Rahasia Bagian: 12

292 53 11
                                    

"kamu ketularan sifat pimpinan kamu itu ya?" Oceh Jieun di telfon

"Saya cuma menjalankan tugas..."

"Gak ada tugas yang dadakan! Ini bisa-bisa kalian aja memanfaatkan saya" amarah Jieun tidak ada redanya sedari tadi

Bagaimana dia tidak emosi, harusnya sore ini dia ada kuliah tapi batal lantaran harus menemui client ayahnya. Bagaimana mau lulus cepat kalau sering bolos seperti ini? Masih untung ada Suzy yang bisa di andalkan.

"Kalau bisa saya yang menemui, pasti saya yang menemui. Tapi pertemuan harus dengan pihak pertama, yaitu kamu. Dan kalian juga harus tanda tangan berkas"

"Markus, pihak pertama itu pimpinan kamu! Bukan saya"

"Iya saya tau, tapi semua aset dan kepemilikan atas nama kamu"

"Makanya saya bilang ini kalian memanfaatkan saya"

Markus hanya terdiam, tidak ada gunanya membalas perkataan Jieun jika anak itu sedang emosi. Sepertinya Jieun sedang PMS, biasanya diberi tugas dadakan juga tidak sekesal ini.

"Okay, sekarang kamu dimana? Biar saya yang pergi sama kamu" ucap Markus akhirnya

"Gausah! Saya naik taksi online"

"Mobil kamu kemana?"

"Gausah banyak tanya, saya gak mau ngobrol sama kamu!" Ucap Jieun lalu mematikan telfon

Markus adalah satu-satunya pria sabar yang bertahan di sisi Jieun. Chanyeol belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Markus.

Markus adalah definisi pria sabar sesungguhnya.

Setelah merasa cukup melampiaskan amarahnya kepada Markus, Jieun mulai menyandarkan kepalanya di mobil. Sebenarnya ia marah kepada Ayahnya, tapi selalu Markus yang jadi pelampiasan amarah Jieun.

Untung Markus sabar.

Jieun membuang pandangan ke arah jendela, harusnya sih tidak lama lagi ia sampai ke tempat tujuan.

"Loh?" Komentar Jieun heran lantaran mobil nya mengambil jalan kiri bukan lurus.

"Kalo lurus suka macet mba, saya ambil kiri biar cepet ya" sahut sang supir melirik Jieun dari spion tengah, ia sepertinya sadar akan komentar kecil Jieun

Jieun hanya mengangguk kecil.

Memang benar jalan utama sering macet, tapi kalau ambil kiri muternya cukup jauh juga. Setidaknya itulah yang ada di fikiran Jieun.

Perasaan Jieun mulai tidak enak tatkala supir kembali mengambil arah kiri di pertigaan. Harusnya mereka ambil kanan kalau mau ke lokasi tujuan.

Tapi kali ini Jieun tidak berkomentar apapun, ia hanya memasang ekspresi datar sembari mengeluarkan earphone.

Ia langsung menekan tombol 2 untuk panggilan cepat

"Ada yang mau main-main" ucap Jieun begitu telfon tersambung

"..."

"Masih di tempat kita, arah Utara. Kamu tau karena pernah pergi sama saya"

"..."

"Iya santai, kalo sendiri sih aman. Bertambah dua atau tiga juga masih belum jadi masalah, tapi kalau lebih banyak lagi saya khawatir kurang pengendalian"

Jieun sadar kalau sang supir sedang memperhatikannya dari spion, tapi ia tidak melirik sedikitpun.

Tidak lama mobil berhenti secara tiba-tiba.

"Aduh mba, mobilnya mogok" ucap Sang supir panik

"It's show time..." Bisik Jieun di telfon













The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang