Chapter Three

57 10 4
                                    

Makan malam hari itu sungguh buruk. Minghao berasa menghadiri pemakaman dirinya sendiri. Secara garis besar, ia adalah orang yang akan di jodohkan dan orang yang di dampingkan dengannya adalah orang super duper mega giga menyebalkan dan brengsek.

Mungkin Minghao baru tahu atau ia pura-pura tuli. Tapi ia dengan jelas mendengar bahwa orang tua Junhui sengaja memindahkan Junhui dari sekolah lamanya ke sekolah Minghao yang sekarang karena Minghao, calon menantu -huekk, Minghao ingin muntah saat mengatakannya- dan anak semata wayangnya harus bersama sang calon agar bisa mengenal satu sama lain lebih baik.

Dan sialnya, Junhui sudah tahu sejak awal jika ia jodohkan dan bahkan bersedia untuk pindah sekolah demi ingin dekat dengan Minghao. Tapi kenapa? Minghao merasa bahwa Junhui hanya ingin bersenang-senang.

.

"Aku tidak tahu apa tujuanmu, berpura-pura seperti bajingan di sekolah dan sangat gentleman saat makan malam tadi. Yang pasti aku lebih tidak mengerti kenapa kau menerima perjodohan ini?"

"Aku pikir kita berteman saat aku pertama kali melihatmu di foto. Kau tampak jinak dan sedikit manis, jadi kita bisa.." Minghao bisa melihat Junhui menaik turunkan apple adamnya.

"Apa kau seorang pemain?" Junhui mendengus.

Setelah makan malam berakhir. Mereka di perkenankan untuk saling mengenal dan Minghao membawanya ke balkon kamarnya untuk pembicaraan yang lebih pribadi.

"Bukan. Aku hanya tertarik padamu."

"Huh! Aku tidak mengerti. Yang jelas aku menyetujuinya karena aku kira itu bukan kau dan aku ingin menghargai keputusan orang tuaku. Tapi kau? Aku tidak yakin ini akan berjalan mulus."

"Oh. Kau tidak perlu mengatakannya untuk mengingatkanku akan hari pertama kita bertemu. Aku hanya menggoda sedikit saat itu."

"Oh yeah.. aku menemukan diriku saat bersamamu dan kau selalu membuatku kesal. Apa kau menikmati menggodaku dengan banyak, apa kau pikir ini lucu? Kau tahu sesuatu sedangkan aku seorang yang tampak dungu untuk mengetahui itu."

Minghao kira awalnya mereka akan berteman baik. Minghao akan melihat orang yang di jodohkan dengannya dan Minghao akan dengan senang hati bersahabat dengannya. Minghao ingin mencobanya demi ibunya, orang tuanya sudah terlalu baik dengan membiarkan ia memilih universitas dan jurusan yang ia inginkan.

Sedangkan kakaknya harus putar balik dan memilih kembali ke rencana orang tuanya untuk pendidikannya. Lalu dino, ia hanya akan menurut seperti bocah. Hanya Minghao yang di lahirkan berbeda dari kedua saudaranya, ia cenderung pembangkang dan malas, dan ceroboh tapi setidaknya Minghao tidak bodoh.

Dan ia juga cukup pintar untuk mengetahui situasi saat ini.













"Aku rasa. Kita perlu kesepakatan." Minghao melirik dengan hati-hati. "Mari bekerja sama, tuan Xu."

??





Hello.. im here

So. Jadi gimana menurut kalian?
Aku susah dapet feel buat bikin humornya. Kayanya ini timpang ke drama or something.

Btw. Kalian lebih feel manggil the8 mingming ato haohao.. atau yang lain, aku masih agak bimbang buat nama panggilan kecilnya.

Apapun itu. Aku harap kalian semua suka dan menikmati tulisan inyong. So stay and support me.

Voment kuyy

LUV STRUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang