Semenjak identitas keduanya terungkap, Jihyun merasa jika sudah tidak dipedulikan lagi. Miyeon hanya sibuk memikirkan Jimin seharian tanpa mempedulikan kehadiran nya dan Seojoon sendiri menyatakan kebenciannya secara terang-terangan.
Dan Jimin?dia bahkan belum membuka matanya, dari informasi yang dia dapatkan kondisi Jimin setiap harinya semakin memburuk. Mereka harus melakukan perawatan khusus.
Hanya beberapa orang saja yang boleh menemuinya, merekapun harus menemui nya secara bergantian.
Jihyun tidak mengerti entah kenapa tapi dia mulai membenci Jimin, Jimin secara perlahan-lahan menarik perhatian dan kasih sayang semua orang dan membuat Jihyun terlupakan.
Hari ini Jihyun memutuskan untuk menemui Jimin apapun resikonya, dia tidak peduli jika Seojoon akan memakinya lagi saat dirinya datang kerumah sakit nanti.
Sebelum pergi Jihyun menyempatkan diri untuk menemui ibunya terlebih dahulu, dia tidak ingin membuat ibunya khawatir.
"Eomma, Hyunie akan pergi kerumah sakit untuk bertemu dengan hyung"ujar Jihyun sambil tersenyum manis pada Miyeon.
Miyeon sendiri hanya menanggapinya dengan senyuman lalu ia berjalan keluar. Jihyun yang melihat itu hanya bisa menghela napasnya sambil menundukkan kepalanya saja.
Saat ia hendak bangun tiba-tiba saja ada yang menaruh jaket dipundaknya dan juga memberikan payung padanya.
"Pakailah jaket dan payung ini nak, diluar sedang hujan. Kau bisa sakit nanti"ucap Miyeon yang sedang memakaikan jaket itu pada tubuh Jihyun.
Jihyun hanya bisa menatap kearah Miyeon dengan tatapan tidak percayanya, sungguh kini dia benar-benar merasa jika ibunya sudah kembali.
"E-eomma..."
Mendengar Jihyun yang memanggilnya dengan nada lirih Miyeon langsung menatap wajah Jihyun.
"Waegeurae adeul~ah?"tanya Miyeon khawatir.
Jihyun hanya mampu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, hatinya tak karuan saat ini. Dirinya begitu senang mendapatkan perhatian seperti ini dari sang ibu.
Skip》
Dari dalam salah satu ruang rawat, dapat dilihat ada orangtua yang sedang menunggu anaknya bangun dari tidur panjangnya.
Orang itu setia menunggu anaknya bangun, dia bahkan tidak ingin beranjak sedikitpun dari tempatnya duduk.
"Minie~ah, cepatlah bangun nak. Maafkan appa karena sempat meragukanmu"ujar Seojoon sambil menggenggam tangan mungil milik Jimin.
Tiba-tiba saja monitor jantung Jimin berbunyi nyaring dan menampilkan garis panjang.
Pippppppppppp
Seojoon sangat panik, dia langsung berlari keruangan dokter yang menangani Jimin. Sebisa mungkin Seojoon berlari sekencang yang ia bisa, karena saat ini Jimin nya membutuhkan pertolongan.
Brakkkk
"Uisa~nim, t-tolong a-anakku...."
Dokter itu seakan tau terjadi sesuatu pada Jimin, dia langsung menyuruh beberapa perawat untuk menemaninya dan langsung berlari kearah ruangan Jimin diikuti dengan Seojoon yang hampir limbung disana.
Setelah dokter itu sampai diruangan Jimin, ia sangat terkejut lalu melakukan tindakan dan meminta Seojoon untuk keluar.
30 menit telah berlalu, 30 menit yang serasa seperti 30 tahun untuk Seojoon. Dr.Min keluar dari ruangan Jimin dan langsung menghampiri Seojoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Twins || The Separated Boy [PJM] 《END》
NouvellesTakdir, dia tidak pernah menyalahkan takdir sama sekali karena dia tau dia tidak bisa mengubah suratan takdir yang telah tertulis pada kehidupannya. Dia hanya ingin bahagia saja bersama keluarganya, terutama kembarannya. Tetapi mengapa hal itu teras...