Chapter Two

65 12 6
                                    

Karena aku baik. Double up juseyoo!

.



Minghao meyakini bahwa hari buruknya selalu datang semenjak ia puber. Minghao selalu mengalami hal ajaib saat usia remaja seperti buly-an seperti drama-drama atau kegagalan dalam ujian sekolah dan mempercayai teman baik.

Minghao sekarang membatasi sesuatu bernama pertemanan, karena, ia sukar mempercayai bahwa ikatan itu nyata walau ia punya beberapa pengacau di hidupnya (teman baik). Minghao harus tetap berhati-hati, tidak ada yang tahu hati seseorang seperti apa.

"Hey, Minghao. Tidak menemukan kebahagiaan hari ini." Kebetulan sekali, salah satu pengacau yang membuatnya duduk di tempat terburuk di kelas.

Beruntung Minghao berhati lapang.

"Ya, menurutmu aku bahagia bisa melihatmu dengan kedua mataku?" Anehnya, anak itu tersenyum.

Tahu karena itu adalah sindiran yang sudah berlangsung selama sepekan ia berada di sekolah ini, di kelas ini. Minghao adalah orang aneh yang sangat unik. Tidak ada bantahan.

"Well. Kalau begitu, kau harus bahagia karena kau akan sering menemuinya."

Lihat. Mata anak itu bahkan tidak bisa bohong.

"Dasar anak baru sialan. Menyebalkan." Gumam Minghao di akhir saat Jun pergi

.

Minghao tidak suka makanan kantin hari ini karena moodnya buruk. Ia tidak menikmati sesuatu saat perasaannya tercampur aduk, tidak ingin menyalahkan takdir tapi Minghao benar-benar memikirkan masalah ini.

Siapa orang itu, yang berani membuat ia tidak bisa menikmati makan siang kali ini. Orang bawaan orang tuanya, itu malam ini jika Minghao ingat. Makan malam perjodohan. Sial!

"Kau tidak bisa memilikinya. Jadi aku boleh mengambilnya?" Dan tidak.

Lagi-lagi si Jun ini. Duduk di depan Minghao dengan seenak jidat. Beruntung, hari ini Minghao tidak merasa ingin menendang atau menghancurkan sesuatu.

"Bisa kau pergi."

"Kenapa, aku ingin di sini?"

"Hah!"

"Ada apa dengan nada sarkas itu, kau boleh pindah jika tidak ingin melihat wajahku." Bukannya Minghao yang harusnya mengusirnya, bukan malah sebaliknya.

"Im sorry, tapi aku yang duluan di sini. Aku ingin sendirian dan aku bisa mengusirmu karena aku dulu yang memilih tempat ini."

"Tapi kau tidak makan, harusnya kau yang pergi."

"Aish!! Harusnya aku yang bicara seperti itu. Yakk! Anak baru harusnya kau pergi, masih bersyukur aku tidak menendangmu dari meja ini."

Junhui tersenyum. "Kau tidak bisa dan tidak berhak. Ini sekolah, ruang publik untuk semua siswa."

Habis sudah kesabaran Minghao yang berlapis-lapis. Dia orang baik, tapi dengan orang lain. Dengan Jun? Si kunyuk ini perlu pelajaran.

Minghao melempar nampannya ke wajah Jun.


















"Selamat makan siang, Mr. Wen."

.

Mungkin Minghao perlu banyak berdoa dan meminta Tuhan untuk menghapus segala dosanya, ia tidak menerima sesuatu yang buruk bernama karma. Tapi sekarang atau mungkin malam ini.

Karma itu berjalan di lintasannya.


"Wen Junhui?"


















Dia orang yang di jodohkan dengan Minghao. ??

Ini bakal humor dan aku gk yakin kesannya tersampaikan. Karena percayalah bahwa  the8 adalah cerminan aku. Okeyy..

Ada yang masih minat?. Vote untuk kelanjutannya. Bye

LUV STRUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang