I. Maaf paman!

10.3K 676 27
                                    

kring

Suara lonceng di pintu berbunyi, menandakan ada seseorang yang datang dan masuk ke supermarket di pusat kota yang sibuk itu.

"selamat datang dan selamat berbelanja" ucap seorang penjaga kasir saat seorang lelaki tinggi bermasker hitam memasuki supermarket itu.

Na Jaemin, bekerja part time di supermarket pusat kota, lebih tepatnya ia menjadi seorang kasir. Ia selalu mengambil job apapun yang sekiranya ia mampu lakukan, seperti tidak ada hari esok saja untuk bekerja. Na Jaemin sebut saja Jaemin, dia banyak mengambil kerja kerja part time seperti menjadi kasir, waiters, pengantar paket , bahkan job mencuci piring pun pernah dia ambil. Jaemin tidak pernah mencoba untuk melamar pekerjaan di kantoran karna dia tidak yakin akan kemampuannya terlebih lagi dia hanya lulusan SMA, ya walaupun nilainya saat SMA sangat tinggi bahkan ia menempati peringkat 1 di sekolahnya! namun benar apa kata orang orang sepertinya 'nilai tidak akan menjamin masa depanmu', mereka hanya akan melihat rapot dan ijazah mu sekilas saja lalu mereka akan memilih bawahan bawahannya melalui kriteria dan syarat yang mereka tetapkan bahkan tak jarang perusahaan merekrut bawahannya hanya dari tampang! gila, bagaimana bisa seperti itu!.

ekhem

"bisakah kau menghitung belanjaanku?"

Jaemin tak sadar bahwa sedari tadi ia melamun!, bahkan sekarang pria bermasker tadi sudah berdiri dihadapannya dengan barang belanjaannya. Untung saja pria itu berbaik hati membuyarkan lamunannya jika tidak ia bisa ketahuan atasannya dan bisa bisa ia dipecat, ah tapi sepertinya sedikit konyol jika dipecat hanya karna melamun.

"a-ah iya maafkan saya, maaf" Jaemin meminta maaf pada pria dihadapannya

"ya, lain kali kau jangan melamun" pria itu mengingatkan Jaemin

"terimakasih sudah mengingatkanku" jawab Jaemin sambil tersenyum manis

"ada lagi tambahannya?" tanya Jaemin, klasik seperti penjaga kasir pada umumnya.

"tidak" pria itu menjawab sambil menggelengkan kepalanya

"bawa kantung belanjaan? mulai hari ini untuk plastik akan dikenakan cash" ucap Jaemin sambil mengscan barcode pada setiap bungkus barang belanjaan yang dibeli pria itu

"tidak, kenakan cash saja" jawab pria itu dingin

"baiklah, ada membernya mmm paman?" tanya Jaemin kembali, Jaemin terlihat kebingungan untuk memanggil pelanggan satu ini karna wajahnya tertutup masker hitam jadi dia tidak tau harus memanggil nya paman,om atau kak. Tapi epertinya akan cocok bila dipanggil paman karna posturnya yang tinggi serta rahang dan alisnya yang tegas membuatnya terkesan sangat dewasa.

"tidak" pria itu kembali menjawab dengan jawaban yang sama

"totalnya jadi 78.900, dan uangnya 100.000 ya paman" Jaemin mengambil uang yang disodorkan pria itu, dan pria itu hanya membalas ucapan Jaemin dengan anggukan kepalanya

"100 peraknya boleh disumbangkan paman?" tanya Jaemin kembali, pria itu menggelengkan kepalanya

"mau sekalian coklatnya paman? untuk hari ini jika paman membeli 2 coklat ini paman akan mendapatkan 1 bungkus coklat free" tawar Jaemin, iya bila akhir bulan seperti ini dia harus menawarkan barang barang yang tidak laku dari awal bulan guna menghindari kadaluarsa dan barang yang dibuang secara cuma cuma.

"ku bilang tidak, cepat aku harus pergi"  Jaemin sedikit tertegun saat pria itu mengucapkan kalimat tadi dengan dinginnya.

"maafkan saya paman, saya terlalu banyak bicara" Jaemin meminta maaf sambil membungkukkan badannya, setelah itu ia memberikan kantung belanjaan pria tadi dan mengucapkan terima kasih serta salam.

"terimakasih sudah berbelanja disini paman, maaf jika aku bawel" kata Jaemin sedikit teriak karna pria tadi berjalan cepat melaluinya

-L U R K I N G E Y E-
karinsource

"eo Njunnnnn" teriak Jaemin dari sebrang jalan ketika melihat Renjun ingin menyebrangi jalanan, Jaemin langsung berlari ke arah Renjun tanpa melihat kanan kiri,duhh anak ituu untung saja lampu merah! kalau tidak?.

"duhh Jaemin sudah berapa kali ku peringatkann, kalau mau menyebrangi jalan itu tengok kanan kirii aihhh kau ini seperti anak tk sajaa" Renjun mengomeli Jaemin dengan tampang judes dicampur tampang khawatirnya itu.

"aaa lucu sekalii Injunn iniii" gemas Jaemin saat melihat wajah khawatir Renjun

"tapi tadi kan lampunya merah Injunn, jadi Nana langsung lari nanti kalau keburu hijau bagaimana?" Jaemin membela dirinya sendiri

"aih sudahlah terserah kau, dasar bocah"

"oh yaa aku akan dipromosikan oleh perusahaan, tolong doakan akuu yaa semoga berhasil!" pinta Renjun pada Jaemin

"dan kalau ada paket yang datang ke unit kuu tolong kau ambil dulu yaa aku nitip,sudah ku bayar tenang saja"

"baiklah kalau begitu semangat Injunnn, Nana masuk dulu yaa bye byee jangan lupa bawakan Nana makanan karna Nana sudah membantu mendoakan Injun!" peringat Jaemin pada Renjun.

Jaemin dan Renjun tinggal di apartemen yang sama, unit mereka bersebelahan. Sebenernya mereka juga dulu bersekolah di SMA yang sama mungkin itu yang membuat mereka semakin nempel.

Setelah itu Jaemin berjalan menuju gedung apartemennya yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat ia dan Renjun berbincang.

cekrek cekrek

Seseorang memotret tampak belakang Jaemin diam diam dari dalam mobil hitamnya.

-L U R K I N G E Y E-
karinsource

"bagaimana? kau mendapatkannya?" tanya Jeno pada anak buahnya

"dapat tuan, tetapi saya hanya dapat mengambil fotonya dari belakang" jawab anak buah tadi membuat Jeno mengangguk anggukan kepalanya

"apalagi yang kau dapat?" tanya Jeno yang sedang berkutat dengan laptopnya

"dia tinggal di apartemen L'avenue dan seperti yang tuan bilang dia bekerja menjadi kasir di supermarket sepertinya dia baru pulang kerja tadi" dia menjawab pertanyaan tuannya, Jeno.

"baiklah kau bisa pulang, bagaimana keadaan anakmu?" Jeno tau anaknya anak buah ini sedang sakit dan dirawat dirumah sakit, tidak salah bukan dia menanyakan keadaannya? karna jika keadaan anak itu belum membaik dia bisa menyuruh anak buahnya untuk pulang dan menjaga anaknya dirumah sakit, jika anak itu sudah pulih mungkin Jeno tidak akan menyuruh anak buahnya pulang sekarang.

"ah keadaannya membaik, terimakasih sudah membantu kami tuan" yeonwoo berterima kasih pada tuannya, karna Jeno sudah membantu membiayai pengobatan anaknya, jika Jeno tidak membayar biaya operasi itu mungkin sekarang anaknya sudah tiada.

"ya, kau bisa pulang lebih cepat sampai anakmu benar benar pulih" ujarnya

"terimakasih banyak tuan, terimakasih, kalau begitu saya pamit tuan"

Yeonwoo pergi meninggalkan ruangan Jeno.

"kemana saja kau Na Jaemin" Jeno melihat foto yang diambil oleh Yeonwoo tadi, ia menarik kedua sudut bibirnya saat melihat tampak belakang Jaemin. Lain kali Jeno akan menyuruh Yeonwoo untuk memotret tampak depan Jaemin juga agar bisa melihat wajah seorang Na Jaemin.

to be continued..


-L U R K I N G E Y E-
karinsource

gimana ada yang tertarik ga?

next atau unpub? komenn yaa ayoo!🤍🤍

kalau ada yang tertarik aku bakal next sih hehe✌🏻

kalau gaa....

ya tergantung aku ya mau next atau ga wkwk

dahh ayoo komen dann votee ajaa

kalau ada saran boleh komenn😘




Lurking eyes [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang