Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suho tak henti hentinya menatap bingkai foto wajah kedua orang tua Seojun.
"Wajah ayah ku menyebalkan kan." Ucapan Seojun membuat lamunan Suho buyar.
"Aishh anak nakal ini benar benar kurang ajar, maaf yah Suho. Seojun anaknya memang sudah stres dari kecil, makanya dia memilih otak sedikit miring." Kata Hwasa yang baru saja keluar dari dapur setelah membereskan sisa makan malam dengan anaknya dan juga Suho.
Suho yang mendengarnya tertawa geli,ia kembali duduk di sofa milik kediaman keluarga Seojun.
"Jadi kalian berteman?."
Seojun melempar kan tatapan datar pada ibunya, pertanyaan konyol.
"Tentu saja,memang nya apa lagi Eomeoni?."
"Aku tidak bertanya padamu,aku sedang bertanya pada anak tampan yang berada di samping ku." Seojun yang mendengar nya menganga tak percaya. Menyebalkan sekali ibunya.
"Lagian pertanyaan mu konyol sekali."
"Memangnya salah kalau aku bertanya seperti itu?."
"Tentu saja salah."
"Apanya yang salah bodoh."
Suho hanya bisa diam memerhatikan Seojun dan ibunya sedang beradu mulut,jika di perhatikan Seojun memiliki sifat yang sangat mirip dengan Hwasa. Ibu Seojun.
Hwasa memegang pundak Suho, suaranya sedikit berbisik "Yakin kau teman nya Seojun?."
Suho menggeleng dengan senyuman jail, Hwasa melotot dengan tawa yang ia tahan.
"Lalu apa hubungan mu?." Bisik Hwasa pada Suho.
Suho membalas bisikan Hwasa "Calon kekasih Seojun, apakah kau mengizinkan ku untuk menjaga anak mu?." Hwasa mengangguk dengan cepat.
"Tentu saja aku mengizinkan mu!."
"Jinjja?!."
"Neaaa."
Seojun berdecak frustasi melihat dua orang yang saling berbisik satu sama lain, terlihat seperti orang bodoh.
"Aku tidur duluan,byeeee. Silahkan kalian berdua bisik bisik seperti orang bodoh sampai pagi,aku tidak perduli." Seojun beranjak dari duduknya dan pergi.
