Aku terbangun saat Younghoon sudah berangkat bekerja, rambut kusut dan leher yang masih sakit. Kuambil ponsel untuk menelepon Jahe, menyuruhnya melunasi tagihan-tagihan Younghoon.
"Kamu memutuskan tinggal dengannya? Kenapa bukan aku?" ucapnya di seberang seolah marah.
"Hey, aku sedang serius. Ada info lagi tentang sepupuku?" tukasku serius.
"Emm, yaaah.. Ada, bagaimana dengan semalam? Kamu berhasil bertemu si dempul lampir?" tanya Jahe balik.
"Iya, dia hampir memenggalku. Kabar baru, dia memakai kalung Matillo." infoku.
"Wow, bagus, dia tidak akan bisa kemana-mana selama seminggu karena sinar bulan." sahut Jahe penuh semangat.
"Beritahu aku tentang sepupuku." desakku tak sabaran.
"Baik, baik... Aku tidak tau dia wajahnya bagaimana, tapi ia bekerja di salah satu perusahaan penerbitan. Kamu bisa cari dia dengan lebih cepat sekarang. Aku pergi dulu, bye~"
Tut
Ah, leherku masih sakit walau tenagaku hampir pulih. Karena penasaran se-miskin apa Younghoon ini, aku melihat sekeliling. Di meja bar dekat dapur sudah tersaji susu dan bubur, dia meninggalkan secarik kertas di dekat gelas.
Makanlah, nanti akan kubawakan sesuatu yang enak.
Apa dia bersikap begini pada semua tamunya? Wow— tapi mengingat tempat tinggalnya yang seperti ini.
Satu kata, melarat. Seorang pengacara miskin.
Akan jauh lebih baik dia pindah darisini, tunggu— apa barusan aku merasa simpati? Hentikan!! Lebih baik aku mencari sepupuku.
.
.Kalian tau kenapa aku harus mencari sepupu ku? Karena kami keluarga, dan apa sih yang lebih berharga di dunia ini selain keluargamu sendiri? Selain itu, jika legenda vampir ungu benar adanya, dia harusnya sudah berusia 500 tahun. Hal itulah yang tertulis di catatan tua peninggalan ayah dan ibu— buku usang yang menjadi pedomanku selama ini.
Akhirnya aku berhasil masuk ke salah satu lantai gedung kantor penerbit dimana para pekerja nya sedang istirahat makan siang, ini tempat yang tepat bukan?
Oh— ada satu orang yang masih berkutat dengan kertas arsip, aku mengendap-endap ke arahnya dan membekap nya dengan sapu tangan, tak sampai semenit dan ia sudah lemas. Tenang— aku memakai bius yang tidak berbahaya. Segera kupasang mata ke layar monitor, hingga...
Pyarrr
Seseorang menerobos masuk kemari dengan memecahkan jendela kaca, tanpa sempat aku menyentuh keyboard, tanganku ditarik keras olehnya keluar lewat lubang yang sama.
"Onion!! Kita harus pergi!"
"Apa-apaan!!"
Dengan kekuatan vampir, kami sampai di rooftop sebuah gedung. Setelah Jahe merusak fasilitas gedung itu, bagaimana aku bisa tidak ikut kabur dengannya?
"Jahe, kamu tau aku sedang mencari-"
"Sepupumu! Aku tau!"
Hening, aku menatapnya bingung sekaligus kesal. Sementara Jahe nampak gusar mondar-mandir sambil menjambak rambutnya frustasi. Kulit pucat kekurangan melanin kami memantulkan cahaya matahari— hal yang akan dianggap abnormal oleh manusia.
"Kamu diincar VSC."
"HAH?"
VSC? Kenapa mereka memburuku? Aku tidak melakukan kejahatan bentuk apapun. Mereka adalah badan pemerintah yang mengendalikan semua kegiatan non-human, termasuk menghukum yang bersalah dengan cara yang tidak manusiawi. Tentu saja, kami bukan manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuyang In Disgust
FantasyPernah terpikir bagaimana rasanya serumah dengan manusia? Maksudku, jika kamu seorang vampir. Apalagi manusia ambyar yang sering putus cinta. Tentunya, mengerikan jika tanpa susu. Seriusan, vampir minum protein hewani untuk menekan naluri haus darah...