Minghao punya segudang pemikiran tak masuk akal untuk melenyapkan Junhui hidup-hidup, di bantu Mingyu. Itu akan perfect.
"Mungkin ini bukan hal baik." Tanggapan Mingyu, ini aneh saat Minghao melihat Mingyu tidak menyetujui rencananya.
Setelah semua usaha yang mereka kembangkan. Mingyu pernah mengambil sepatu Junhui untuk Minghao supaya anak pindahan itu pulang tanpa alas kaki. Tapi alih-alih malu, Junhui memakai kresek dan pulang naik bus dan hampir seluruh orang yang melihatnya menahan tawa tapi Junhui mengabaikannya.
Pernah saat itu Minghao mengunci Junhui di uks dan ingin mendapati raut marah Junhui tapi yang terjadi setelah ia memeriksanya esok hari. Anak itu masih tertidur. Seharusnya Minghao menguncinya di gudang, atau mungkin toilet lebih bagus.
Itu belum seberapa.
.
"Kau melakukan segala hal yang tidak berarti baginya, apa itu sepadan."
"Bukannya kau mendukungku?" Mingyu angkat tangan.
"Tidak, tidak lagi. Kau benar, dia terlalu tangguh dan ia jelas tak bisa di singkirkan. Kau tidak butuh hal lain selain menerimanya, ia tak melakukan hal buruk selain merusak garis lajangmu."
Minghao menghela nafas.
"Oke, kau ku bebaskan. Silahkan cari kesibukan lain selama aku mencari cara untuk membuatnya pergi."
.
Minghao tidak bertengkar dengan Mingyu, ia bisa mengerti bagaimana lelahnya temannya itu. Bisa di mengerti. Mungkin sudah saatnya Minghao melakukannya sendiri.
"Oink! Kau di sini?" Oh tidak, itu dia.
"Apa yang kau inginkan."
"Tidak ada, hanya mengamatimu. Apa yang akan kau lakukan kali ini?" Minghao melirik tak suka pada Junhui.
"Tidak seperti sebelumnya." Junhui tersenyum.
Menarik Minghao dari duduknya lalu membawanya ke parkiran guna bolos di siang bolong. Menariknya, tidak ada yang sadar mereka pergi.
"Apa yang kau lakukan! Turunkan aku!" Minghao merasa aneh karena tidak ada penjaga sekolah yang mengejar mereka. Ini sedikit mencurigakan.
.
"Wah! Ini pasti sangat mahal?" Minghao memang kampungan, ia tahu keluarganya berkecukupan tapi ia tak pernah di beri akses sebebas ini untuk memilih pakaian yang ia inginkan. Orang tuanya harus melihat ia berjuang untuk sepotong kain.
"Apa mereka serius mengadakan tunangannya minggu ini?"
"Memang apa yang kau lihat saat ini?" Oh! Minghao sudah sepenuhnya sadar.
Ia buru-buru memasang wajah serius dan berbalik menatap Junhui yang tengah santai memilih jenis suit. Dan di sini pakaian untuk acara penting akan di buat.
Minghao melihat pria berjas baru saja datang dan menjabat tangannya. Mengukur tubuh Junhui sementara ia di suruh untuk memilih warna dan jenis kain oleh orang lain. Entahlah, Minghao tidak memperdulikannya.
"Tuan Xu?" Minghao menengok pada sumber suara, omong-omong itu suara pria yang barusan mengukur tubuh Junhui.
Sekarang gilirannya.
.
Minghao akan mengutuk dirinya sendiri karena ia dengan berani berteriak saat tirai itu di buka dan menampilkan Junhui dalam balutan suit mahal. Yang sial, tampak cocok dengannya.
"Oh sh*t!" Minghao tidak terpanah.
Tidak.
Tidak!!
•
•Voment guys.
N seeu next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
LUV STRUCK
FanfictionMinghao punya firasat buruk tentangnya saat pertama kali bertemu, dan berita buruknya ia ikutan terlibat. adakah yang lebih buruk lagi dari itu? Ada?