wah!!" Sebuah cincin.

Sepasang cincin. Benar-benar sepasang dan bahkan kata penjaganya ini sangat ekslusif karena Junhui memesannya langsung jauh-jauh hari.

"Bukan aku. Ini perintah ibuku dan ia meminta secara khusus, aku hanya di suruh membawamu untuk melihatnya." Minghao sudah memasang mode sangarnya tapi Junhui tampak tidak perduli.

"Sangat di sayangkan kau harus memakainya?"

"Ada masalah? Tuan Hao."

"Kau tahu kau sangat menyebalkan. Aku pergi." Minghao mangkir dari toko perhiasaan dan meninggalkan Junhui seorang.

.

Ayolah Minghao, berhubungan itu tidak sulit yang sulit adalah menerima kenyataanya. Tapi cincin barusan sangat indah, tapi kenapa harus dengan Junhui.

Kenapa pilihan ini terasa sulit baginya. Setelah di pikir-pikir masalah yang melibatkan keluarga itu adalah masalah yang paling kompleks bagi semua orang.

Di satu sisi egonya ingin menang, dan di sisi lain ada pemahaman dari orang di keluarga yang membuat berat hati memutuskan. Bimbang.

.

"Halo, Mingyu."

"...."

"Tidak. Dari awal memang sudah ķacau, Junhui adalah lawan yang tangguh."


Hai guys i'm back
Voment juseyo..

LUV STRUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang