Dengan dikenal, aku dapat mengenalmu dan mengenalkan-Nya ~ Arayyan Fathe Salim
⭕💍⭕💍⭕💍
Matamu melemahkanku
Saat pertama kali kulihatmu
Dan jujur, ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini
Matamu melemahkanku
Saat Pertama kali kulihatmu
Dan Jujur, ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini
Oh, mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama
Karena apa yang kurasa, ini tak biasa
Jika benar ini cinta
Mulai dari mana? (dari mana?)
Oh, dari mana?
Dari matamu, matamu
Kumulai jatuh cinta
Kumelihat, melihat
Ada bayangnya
Dari mata
Kau buatku jatuh
Jatuh terus, jatuh ke hati.Sebuah lagu yang mengalun malam ini, mewakili perasaan ku beberapa hari ini. Melihat sesosok perempuan saat berdiri di atas panggung, ketika menyampaikan sebuah gagasan dalam perlombaan debat pada akhir semester genap tahun pertama kemarin.
Pandangan nya yang fokus tanpa kedip, menyiratkan sesuatu mendalam. Sedikit membuat gugup, tapi aku bisa mengendalikan gugup itu hingga membawa kemenangan.
Namun ku ingat-ingat kembali, jauh sebelum itu sepertinya pernah melihat dan bertemu dengan nya ? Aah benar, dua kali aku bertemu dengannya.
Pertama, terjadi ketika di final cerdas cermat antar kelas saat dua bulan pertama kelas satu SMP.
Sebelum final aku diperingatkan oleh Tri teman sebangku, akan berhadapan cewek hebat.
"Kau bakalan lawan cewek yang pinter banget,Rey. Semua soal wajib dia yang jawab, apalagi pas soal rebutan, beeeeh langsung gass aja dia gak pake nengok kanan-kiri," ungkap nya dramatis. "Aku jadi kasian sama kawannya, cuma jadi aksesoris."Yaa aku pun hanya mengiyakan ucapan nya, mengapresiasi kerja nya yang menjadi mata-mata pribadi ku. Sebab setelah kelasku mengambil posisi tim pertama masuk final, aku berniat istirahat dengan tim dahulu. Ditambah lagi selama pertandingan penyisihan hingga semi-final, tidak bertemu tim lawan beranggotakan cewek.
"Thanks ya bor atas info nya," ucapku yang berkat informasi ini membunyikan tanda alarm bagiku dan tim.
Kini dihadapanku, tim yang terlihat seperti dua bodyguard bertubuh kekar dan tinggi sedang melindungi seorang nyonya. Benar yang dibilang Tri, semua soal dijawabnya sendiri tanpa kompromi kanan-kiri nya. Cukup membuatku kewalahan dengan duel kecepatan tangan, sehingga kejar-kejaran angka tak terhindarkan. Beruntungnya satu soal yang dia jawab tidak tepat, bisa ku jawab dengan tepat.
Selepas pertandingan itu, aku tertarik dan kagum dengan nya. Kuputuskan untuk mencari tahu tentangnya. Tentunya melalui mata-mata pribadi, cukup membayar dengan mengajarinya matematika.
"Namanya Adila Adzka Labibah, anak lokal ujung kelas VII 4 tinggal di jalan ikhlas daerah Maha Ratu," tutur Tri melaporkan hasil investigasi nya.
"Mantap, memang kawan aku ini memang bisa diandalkan jadi mata-mata, " pujiku setelah mendapatkan informasi itu. "Valid ni kan informasi nya ? Dapat darimana kau, Tri ?" tanya ku memastikan.
"Sangat valid dong, setiap informasi dari aku pasti valid. Dapat darimana nya, itu rahasia kode etik mata-mata." ucapnya membusungkan dadanya.
"Kode etik mata-mata lah konon, terserah deh darimana dapat nya. But, thanks ya sekali lagi."
Setelah mendapatkan data investigasi, kuputuskan untuk mengamati dari jauh dan curi pandang baik di lapangan ketika olahraga atau di panggung sebagai penawar rasa ini. Namun ada hal yang mengganjal ketika melihat nya dari kejauhan, ada seorang cowok yang selalu ada di sekitarnya. Kantin, lapangan, berbaris selalu ada dia di dekatnya entah siapa cowok yang tak kukenal membuatku bertanya-tanya ?
Dan akhirnya aku memergoki mereka ketika saling berpegang tangan di kelasnya,
"Hei, disini bukan tempat pacaran ya ! Apalagi sampai pegangan tangan begitu. Nggak mahrom, woy !" tegurku sambil berkacak pinggang di ambang pintu.Ketika itu aku yakin dia sedang pacaran dengan cowok yang selalu ku lihat selalu bersama dimana pun dan kapanpun saat di sekolah. AKU YAKIN ITU !
Seperti sedang dikompori oleh hati, aku mesti melakukan itu. Namun matanya yang membulat terkejut atas ucapanku, muncul rasa bersalah. Spontan saja baginya mengelak, "Heh jangan asal nuduh aja ya." serunya geram atas ucapanku.
Melihat ekspresi dan intonasi suaranya, tidak membuatku takut melainkan membuatku gemas. Suaranya yang masih lembut dengan ekspresi antara kejut, kesel, dan malu berpadu yang kutangkap satu kesimpulan, tidak sedang pacaran. Lega !
Dengan percaya saja pada kata hati, aku berbalik untuk meninggalkan mereka saja. Ditambah mendengar alasan dari mereka yang diwakili cowok itu, sudah cukup bagiku. Kuputuskan pergi dari mereka "Maaf sudah menuduh," ucapku. Dan berhenti sesaat dan terlintas ingin usil dengan mereka, "Silahkan lanjutkan hubungan kalian di luar saja," aku kabur dengan terkekeh.
"Dasaar ustadz su'udzon !" umpat cowok itu dari kejauhan.
Yaah seperti itulah pertemuan ku dengan nya. Tetapi, pandangan nya yang tak biasa membuatku gugup yang hampir saja kehilangan gagasan.
Apakah dia memiliki perasaan yang sama jua ? Jika ia, saat itu juga Aku Arayyan Fathe Salim akan mengungkapkan rasa ini kepada mu wahai perempuan berjilbab ungu, Adila Adzka Labibah. Tunggu saja !
To Be Continued
-------
#CakapCakapAuthor
Bagaimana Spesial part nya ?
Author mau ngasih tahu juga sebelum pada bingung, part ini waktunya sebelum waktu di prolog. Jadi kalau di prolog Adilla dan Rayyan udah sekelas, Nah ini belum. Ibarat nya First Impressions mereka.Suka nggak ? Semoga Suka ya😊
Dan juga author bakalan, ganti Prolog/Pre-lude yang lebih gemesh. Kapan ? Tunggu aja ya diusahakan satu hari ini, Semoga Terkejar Aamiin
Tetap support Cerita Rayyan-Adilla yang bakalan berbeda dari yang lain, Jangan lupa tinggalkan jejak Vote ⭐ and Comment nya ya
Salam Cinta
Author©ichzanaufal13
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous to Love [ On Going ]
Teen FictionNEW VERSION [ YUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] Arayyan Fathee Salim, Cowok dengan kecerdasan, tutur kata dan gaya bicaranya menjadi magnet bagi orang-orang yang menjadikannya idola baru di tempat dia berada. Dengan kefamous-an nya, Ia bisa saja me...