Derap sepatu hitam tak henti-hentinya mengetuk permukaan lantai berdebu, meninggalkan jejak yang tersusun apik dari setiap langkah yang ditinggalkannya.
Orang yang mengenakan jaket kulit hitam itu sangat santai berjalan-jalan di koridor lantai dua sekolah yang sunyi, sambil sesekali menyemburkan asap dari hisapan rokok yang dipegangnya.
Orang itu terus melangkah sampai ia menemukan seseorang yang dimaksud—laki-laki yang terlihat murung sedang bersandar pada balkon koridor dengan posisi tangan menopang dagu. Wajahnya pucat tanda putus asa.
Cowok yang bernama lengkap Muhammad Fallchra Amiraezia, atau Alka itu menghentikan langkahnya.
"Hei, Acka!" sapa Alka terlebih dulu. Acka masih setia dengan posisinya.
---
Ackara Hiestacha Amiraezia
Sepupu sekaligus sahabat dekat Alka semenjak mereka masih dalam kandungan.
---
Acka sedang tidak ingin berbicara, ia hanya menoleh ke arah Alka sambil menaikkan kedua alisnya.
"Lo ngapain sendirian di sini, tar kalo ada setan lewat gimana?"
Acka memalingkan mukanya malas.
"Gue kira setannya lagi lewat, tuh!" sahut Acka menyindir. Penampilan Alka selalu dinilai sebagai berandalan kelas bawah di mata Acka dengan mengenakan outfit apa adanya, berbeda dengan dirinya yang terlalu mengutamakan status keluarga Amiraezia sehingga penampilannya selalu terlihat sempurna di mata orang-orang. Satu hal yang ia tidak sukai dari Alka adalah orangnya yang penceroboh.
Alka menyemburkan segumpal asap dari dalam mulutnya.
"Dahlah, cucu Nenek Mira jan galau-galau, malu ga tuh sama muka," balas Alka menghibur.
Acka berdecak malas seraya mengubah posisinya sandarannya dari bungkuk menjadi tegak.
"Lah mana ada seorang Acka diputusin, itu mustahil, masalahnya, gue cuma gak mau ada anak Swastika di sekolah ini," keluh Acka, berharap Alka melakukan sesuatu yang berguna untuknya hari ini.
Alka membulatkan matanya, menatap lekap sahabatnya yang tengah frustasi dengan situasinya saat ini.
"Jadi, lo juga udah tau beritanya?" Alka melontarkan pertanyaan.
Acka mengangguk. "Huh, padahal baru dua hari, tapi SMA ini serasa lagi ada di ujung kepunahan."
Berita yang dimaksud adalah gosip orang-orang soal ketua OSIS dan seorang anak baru yang babak belur setelah dihajar habis-habisan oleh Raja Swastika.
Sekali lagi Alka menyemburkan asap ke udara, kemudian mengelap bibir merahnya dengan tangannya yang sedang menganggur.
"Selama dia gak ngusik ketenangan Mira, gak ada yang perlu diurusi, bodoamat aja lah," balas Alka sekali lagi mencoba menenangkan sahabatnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Squad [On Going]
Fiksi Remaja[Teen Fiction] Kehadiran Raja membuat kehidupan para penghuni SMA Schutz Staffel menjadi tidak tenang. Sikapnya yang seenaknya dan kejam, juga kemampuannya yang tidak tertandingi membuat siapa pun bergidik ngeri ketika berhadapan dengannya. Jika pad...