Note:
Isi dari chapter ini adalah kisah kehidupan Jimin selama dirinya tinggal bersama keluarga Brown dan Taehyung, diLondon.☁Happy Reading☁
London, 8 tahun yang lalu.....
Sudah lima tahun sejak kecelakaan yang dialami oleh Jimin dan sudah lima tahun pula keluarga Brown melupakan kematian putra sulung mereka. Kehidupan Jimin sangat bahagia saat bersama keluarga itu.
Keluarga itu begitu hangat dan Jimin juga ikut mendapatkan kehangatan itu meskipun dirinya anggota keluarga baru dan bisa dikategorikan sebagai orang asing. Tetapi hal itu tidak dihiraukan oleh seluruh keluarga, karena bagi mereka Jimin juga bagian dari keluarga.
Hubungan Jimin dan Taehyung juga begitu erat, mereka benar-benar terlihat seperti sepasang anak kembar tetapi nyatanya mereka hanya dikembarkan karena usia mereka yang sama. Kedua anak ini tidak bisa dipisahkan, bahkan tidurpun harus dalam kamar dan ranjang yang sama. Meskipun sudah berumur 15 tahun tetapi tetap saja tidur sambil memeluk satu sama lain adalah kewajiban untuk mereka berdua.
Tuan Vante dan Nyonya Eunjung hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah kekanak-kanakan kedua putranya, karena bagi mereka entah berapa tahun pun usia Jimin dan Taehyung bagi mereka kedua putranya itu akan tetap menjadi anak-anak dimata mereka.
Hal itu pula yang membuat Jimin yang tadinya begitu Introvert menjadi Extrovert dalam waktu singkat, dirinya merasa bebas dan selalu mengungkapkan apapun yang dirasakannya kepada keluarga barunya itu. Dia merasa sangat nyaman tinggal bersama mereka sampai-sampai Jimin benar-benar menyangka jika keluarga ini adalah keluarganya.
Dirinya sempat ragu tetapi setelah melihat bagaimana keluarga ini memperlakukan nya keraguan dihati Jimin langsung sirna digantikan dengan rasa sayang yang begitu kuat untuk keluarga Brown ini.
"Mama lihatlah Kakak mengambil biskuit Taetae lagi!!!"
Merasa terpanggil Jiminpun menjewer telinga Taehyung karena dengan mudahnya anak itu menuduh Jimin lagi tanpa menanyakan kebenarannya.
"Auchh, Kak sakit lepaskan!!"
Tuan Vante dan Nyonya Eunjung hanya bisa menatap perdebatan itu dengan santai sambil meminum morning tea mereka diruang keluarga.
"Habisnya kau ini nakal sekali bocah!bisa-bisanya kau menuduhku mengambilnya padahal semalam kau sendiri yang memakannya sampai habis, jika perlu Kakak tunjukkan tempat kau menyimpan bungkusnya!!"ucap Jimin yang tampaknya gemas sekali dengan adiknya itu sampai-sampai tidak mau melepaskan jewerannya.
"Ahhh iya Kak, maaf-maaf. Taetae tidak akan mengulanginya lagi, Taetae berjanji tetapi lepaskan dulu tangan Kakak dari telinga Taetae. Jika Taetae menjadi gajah setelah ini Taetae akan menyalahkan Kakak!!"mohon Taehyung.
Karena pernyataan aneh yang dilontarkan oleh adiknya itu akhirnya Jimin melepaskan jewerannya, tetapi tetap dengan perasaan yang kesal karena mau Taehyung berjanji seribu kalipun anak itu akan tetap melakukan hal yang sama berulang kali. Jimin sampai gemas sendiri ingin membanting adiknya itu.
Tetapi sayangnya dia terlalu menyayangi Taehyung sampai dirinya tidak tega melakukan hal itu, paling parah dia hanya akan menjewer telinganya saja seperti yang terjadi barusan.
"Sudahlah Minie jangan dengarkan celotehan adikmu itu, kau tau bukan jika dia memang seperti itu?"lerai Tuan Vante yang tampaknya sudah jengah dengan perkataan aneh yang terus keluar dari mulut putra bungsunya demi lepas dari putra sulungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Twins || The Separated Boy [PJM] 《END》
ContoTakdir, dia tidak pernah menyalahkan takdir sama sekali karena dia tau dia tidak bisa mengubah suratan takdir yang telah tertulis pada kehidupannya. Dia hanya ingin bahagia saja bersama keluarganya, terutama kembarannya. Tetapi mengapa hal itu teras...