Part 4

6 2 0
                                    

Pagi ini, seperti biasa Reno pergi ke sekolah dengan seragam yang rapi. Saat diperjalanan menuju sekolah, didalam taksi ia membuka ponsel nya dan dilihatnya ada beberapa panggilan yang tak terjawab dari Vika.

Saat ia tiba ke sekolah, dilihatnya ada keramaian lagi. Entah apa terjadi setiap hari nya akhir-akhir ini teralalu banyak masalah. Ia melihat ambulan datang ke sekolah seperti ada yang sakit. Saat diterobos oleh Reno, dilihatnya seorang siswi bunuh diri dari ketinggian yang cukup jauh.

"Vi,,,ka," ia terkejut saat dilihatnya siswi itu adalah Vika, sahabatnya sendiri.

Segera ia menghampiri mayat itu dengan perasaan sedih dan meletakkan kepala Vika dipangkuan nya.

"Ada apa dengan mu vi" sembari menangis.

"Kenapa sampai jadi seperti ini,," lanjutnya.

Tanpa menunggu lama lagi, mayat Vika segera dibawa oleh mobil ambulan. Reno pun tak sanggup melihat sahabat nya pergi meninggalkan nya selamanya.

Terlintas dipikiran nya untuk naik ke atas ruang drumband untuk menemukan kepastian kenapa bisa Vika sampai rela bunuh diri. Padahal yang ia ketahui, sahabat nya itu sangat takut akan ketinggian.

****

Cukup sudah ia lihat bukti disana, hijab Vika terlepas dan ponsel nya masih tetap aktif. Pasti terjadi sesuatu sebelum Vika sanggup bunuh diri. Akhirnya ia dapat inisiatif sendiri untuk mendatangi ruang CCTV sekolah yang berada di ruang kantor kepala sekolah. Semua siswa siswi bahkan guru lagi fokus mengurusi mayat Vika untuk diproses sampai dimakamkan.

Berlari secepat mungkin menuju kantor KepSek. Saat ia tiba membuka pintu ruangan tersebut dilihatnya ada pak Heri sedang mengecek CCTV. Ternyata pihak sekolah juga ikut bergerak untuk menyelidiki kasus Vika.

"Ngapain nak?" tanya pak Heri to the point.

"Mau menyelidiki kasus sahabat saya pak, Vika" jawabnya.

"Sini nak," Panggil pak Heri sambil menunjukkan CCTV tempat kejadian peristiwa.

Reno pun mendekat dan melihat di komputer ada beberapa siswi yang membully Vika sebelum terjadinya bunuh diri. Dia mengetahui siswi-siswi yang termasuk dalam kasus ini. Mereka adalah: Bela, Luna, Erin, Dini, dan Lia.

Reno pun menghampiri geng itu dan tidak sabar ingin angkat bicara atas kasus Vika.
-
-
-
-

"Jadi kalian yang sudah membunuh Vika, sahabat gue?hah?" tanya nya tanpa rasa takut dengan geng mereka.

"Oh jadi lu sahabatnya?"

"Iya, dan kalian harus bertanggung jawab atas kasus ini."

"Lu bilang tanggung jawab? Asal lu tau nih ya, kita itu cuman membully dia, bukan nyuruh dia bunuh diri" ucap Ketua geng mereka, Bela. Berdiri tepat dihadapan Reno.

"Pantesan aja waktu gue nabrak lu kemaren, lu seperti ketakutan. Ternyata lu mau incar sahabat gue" gubris Reno.

"Dan inget pesen gue, jika lu semua tidak mau bertanggung jawab atas kasus ini, kalian akan menanggung akibat yang lebih buruk dari itu" tambah Reno seperti serius saja.

"Jadi maksud lu, Vika gentayangan gitu?" tentang nya.

"Lu liat aja nanti" ucap Reno.

Setelah itu ia pun pergi meninggalkan kelas mereka.

****

"Vika, gue tau kalo lu masih ada disekitaran sini dan lu ingin mereka yang jahatin lu bertanggung jawab" ucap Reno dengan nada pelan.

Semua siswa-siswi melihat Reno berjalan sendiri tanpa berteman. Dulu ia selalu berbarengan dengan Vika kalau kemana-mana.

Tapi Reno tak pedulikan pandangan orng lain terhadap nya. Wajah datar nya yang akan mengatasi semuanya.

10 minutes,,,

Saat jam belajar mulai, ia merasa kalau Vika ada disamping nya. Seperti biasa, perlahan ia mencium aroma darah Vika yang begitu pahit seperti ada hati yang ingin balas dendam.

"Lu pasti bisa ngelakuin itu sendiri."

"Bantu gue ren."

"Gimana gue bantu lu."

"Pokoknya lu harus bantu gue gimana pun caranya."

"Oke, tapi lu sabar."

Semua orang merasa aneh melihat Reno bicara sendiri. Bahkan guru yang masuk ke kelas, memandangnya dari tadi.

"Ngapain kalian liatin gue?" tanya Reno sinis.

Bu guru melangkah ke arah bangku nya, dan berkata:
"Kamu ini stres kehilangan sahabat kamu?"

"Nggak buk, saya masih waras. Bahkan lebih waras daripada siswi yag mandangin saya dari tadi."

Semua teman nya merasa tersinggung dan berkata-kata.

"Maksud kamu?" tanya bu guru tidak mengerti.

"Kasus buruk ditutup dengan cepat hanya karena money" sindir nya.

"Money adalah segalanya dalam hidup ini. Semuanya bisa berkuasa dengan money" lanjutnya.

Lalu ia pun berdiri dan memandangi siswa-siswi dikelas,
"Jika saya mau, saya akan berikan uang dengan nilaian besar untuk menyelesaikan kasus sahabat saya. Tapi saya tidak mau lakukan hal kotor itu. Saya ingin melihat seberapa bijak manusia sekarang tanpa melihat nilai nya. Jika hal ini terus berkembang di sekolah kita, akan banyak kasus yang kotor ditutup dengan uang kotor" ucapnya membuat semua orang terdiam, bahkan guru nya sekali pun.

"Bukan begitu nak-" gubris bu guru terpotong.

"Gak ada yang lebih penting daripada uang, begitu kan buk?" lanjutnya.

"Jadi gue mau bilang ke teman terhormat ku, berbuat lah seenak nya di sekolah ini. Jika itu buruk, berikan uang kepada pihak sekolah. Maka kasus mu akan ditutup. Selesai!!" peringatnya sekali lagi.

Semua siswa-siswi tercengang melihat Reno yang selalu berwajah datar tak pernah senyum akhirnya berkoar juga.

"Sudah la nak, kamu boleh belajar kembali" cekal bu guru.

"Baik buk."

Baik ders, part ini sengaja mimin pendekin. Karena ada sesuatu. Jadi maaf ya🙏 semoga betah.

LAST MEMORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang