Rahasia Bagian: 6

428 87 10
                                    

Jieun memijat keningnya yang berdenyut. Kepalanya saat ini terasa sudah tidak kuat lagi menampung pikiran apapun.

"satu kali pertemuan lagi, setelah itu selesai.. " Markus memasuki ruangan dengan membawa beberapa berkas

Jieun menatap Markus kesal

"seharusnya hal-hal seperti ini bukan lagi tanggung jawab saya, kenapa saya harus ikut turun tangan? Kinerja kamu menurun ya!!!" Marah Jieun

"bukan kinerja saya yang menurun, tapi pimpinan sendiri yang menyuruh kamu untuk hadir langsung di acara pelelangan serta investasi saham" jelas Markus

Jieun mendengus sebal "kenapa bukan ayah aja yang hadir? Saya ini masih mahasiswi, bisa-bisanya kalian culik saya selama satu minggu"

"ini terakhir, setelah itu saya janji gak akan ganggu kamu dan kuliah kamu lagi" Markus masih berusaha membujuk Jieun

"besok pulangin saya ke apartemen!" perintah Jieun

"gak mau ketemu pimpinan dulu?"

"dia aja gak mau ketemu saya, jadi kenapa saya harus ketemu dia?" Jieun balik bertanya

"dia mau ketemu kamu, cuma sibuk. Makannya dia suruh kamu pulang bukan?"

Jieun tidak perduli dengan ucapan Markus, baginya apapun tentang Ayahnya hanya omong kosong.

Jieun mengalihkan pembahasan dengan melihat-lihat berkas yang dibawa Markus.

"apa yang kali inu harus kita ambil?" tanyanya sembari membuka berkas tersebut

Markus menunjuk salah satu gambar senjata api yang terlihat sangat berkelas dan mahal

"ini"

"berapa banyak saingan kita?"

"kurang lebih 10 perwakilan menginginkan benda ini juga, tapi satu yang memiliki kemungkinan paling besar menjadi lawan akhir kita"

"mereka memang menginginkan benda ini atau hanya tidak ingin kalah dari kita?" Tanya Jieun memastikan

"tidak ingin kalah dari kita" jawab Markus yakin

Jieun mengangguk paham

"saya punya strategi... "
























"jangan ganggu saya lagi malam ini, saya tidak terima perintah apapun soal kerjaan" Jieun memperingati

Saat ini baik Markus maupun Jieun, keduanya sedang berada didalam mobil menuju tempat istirahat Jieun.

"tugas kamu sudah selesai, kamu berhasil menyelesaikan perintah akhir dengan baik. Saya justru gak kepikiran untuk menipu mereka dengan barang lainnya" jawab Markus

"Markus, kamu harus lebih banyak belajar dari saya" sahut Jieun menepuk pundak pria itu

Markus selalu tertawa setiap melihat Jieun yang sedang berada dalam mode sok dewasa.

"kamu punya rumah kenapa menginap di hotel sih?"

"saya gak benar-benar punya rumah, rumah justru terasa seperti tempat eksekusi. Saya lebih baik tidur di hotel"

Bukan tanpa alasan Jieun berkata demikian. Hal ini dikarenakan dirumah Jieun ada satu ruangan yang isinya penuh dengan senjata api. Setiap memasuki rumah, Jieun selalu teringat dengan ruangan itu dan jujur saja itu membuatnya tidak tenang.

"ngomong-ngomong soal rumah, pacar kamu itu sepertinya sedang mencari tau keberadaan rumah kamu"

Mata Jieun membelalak sempurna mendengar ucapan Markus barusan, ia bahkan tidak tau harus berkomentar apa

The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang