"Seberapa jauh kau mengetahui tentang diriku sampai kau sangat yakin bisa mendapatkan ku?"
»»————>★<————««
"Wuri!! Wuri! Wuri!!!"
Aku menoleh pada dua pemuda yang berlarian ke arah ku. Saat menyadari siapa mereka aku menghela nafas. Jisung dan Woojin dengan tidak santainya berlari seperti sedang di kejar setan.
"Wuri beneran kaki lo terkilir? Sebelah mana? Sakit gak?"
"Ya sakit lah goblok! Namanya juga terkilir!"
Jisung menyenggol lengan Woojin yang baru saja membentaknya. "Ya gak udah ngegas brother!" Ujarnya tak kalah lantang dari si gingsul—Woojin
"Udah udah! Berisik lo pada!" Aku mendorong kedua badan mereka menjauh untuk jalan ku kembali ke kelas. Yang ada nyeri di kaki ku kembali terasa karna keributan dua curut itu.
"Eh Wuri tunggu!!"
Aku tak mendengarkan panggilan mereka. Sekarang aku perlu mencari target ku, siapa lagi kalau bukan Choi Beomgyu. Xixi, entah kenapa aku jadi bersemangat untuk menemuinya sekarang.
"Heh, liat Choi Beomgyu gak?" Aku menghentikan seorang gadis yang sepertinya adalah adik kelas.
Gadis itu sempat tersentak saat aku menghentikannya. "G-gak tau kak" Jawabnya lirih.
Aku memicingkan mataku. "Beneran lu gak tau?" Tanya ku lagi.
Ku lihat gadis ini tampak gelagapan sekarang. "Hmm, B-biasa nya kak Beomgyu lagi di perpustakaan jam segini kak" Jawabnya.
Aku tersenyum, ternyata gadis ini tahu. Apa jangab-jangan gadis ini adalah pengagum rahasia Beomgyu? Wow! Tak ku sangka si nerd itu punya pengagum rahasia juga.
"Ok makasih"
Aku segera ke perpustakaan dimana target ku berada. Ternyata benar, jam segini Beomgyu ada di perpustakaan. Haha, tidak perlu heran kalau dia sepintar itu.
Aku melihatnya duduk di pojok kanan perpustakaan dengan tenang. Tangan kanannya memegang buku dan di telinganya terdapat earphones yang seperti sedang digunakan untuk mendengarkan lagu.
"Cha! Choi Beomgyu!!" Aku menepuk meja di depannya dan membuatnya sedikit terkejut. Tawaku langsung keluar melihat wajah lucunya itu.
"Ahahahaha! Lucu wajah lo tau gak?" Aku kembali tertawa. Tapi Beomgyu tetap dengan wajah datarnya. Oh ayolah!
Setelah itu dia kembali fokus pada buku di tangannya. "Jangan berisik, di sini perpustakaan bukan club" Ujarnya.
Aku menghentikan tawaku lalu duduk pada bangku yang tepat berada di depannya. "Gue juga tau kali ini perpustakaan. Lagian gak banyak orang kok. Gak kedengaran elah!" Ujar ku memperhatikan sekeliling.
"Peraturan tetep peraturan" Ujarnya lagi.
Kali ini aku memutar bola mataku malas. "Iya iya" Jawab ku.
Setelah itu terjadi keheningan sesaat sebelum aku kembali bersuara. "Ekem! Beomgyu!" Panggil ku padanya. Ku lihat pemuda Choi itu mendongak sedikit untuk melirik ku seolah bertanya 'apa?'
"Tipe cewek ideal lo gimana sih?"
Aku lihat beomgyu menghentikan tangannya yang baru saja handak membalik halaman berikutnya dari buku yang dia baca. Tatapannya kini seperti menusukku. Aku meneguk ludah ku kasar sambil menunggu jawaban darinya.
"Tipe ideal gue....."
".....yang pasti bukan kayak lo" Jawabnya dengan wajah terlampau datar, lagi.
Mendengar itu aku tersenyum miris. Sedikit merasa tertohok dengan apa yang Beomgyu jawab. Apakah aku benar-benar buruk di mata semua orang?
"Bukan kayak gue?" Aku memalingkan wajahku sebelum kembali menatap lelaki ini. "Emang sebera tau lo tentang gue sampai bisa bikin jawaban kaya gitu?" Ujar ku. Entah kenapa sekarang dadaku rasanya sesak. Ku lihat Beomgyu kembali memperhatikan ku.
"Seberapa jauh lu tau diri gue sampai bisa nilai gue gitu aja?" Aku sekarang menunduk. "Asal lu tau Gyu, lu gak bisa nilai orang cuma berdasarkan pandangan luar. Tapi lo harus tau dulu sisi dalam orang itu kaya apa"
Aku bangkit berdiri, dan Beomgyu dengan spontan membuka earphones di telinganya. Aku menarik nafas ku dalam. "Makasih infonya" Ujar ku dan segera melangkah untuk pergi sebelum suara Beomgyu menghentikan ku.
"Dan seberapa jauh lo tau tentang gue sampai lo bisa yakin buat dapetin hati gue?"
